Chereads / Daisy Chain / Chapter 14 - Murid pindahan

Chapter 14 - Murid pindahan

Daisy dan Ella habis dari kantin untuk sarapan karena tadi Daisy tidak sempat sarapan di rumah begitupun dengan Ella, pasti kalian taulah ya walaupun di rumah Ella memiliki ART tapi Ella malas sarapan di rumahnya.

Sepanjang koridor banyak sekali murid yang membicarakan bahwa ada murid pindahan, tak hanya di Koridor saja di kantin juga banyak sekali yang membicarakan murid pindahan itu.

"Kira-kira murid pindahan nya cewek apa cowok ya?" tanya Ella kepada Daisy.

"I don't now," ucap Daisy. Karena Daisy malas mengira-ngira nanti juga toh bakal ada jawabannya.

"Ahk lo mah gak asik Daisy," ucap Ella sambil mengeluarkan permen nya dan memasukan nya kembali.

"Daisy!" panggil Rian sambil sedikit berlari. Daisy dan Ella pun menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat siapa yang memanggil Daisy.

Daisy yang tau kalau yang memanggilnya barusan adalah Rian langsung melangkahkan kakinya cepat. Karena Daisy sedang malas berurusan dengan ketos nyebelin di pagi hari yang cerah ini.

"Eh, eh, eh, Daisy tungguin gue dong," Ella yang ikut melangkahkan kakinya dengan cepat.

"Lo kenapa sih kok malah kabur di panggil kak Rian? padahal ya kalo ngeliatin lo berantem sama kak Rian itu seru banget!" Ella yang memainkan permen batangan nya di udara.

"Seru ya?" tanya Daisy yang di anggukkan oleh Ella sambil tersenyum.

"Nanti pelajaran Fisika sama Kimia gak gue kasih contek!" Daisy yang langsung masuk ke kelasnya. Sementara senyuman Ella memudar setelah mendengar ucapan Daisy.

"Daisy jangan gitu dong!" Ella yang menyusul Daisy ke kelas. Ella tak rela jika dirinya tidak di kasih contek pelajaran Kimia dan Fisika.

Karena bel sudah berbunyi Rian mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan Daisy. Lagi juga Daisy saat di panggil oleh dirinya malah menjauh.

* * * *

"Selamat pagi anak-anak," ucap Bu Karlina wali kelas 10-A.

"Selamat pagi bu!" seru semua murid yang berada di dalam kelas dengan penuh semangat. Kan sekarang hari senin jadi di awali dengan semangat yang membara.

"Hari ini di kelas kita kedatangan murid baru," ucap Bu Karlina.

"Mari masuk." Bu Karlina menyuruh murid baru tersebut masuk.

Semua murid langsung berisik dan membicarakan murid baru tersebut. Seperti apa nanti murid barunya, Cewek atau cowok, cantik atau ganteng, pintar atau bodoh, orang kaya atau biasa saja, baik atau jahat, culun atau tidak. Seperti itulah yang mereka bicarakan.

Setelah murid baru tersebut masuk semua mata tertuju pada murid itu. Perawakan murid baru tersebut lebih sedikit tinggi di banding Daisy, otomatis lebih tinggi dari semua murid yang ada di kelas ini, karena sebelumnya murid yang paling tinggi di pegangan oleh Daisy tapi sepertinya sekarang sudah berpindah kepada murid baru tersebut. Tak hanya tinggi murid itu juga memiliki rambut panjang berwana hitam.

"Silahkan perkenalkan nama kamu," suruh Bu Karlina.

"Perkenalkan nama gue Riska Arallia, kalian biasa panggil gue Riska. oh iya semoga kita bisa berteman baik." Riska yang memperkenalkan dirinya di depan kelas dengan menyebarkan senyuman.

"Riska silahkan kamu duduk di belakang bangku Daisy dan Ella," ucap Bu Karlina sambil menunjuk bangku tersebut. Riska juga mengikuti arah yang di tunjukan oleh Bu Karlina.

