Chereads / Daisy Chain / Chapter 38 - Hokkaido

Chapter 38 - Hokkaido

Setelah selesai membeli novel di toko buku, Daisy mampir ke minimarket terlebih dahulu untuk membeli beberapa cemilan dan kebutuhan dapur yang stoknya sudah habis.

Karena minimarket nya sedang ramai jadi Daisy harus mengantri untuk bayar di kasir. Saat gilirannya tiba Daisy langsung mengangkat keranjang belanjaannya ke meja kasir.

Setelah selesai membayar semua belanjaannya, Daisy berjalan keluar minimarket lalu menuju ke parkiran sambil mengambil ice cream rasa vanilla yang tadi ia beli.

Saat ingin membuka pintu mobilnya, tak sengaja ekor mata Daisy melihat seseorang yang ia kenal. Untuk mempertajam penglihatannya, Daisy mencoba menyipitkan kedua matanya dan kaget saat mengetahui siapa yang ia lihat.

"Itu kan tante Hilda," ucap Daisy.

Daisy memutuskan untuk menghampiri Hilda yang sedang berdiri di depan toko roti yang letaknya tepat didepan minimarket yang Daisy kunjungi.

Sebelum menghampiri Hilda, Daisy memasukkan barang belanjaannya kedalam mobil dan meletakkannya di kursi belakang.

Lalu Daisy menutup pintu mobil dan menyebrang jalanan sambil tangan satunya ia rentangkan untuk memberi syarat kepada pengemudi untuk mengurangi kecepatan atau berhenti.

Hilda juga melihat Daisy yang sedang menyebrangi jalan. "Daisy?" panggil Hilda saat Daisy sudah menyebrangi jalan.

"Halo tante," sapa Daisy.

"Kamu kok bisa ada disini?" tanya Hilda sambil memegang bahu Daisy dengan tangan kirinya.

"Daisy abis dari minimarket itu." Daisy menunjuk minimarket yang berada di sebrang jalan.

"Tante Hilda abis beli roti?" tanya Daisy saat melihat Hilda yang menenteng kantong plastik berisi roti.

"Iya, soalnya Om Arya lagi kepengen makan roti," jawab Hilda sambil tersenyum.

"Terus ante kenapa berdiri disini?" tanya Daisy.

"Ini tante lagi nungguin supir tapi udah dari tadi supirnya kok belum dateng juga." Hilda memperhatikan kanan kiri.

"Yaudah gimana kalo Daisy aja yang anterin tante, kebetulan Daisy lagi bawa mobil." Daisy menawari bantuan kepada Hilda.

"Bener nih gak apa-apa? nanti takutnya tante malah ngerepotin kamu lagi," tanya Hilda.

"Malahan Daisy tuh seneng banget kalo tante mau pulang bareng sama Daisy," ucap Daisy dengan senangnya.

"Yaudah sini biar Daisy aja yang bawain belanjaan tante Hilda." Daisy mengambil alih barang bawaan Hilda, lalu menyebrang bersama dan meletakkan belanjaan Hilda di kursi belakang bersamaan dengan barang belanjaan miliknya.

Dalam perjalanan Hilda dan Daisy selalu berbagi cerita, kadang mereka berdua menceritakan kekonyolan yang dialami oleh Rian hingga membuat mereka berdua tidak berhenti untuk tertawa.

"Tapi tante, kira-kira Rian masih takut gak yaa kalo ketemu sama ondel-ondel?" tanya Daisy.

"Kayanya sih udah enggak,soalnya kan dulu kecil Rian ngiranya kalo ondel-ondel itu monster tapi kayanya kalo sekarang dia udah sadar kalo itu bukan monster," jawab Hilda.

"Coba aja Daisy ada pas kejadian itu, pasti Daisy bakalan ketawa paling kenceng sih," ucap Daisy yang kembali tertawa.

"Kamu pasti ketawa paling kenceng terus Rian semakin menjadi nangisnya," ucap Hilda yang ikut tertawa bersama Daisy.

"Aduh Daisy jadi gak bisa berhenti ketawa nih gara-gara ngebayangin Rian nangis," ucap Daisy dengan sisa-sisa ketawanya.

Dalam hati Hilda. "Untung aja Daisy gak merasa kalo dia inget sama kejadian itu, kalo Daisy bisa sampe inget."

Hilda membuang napasnya. "Aku benar-benar minta maaf banget sama kamu Rani."

Yaa mungkin Hilda akan meminta maaf kepada Rani karena sudah mengembalikan ingatan Daisy.

