Setelah hampir 4 hari Kiara ditinggal oleh Darren dinas Kesurabaya Kiara lebih sering berlama-lama dikampus paling tidak ada teman-teman kuliahnya yang bisa melupakan sebentar kerinduannya pada seorang Darren.
"Ra," Seseorang memanggil Kiara yang sedang mengobrol dengan Rika dan yang lainnya. Kiara menolehkan kepalanya pada sipemilik suara.
"Hai ka," Kiara tersenyum membalas panggilan sipemilik suara.
"Besok kamu bisa temenin aku, Papahku mau memberikan sponsor tapi dia ingin bagian sponsornya yang menjelaskan," Rivan rupanya yang memanggil Kiara.
"Tapi aku sama Rika ya ka soalnya aku gak tau jalan ," Kiara sebenarnya malas apalagi dia tahunkalau sebenarnya Rivan menyukainya.
"Atau kamu aku jemput kerumah bagaimana?" Rivan berusaha untuk bisa pergi berduaan saja dengan Kania.
"Maaf kak Besok aku ada perlu dulu baru bisa kekantor Papahnya Ka Rivan," Kania tetap mencari cara agar dia bisa mengajak Rika, Dia tidak ingin memberi harapan pada m Rivan dan dia tidak mungkin menolak karena ini urusannya dengan kegiatan kampus.
"Ya sudah nanti aku sharelock ya sebelum jam dua belas aku sudah disana," Rivan lalu pamit dan meninggalkan Kania bersama teman-temannya ada wajah kecewa pada Rivan.
"Gue kurang apa Ra, Sehebat apa sih cowok lu sampai lu berusaha untuk menghindar banget dari gue," Rivan berkata dalam hati tanpa disadari dia menabrak Lia.
"Lu kenapa si Van? Jalan itu jangan ngelamun untuk gue yang lu tabrak coba kalau si Dona apa lu kagak mental," Lia mengambil bukunya yang terjatuh karena ditabrak Rivan.
"Sorry Li gue jagak liat," Rivan membantu Lia yang barangnya berserakan karena ditabrak olehnya.
"Emang lu kenapa si ngelamun ampe segitunya?" Lia memperhatikan sahabatnya yang tampak sedang kesal.
"Lu pasti ngajak kekantin Kiara terus lu ditolak dianya kagak mau," tebak Lia.
"Bukan gue ngajak dia kekantor Papah buat minta sumbangan eh dia malah ngajak temennya, padahal gue bilang gue jemput kerumah karena gue tau dia besok gak ada mata kuliah tapi dia bilang dia besok pagi-pagi ada perlu jadi nanti langsung kekantor bokap gue, gitu katanya," Lia terdiam mendengar perkataan Rivan harusnya lu salah lu langsung kerumah jemput dia, nah baru lu ajak dia kekantor bokap lu buat minta dia jelasin soal program acara," Rivan hanya menggaruk kepalanya lalu mengusap kepalanya dengan kasar.
"Udah masih banya jalan menuju Roma dan sebelum janur melengkung lu masih punya kesempatan apalagi lu tajir melintir," Lia memberi semangat sahabatnya.
***
Pagi hari Kania sudah bersiap untuk pergi keluar hari ini dia tidak kuliah namun dia sudah janji akan mengantar Ibu Rika kerumah sakit untuk kontrol khawatir terlambat walaupun Rendy kakaknya bekerja disana sebagai dokter tetap saja dia tidak ingin terlambat.
"Ka aku berangkat dulu yah," Kiara mengetuk kamar kakaknya yang sedang bersiap untuk kekantor.
"Iya hati-hati Ra," kiara lalu menuju garasi rumahnyavdan menjalankan mobilnya menuju rumah Rika. dari kejauh sebuah mobik berwarna hitam mengikuti Kiara dari kejauhan.
"Sepertinya dia tidak berbohong mau keman dia sepagi ini?" Rivan rupanya yang mengintai Kiara dari kejauhan.
Sementara Kiara yang tidak tahu mobilnya diikuti terus menjalankan kendaraannya dengan kecepatan sedang menuju kerumah Rika.
"Assalamualaikum," Kiara mengucapkan salam ketika dia sudah turun dari mobil dan masuk kedalam pagar rumah sederhana didepannya, Rika adalah teman dekat Kiara walaupun hidup sederhana dari hasil pensiun ayahnya yang sudah tiada Rika bisa kuliah karena mendapatkan beasiswa Rika merupakan salah satu lulusan terbaik dikotanya waktu SMA.
