Chereads / CLASH OF THE CLANS / Chapter 3 - Part 3

Chapter 3 - Part 3

Ini sudah pukul sepuluh malam dan Berly yakin bahwa lorong-lorong kamar ini sudah sepi.

Dia harus segera menuntaskan rasa keingintahuannya, semua rangkaian pertanyaan telah berkecamuk di pikirannya. Dia akan mencari Mr. Carl, karena hanya Mr. Carl lah yang mengerti tentang apa yang dia rasakan.

Berly berjalan menyusuri lorong-lorong gelap menuju ruang para pengajar, karena tak ingin kepakan sayapnya terdengar maka dia berjalan bertelanjang kaki melewati satu per satu ruangan pengajar dan dia melihat lampu ruangan Mr. Carl masih menyala.

Betapa Dewi Fortuna berpihak padanya. Berly mencium aroma itu, aroma yang sama seperti tadi siang yaitu aroma peppermint yang segar. Wanginya semakin strong saat dia mendekat ke ruangan Mr. Carl.

Tok

Tok

Tok

"Mr. Carl" lirihnya.

Seseorang menyibak gorden dan menatapnya sekilas lalu pintu terbuka sedikit dan Berly segera melangkah masuk.

"Maafkan saya Princess, ada perlu apa sampai malam-malam begini kemari? Apa ada sesuatu yang genting?"

Berly masih saja sibuk dengan indera penciumannya. Aroma peppermint ini sangat menyegarkan pikirannya.

"Mr. Carl, apa kau menggunakan wewangian?"

"Tidak Princess, ada apa?"

"Aku mencium bau ahh lebih tepatnya wangi, wangi yang segar. Aroma peppermint yang sama seperti tadi siang saat aku berburu."

Kening Mr. Carl berkerut seperti sedang mengingat sesuatu.

"Oh ya dan juga akhir-akhir ini ada suara di kepalaku yang mengganggu setiap malam"

"Princess, apakah kau tau tentang mate?"

"Ya, aku tau. Mate adalah belahan jiwa Mr. Carl aku sudah mempelajarinya."

"Ijinkan saya menjelaskannya. Mate adalah belahan jiwa atau jodoh yang di takdirkan moongoddes untuk menemani sampai akhir hayat. Hanya satu mate, tidak ada mate kedua atau ketiga dan jika kita tidak bisa menjaganya maka hati dan jiwa akan tersiksa kecuali jika kita belum menemukannya."

Berly menghangatkan dirinya dengan duduk di dekat perapian sambil menyeruput minuman hangat di tangannya.

"Lalu?"

"Lalu, bagaimana cara mengetahui bahwa seseorang adalah takdir cinta kita? Yaitu dengan aroma. Aroma yang hanya indera penciuman kita sendiri yang bisa merasakan."

Mr. Carl tersenyum menatap Princess cantik anggun nan mempesona serta tak kenal ampun itu.

"Seperti kau yang mencium aroma peppermint padahal saya tidak mencium apa-apa." sambung Mr. Carl.

"Jadi maksudnya mate-ku ada di ruangan ini? Begitu?"

"Kalau kau masih mencium aromanya, berarti iya."

Memang benar, aroma itu tidak pudar sedikit pun. Aku pun sudah mengedarkan pandangan tetapi tidak satupun terdeteksi olehku. Hingga aku melihat siluet dari keremangan cahaya di seberang sana. Tubuhnya tegap, tinggi dan sebuah jubah lebar menghiasi langkahnya.

"Hormat saya, Princess Berly. Suatu kehormatan bagi saya bisa bertemu langsung dengan anak dari King Clan Cynuria dan Ibu seorang Demigod."

Lelaki tampan itu mencium punggung tangan Berly. Tampan sekali. Hidung yang mancung, bibir yang berisi dan seksi, rahang yang terpahat sempurna serta mata itu, mata biru gelap yang mempesona. Ahh. Berly terpana.

"Apakah kau?"

"Ya, saya adalah orang yang memanggil anda di sungai tadi siang. Perkenalkan nama saya Gavriil."

"Gavriil?" rasanya nama yang tidak asing bagi Berly tapi dia lupa di mana dia pernah mendengarnya. Astaga pelajaran Clans.

"Apakah anda Prince Gavriil? Putra mahkota kerajaan Ionia?"

Lelaki itu mengangguk tersenyum dan pandangan matanya membuat meleleh kaum wanita.

"Ya ampun, hormat saya Yang Mulia."

Berly merendahkan diri serendah-rendahnya mengingat siapa yang ada di hadapannya adalah anak dari Raja semua Clan di negara itu.

Ehmmmm

Mr. Carl berdehem mengalihkan pandangan dua orang yang sedang bertatapan itu kemudian dia menunjuk ke arah jam yang sudah menunjukkan waktu hampir tengah malam.

"Carl, apa boleh aku mengajak muridmu keluar sebentar?"

"Tapi Yang Mulia..."

"Tidak apa, aku menjaminnya."

Hay hay gays terima kasih sudah mampir di cerita aku, jangan lupa follow akun aku supaya selalu dapat notif update dan jangan lupa like komentar yah. terima kasih.