Sebenarnya hal itu harusnya menjadi hal terbahagia bagi semua keluarga tapi tidak dengan keluarga Daisy.

Karena hampir semua keseluruhan ingatan Daisy diisi oleh kenangan-kenangan pahit yang memang seharusnya tidak untuk diingat, apalagi jika sampai diingat itu akan membawa pengaruh buruk untuk Daisy.

"Udah sampe nih tante," ucap Daisy sambil memberhentikan mobilnya di depan rumah Rian.

"Wah tante sampe gak sadar kalo udah nyampe di depan rumah," ucap Hilda sambil melepaskan sabuk pengamannya.

"Mungkin tante keasikan ngobrol sama aku jadi sampe gak sadar kalo udah di depan rumah," seru Daisy.

Daisy mengeluarkan barang bawaan Hilda dari dalam mobilnya. Lalu menutup kembali pintu mobil bagian belakang.

"Nih tante," Daisy memberikan kantong belanjaan ke tangan Hilda.

"Terima kasih..." Ucap Hilda yang dijawab dengan ramah oleh Daisy.

"Oh iya, mampir dulu yuk ke rumah tante, soalnya Tante lagi mau bikin kue buat Rian. Sekalian kamu bantuin Tante biar kamu tau cara buat kue kesukaan Rian," ajak Hilda yang tentu saja mana mungkin Daisy melewatkan kesempatan emas ini.

"Boleh deh tante." Daisy mengiyakan ajakan dari Hilda.

"Kalo gitu kamu parkir mobilnya di teras rumah ya terus nanti kamu langsung ke dapur aja soalnya tante mau ganti baju dulu," ucap Hilda yang setelah itu pergi masuk kedalam rumahnya sementara Daisy memarkirkan mobilnya di teras rumah Rian.

Setelah memarkirkan mobilnya, Daisy masuk kedalam rumah Rian lalu menuju ke dapur. Saat di dapur Daisy melihat kantong plastik berisi roti yang dibeli oleh Hilda

Dengan inisiatif, Daisy mengambil piring yang ukurannya lumayan besar lalu menyusun roti itu di atas piring.

Tak lama kemudian Hilda datang dengan menggunakan pakaian yang lebih santai dibandingkan dengan yang sebelumnya.

Tanpa berlama-lama Daisy dan Hilda memulai untuk membuat kue kesukaan Rian. "Tante, kenapa gak beli Hokkaido di toko roti?" Tanya Daisy sambil memasukkan susu, gula pasir dan ragi kedalam mangkuk mixer.

"Di toko roti langganan tante lagi kosong jadi tante buat aja Hokkaido sendiri," jawab Hilda sambil memberikan tepung terigu berprotein tinggi kepada Daisy.

Hokkaido Jepang milk bread atau milk Bun adalah roti sobek lembut dan memiliki rasa susu yang sangat kuat.

Rian sangat menyukai roti sobek ini. Karena Rian tidak begitu suka rasa coklat ataupun rasa keju. Berbeda dengan Daisy yang seorang maniak keju.

Setelah itu Daisy mengaduk bahan-bahan tersebut menggunakan mixer hingga bergumpal-gumpal, Hilda menyuruh Daisy untuk menambahkan butter dan garam halus. Habis itu diaduk kembali menggunakan mixer hingga Kalis.

Dan bulatkan adonannya lalu diamkan selama 15 menit. Setelah 15 menit Hilda mengempiskan adonannya dan dibagi menjadi delapan bagian sama rata yang dibantu oleh Daisy.

Sehabis itu di bulatkan lalu ditaruh kedalam loyang yang sudah diolesi mentega dan dialasi dengan baking paper oleh Daisy.

Lalu Hilda menyuruh Daisy untuk menunggu adonannya selama 1 jam atau hingga mengembang 2 kali lipat.

Setelah itu Hilda menaburkan tepung terigu diatas adonannya dengan bantuan saringan. Kemudian Hilda memasukan loyang kedalam oven dengan suhu 180°C, selama 15 menit.

Daisy sama sekali tidak menyangka saat melihat Hokkaido buatannya yang dibantu oleh Hilda akhirnya jadi.

Dan ternyata ia bisa bikin kue, apa lagi ini kue kesukaan Rian. Daisy sekarang benar-benar merasa bangga.

Sepertinya Daisy sedang berpikir untuk menunjukkan skillnya di depan Dony yang mana kakaknya itu akan menjadi calon chef.