"Baik Bu." Riska yang langsung duduk di belakang Daisy dan Ella.

"Baik. karena sekarang bukan pelajaran ibu, ibu akan balik lagi ke kantor dan nanti akan ada Pak Karto guru Kimia yang akan mengajari kalian," ucap Bu Karlina setelah itu pergi meninggalkan kelas.

Karena Bu Karlina pergi akhirnya semua murid kembali melanjutkan aktivitasnya seperti bercanda, makan di kelas, bergosip ria dan ada beberapa yang berkenalan dengan Riska dan Riska menyambut perkenalan mereka dengan baik.

"Hey, lo yang namanya Daisy sama Ella kan?" tanya Riska yang di anggukkan oleh Daisy dan Ella.

"Salam kenal ya," ucap Riska sambil mengulurkan tangan nya kepada Daisy. Daisy membalas jabatan tangan Riska begitupun dengan Ella.

"Nanti kita ke kantin bareng gimana?" Ella yang menyarankan untuk ke kantin bersama-sama.

"Boleh," ucap Riska, sementara Daisy hanya menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan saran dari Ella.

Tak lama kemudian Pak Karto datang untuk mengajarkan pelajaran pertama yaitu Kimia. Semua murid kembali duduk ke tempatnya masing-masing dan KBM di mulai.

* * * *

Sekarang Daisy, Ella dan Riska sedang ada di kantin bersama Rian, Bobby, Denta dan Galang. Riska mudah bergaul dan bisa menyesuaikan dirinya dengan yang lain jadi suasana tidak semakin awkward.

Namun saat mereka semua sedang asyik nya bercerita sambil tertawa, tiba-tiba ada Irene, Maudi dan Stella yang menghampiri mereka semua terkhusus Rian.

"Hai Rian. lagi apa?" Irene yang memegang pundak Rian. Sementara Rian yang merasa risih langsung bangun dari duduknya dan menjauhkan tangan Irene dari dirinya.

"Jangan pernah sentuh gue pake tangan kotor lo!" Rian yang memperingati Irene.

"Rian, kok kamu gitu sih?" Irene yang memegang tangan Rian dan menyandarkan kepalanya di bahu Rian.

"Udah gue bilang jangan sentuh gue pake tangan kotor lo itu!" Rian yang langsung melepaskan tangan Irene dari tangannya dan pergi dari hadapan Irene dan juga yang lainnya dengan raut wajah kesal.

Irene yang melihat kepergian Rian langsung memanggil Rian tapi sayangnya Rian tidak menanggapi panggilan Irene. Karena Irene kesal Irene langsung memarahi Daisy.

"Ini semua gara-gara lo Daisy!" murka Irene.

"Gue?" tanya Daisy sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya! ini semua gara-gara lo!" Irene yang mengiyakan pertanyaan Daisy dan mengepal tangannya kuat-kuat.

"Gara-gara lo Rian jadi benci sama gue, gara-gara lo Rian ogah deket-deket sama gue lagi dan lo udah buat gue malu di depan semua murid!" Irene yang menatap wajah Daisy dengan amarah yang menggebu-gebu.

"Woy! Rian benci sama lo ya karena sifat lo yang udah kaya nenek lampir." Ella yang membela Daisy.

"Rian ogah deket-deket sama lo kan emang udah dari jaman baheula keles!" Galang yang membenarkan ucapan Irene yang salah.

"Dan yang ngebuat lo malu di depan murid itu ya diri lo sendiri!" Bobby yang juga ikut membela Daisy. Sementara Daisy hanya diam saja. Karena tidak ada minat untuk melayani perlakuan Irene. Namun Riska hanya melihat perdebatan ini karena kan Riska murid baru dan ia belum tau betul tentang semua yang ada di sekolah ini.

Irene semakin merasa emosi kepada Daisy dan yang lainnya juga karena mereka semua membela Daisy, tidak ada satupun yang berada di pihaknya. Karena kesal Irene pergi dari hadapan mereka semua dengan mata yang terlihat berapi-api, disusul oleh Maudi dan Stella.