Chereads / Her Sweet Breath / Chapter 1 - PROLOG

Her Sweet Breath

🇮🇩KeySiswanto
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 53k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - PROLOG

dengan berat aku membuka mataku secara perlahan. Sinar mentari pagi yang menerobros melalui jendela kamar berhasil membuatku menyipitkan mata untuk beradaptasi dengan cahaya terangnya. Sosok wanita tertidur dengan nyenyak di sampingku dengan selimut putih menutupi hampir seluruh tubuh telanjangnya yang menyisakkan pundak berwarna kuning langsat dan wajah yang tertutup helaian rambut gelombangnya. Aku menghela napas panjang menatap wanita disampingku.

Dia bukan Chika-ku batinku berkata pedih. Aku menutup mataku mengingat kembali sorot mata dan senyumannya yang selalu ia tunjukkan setiap kali aku membuka mata di pagi hari saat itu. Aku membuka mataku, meraih ponsel yang aku letakan di nakas dan mencari nomor seseorang untuk menghubunginya.

"30 menit lagi jemput aku di lobi hotel biasanya," perintahku kepada seseorang di seberang sesaat ia mengangkat panggilanku.

Dengan pelan aku menarik lenganku yang dijadikan tindihan oleh wanita di sampingku, berjalan menuju kamar mandi dan dengan cepat membersihkan diriku dari aromanya yang menjijikan. Tanpa membangunkan wanita yang masih tertidur pulas di atas kasur King Size, aku berjalan pergi meninggalkannya setelah menggenakan setelan jas yang sudah disiapkan oleh pelayan hotel sebelumnya.

"Jadi bagaimana dengan Chika ini?" tanya Rekka seketika saat berjalan di sampingku keluar dari lobi hotel menuju mobil hitam yang terparkir di depan.

"Tentu saja bukan Chika yang aku cari. Aromanya menjijikan seperti wanita murahan." cibirku yang langsung masuk kedalam mobil. Rekka membantu menutup pintu mobil di sisiku dan berjalan di sisi pintu samping dan duduk langsung disampingku.

"Jangan pernah perkenalkan padaku Chika murahan seperti itu lagi," kataku kesal yang dibalas seringai di sudut bibirnya. "Cepat Jalan!" perintahku kepada sopir yang sudah siap memegang kemudinya. Pagi itu aku menatap kosong pada jendela sampingku tanpa memperdulikan Rekka yang berbicara panjang lebar membacakan semua jadwalku. Hari ini sudah genap delapan tahun aku kehilangannya.

'Aku pasti akan menemukanmu dan menepati janjiku meski aku harus menjual diriku pada iblis sekalipun.'