"Waalaikum salam Ra, Ayo masuk. Maaf ya aku jadi ngerepotin kamu," Kiara lalu masuk kedalam rumah disana sudah ada ibu Rika yang sedang duduk sudah berpakaian rapih.
"Jadi merepotkan ya nak," suara lemah dari ibu Rika membuat Kiara merasa terenyuh, Kiara memang tidak tau rasanya memiliki ibu dia dibesarkan ileh ayah dan kakak-kakaknya dengan kasih sayamg.
"Tidak kok bu kebutulan Kakak saya Dokter disana jadi tidak ada salahnya berobat disana namanya juga usaha bu," Kania dan Rika membantu ibunya untuk berjalan menuju rumah sakit yang sebetulanya 50 % Sahamnya adalah milik Indra. namun karena Rendy belum cukup berpengalaman maka pengelolaan management tumah sakit dilakukan oleh sahabat Indra yang juga seorang dokter. Indra mendirikan rumahbsakit itu dikarena dia dulu tidak bisa menolong istrinya yang menyebabkan kematian karena ruang IGD yang padat akibat waktu itu ada kecelakann beruntun yang menyebabkan banyak korban berjatuhan dan tumah sakit itu tidak bisa menampung secara keseluruhan para korban kecelakaan tersebut.
setelah sampai di rumah sakit Kania langsung menelepon Rendy yang memang sedang bertugas.
"Silahkan masuk Mba, "Perawat itu masuk keruanga Rendy adalah dokter muda dengan prestasi yang sangat bisa dibanggakan.
"Setelag mengobrol dan mendiaknosa penyakit ibunya Rika , Rendy menyerahkan kertas untuk pengantar ke laboratorium dan memberikan resep untuk diminum untuk mengurangi batuk jika malam hari.
Randy memeriksa ibu Rika sangat teliti dia juga memberikan surat pengantar kebagian rontgen
"Nanti kalau hasil nya sudah keluar bisa diwakilkan oleh siapa saja ibunya tidak usah datang, istirahat saja dirumah nanti setelah saya bacakan hasil saya baru bisa mengambil tindakan lanjut ya bu, Ada yang mau ditanyakan bu, mba?" Rendy menatap Rika sebentar.
"Jadi untuk saat ini yang ibu butuhkan hanya istirahat cukup dan berjemur saja ya dok ?" Rika bertanya agar penjelasan dikter tidak dia salah pahami.
"iya betul ibu biasanya kalau malam sulit tidur tidak?" Ibu Rika hanya menganggukan kepalanya.
"Nanti saya resepkan obat tidurnya juga diminum cukup sekali ya bu tapi kalau nanti ada yang dirasa segera kabari Kiara nanti dia akan sampaikan kesaya," Ibu hanya menganggukan kepalanya.
"Ini resepnya jangan lupa habis ini langsung kelab kemudian kebagian rontgen ya," Rendy memerintahkan suster jaga diluar untuk membantu pengurusan administrasi.
setelah hampir 3 jam dirumah sakit dan selesai melakukan rontgen dan cek darah di lab mereka lalu meninggalkan rumah sakit karena hasil lab dan rontgen akan jadi dua hari lagi dan itu berarti Kiara akan mengantar Rika untuk kerumah sakit mengambil hasilnya dan menyerahankan kepada rendy untuk dibacakan.
setelah menempuh perjalan selama 45 menit akhirnya mereka tina diruma Rika setelah menitipkan ibunya pada adik ibunya yang rumahnya tidak jauh dari rumah Rika. Mereka lalu berangkat menuju perusahaa Ayahnya Rivan, Jam 12 kurang seperapat mereka sampai ternyata Rivan tidak mengajakanya langsung keruangan ayahnya dengan alasan jam istirahat dan ayahnya belum kembali dari tempat meeting, Kiara yang memang kelaparan akhirnys mengajak Rika untuk makan dulu.
"Mba disini ada kantin?" Tanya Kiara ramah pada petugas resepsionis.
"Ada mba dilantai 4 disana banyak aneka makanan yang bisa dipilih mba," Tesepsionis itu lalu memberikan kartu akses untuk naik kelantai 4. Rika dan Kiara bergegas masuk kedalam lift sementara Rivan masih terpaku karena kebodohannya ternyata didalam gedung sendiri ada tempat makan dengn aneka macan makanan yan cukup beraneka ragam.