Sore yang cerah,,,
Cuaca sangat bersahabat dengan senyuman laki-laki itu, hari ini adalah jadwal nya mengajar les murid kesayangan nya. Entah untuk keberapa kali nya senyuman itu terbit dari wajah tampan nya.
"Ma, Arnand pamit dulu ya. " Ya, dia Arnand yang sedang perpamitan kepada sang mama tercinta. Wanita paruh baya yang masih sangat cantik itu hanya tersenyum hangat menyambut tangan sang putra nya.
"Salam buat mantu. " Bisik mama nya sambil tersenyum bermaksud menggoda anak nya. Arnand hanya mengangguk antusias, seakan-akan membenarkan perkataan sang mama.
Tanpa ingin bertele-tele lagi, Arnand langsung menyambar kunci mobilnya nya yang terletak diatas meja sambil meninggalkan wanita tersebut.
Sekitar lima belas menit perjalan, Arnand samapai dirumah Sya.
"Den Arnand, mau ketemu tuan? " Tanya salah seorang art kepsek nya itu yang . emang telah mengenal Arnand.
"Bukan bi, saya mau ketemu sama Sya. Ada? " Arnand berusaha sesopan mungkin.
"Oh non Sya, kayak nya ada dikamar nya deh den, silahkan duduk dulu. Biar bibi panggilin. "
Arnand hanya mengangguk setuju, dengan keputusan art tersebut.
" Lah, gue kira siapa? Tau gini mending gue nggak usah dandan dulu baru turun. " Arnand hanya tersenyum simpul mendengar ocehan gadis itu. Pasalnya art tersebut tidak mengasih tau siapa tamu nya yang datang.
"Ada apa? Lo mau jualan koran? Gue nggak minat beli begituan. Mending gue beli novel romance. " Asal? Ya, kalian tau sendiriah bagaiamana spesies yang satu ini.
"Lo lupa? Hari ini ada jadwal sama gue? " Arnand tak habis fikir, bagaiamana bisa seorang guru harus mengingatkan jadwal murid nya. Dunia tak sebecanda itu gaes..
"Nggak usah pake pembukaan. Udah kayak UUD 1945 aja. Kuy lah, belajar. " Jawab Sya santai. Arnand hanya menarik nafas nya pelan. Kesabaran nya benar-benar teruji saat bersama gadis itu.
Sekarang Arnand sedang mengajarkan kewajiban nya, sebagai seorang guru les privat Anatasya, tentu saja cowok itu sekarang sedang menjelaskan pelajaran kepada gadis itu.
"Ini itu dari sini, yang ini contoh soal ini, dan yang terakhir itu hasil perkalian bilangan ini. " Jelas Arnand sambil menunjuk buku paket Matematika yang dibawa nya tadi.
"Paham? "
Arnand berhenti sejenak, karena tidak ada jawaban dari Sya sama sekali.
"Afriel Anatasya Afshein... " Arnand benar-benar geram melihat Sya yang sudah rebahan disofa sambil memainkan ponsel nya. Tanpa sedikitpun mendengar kan pelajaran yang dijelaskan Arnand barusan.
"Astaga Koran,,,kaget gue. " Balas Sya tanpa dosa seraya bangkit dari sofa tersebut.
Dengan secepat kilat Arnand lansung mengambil ponsel Sya dan memasukkan nya kedalam saku celananya.
"Lo apa-apaan sih, Arnand Celvano Axelle? Balikin nggak.. " Bentak Sya. Namun Arnand hanya bungkam seolah tak mendengar kata-y Sya.
"Arnand, lo baik deh kalau lo kembaliin Ponsel gue. Gue bales Chat Arshelio dulu penting... " Bujukan Sya hanya terlihat sia-sia.
Hufttt..
" Baik lah, sekarang lo mau nya apa? " Sya sudah menyerah. Entah lah, seperti Sya malas berdebat kali ini.
Berbeda dengan Arnand, laki-laki itu tersenyum licik, setelah mendengar Sya yang bertanya kemauan nya itu.
"Ok, gue mau lo kerjain soal yang sudah gue jelasin tadi.Gue udah jelasin sampai no 20,kalau lo nggak bisa ngerjain semua soal itu dalam waktu setengah jam___" Arnand memang sedikit curang, padahal dia baru menjelaskan nya sampai nomor sepuluh.
" Iya cepatan, nggak usah gantung-gantung. " Sya mulai kesal sendiri.
" Fixs, lo harus jadi pacar gue. " Sambung nya. Adakah orang yang percaya, bahwa Sya bakal mampu mengerjakan soal-soal tersebut? Bahkan sepuluh terakhir sama sekali belum dijelaskan Arnand.
"Whatttt... Gue nggak budeg kan? " Sungguh Sya tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Ancaman konyol apa lagi ini?
"Ingat, waktu nya cuma 30 detik, dimulai dari sekarang. " Sya tak berhenti-henti nya mengeluarkan sumpah serapah dari mulut nya sambil tangan nya yang terus bekerja. Sedangkan Arnand hanya tersenyum puas melihat Sya yang begitu panik.
Sya memang tak sebodoh yang orang lain kira. Bahkan tanpa dijelaskan Arnand pun cewek itu bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru les privat nya barusan.
Pandangan Sya selalu tertuju pada jam dinding yang melekat indah, diruang tamu itu. Keringat dingin nya mulai bercucuran didahi nya.Waktu nya kurang lebih hanya tinggal 8 menit lagi.
Arnand terus memperhatikan tangan lihai Sya menulis kan rumus-rumus itu ke dalam buku tulis nya.
Deg..
Sya cukup terkejut dengan perlakuan Arnand yang tiba-tiba menghapus keringat didahi nya dengan sehelai tissue, sambil berbisik,,,
"Waktunya hanya tinggal 5 menit lagi calon pacar. " Gadis itu benar-benar merinding mendengar ucapan Arnand barusan. Tapi Sya tidak terlalu khawatir hanya tinggal satu soal lagi yang perlu dikerjakan gadis tersebut.
Ok, Sya hampir selasai, tinggal membuat jawaban akhir.
1
2
3
" Ok, waktu nya habis. " Sya sempat melotot mendengar pernyataan Arnand barusan. Bagaimana bisa Arnand langsung merebut paksa buku nya, padahal tinggal membuat satu angka lagi dibelakang koma.
Arnand cukup terkejut dengan kecepatan otak Sya. Cowok itu memeriksa semua jawabannya dengan teliti. Benar semunya.
"Ini bahkan melebihi kecepatan kerja otak Aluna. " Bathin Arnand. Tapi seketika Arnand teringat perjanjian awal nya dengan Sya.
Shit '
"Sial,,, angka lima itu menjebak gue. " Gumam Sya yang masih bisa didengar oleh Arnand.
" Ternyata pacar gue, cukup pintar. " Balas Arnand sambil menatap Sya dalam.
"Tau gini, mending gue nggak usah capek-capek ngerjain nih soal. " Sya terlihat frustasi dengan satu angka di belakang koma. itu.
"Kenapa? nggak sabar ya jadi pacar gue. " Goda Arnand lagi, yang hanya menambah muak nya Anatasya.
Drttt...
Suara getaran ponsel Sya yang berada disaku celana Arnand itu membuyarkan semuanya.
"Siniin HP gue. " Sinis Sya tanpa ingin berbasa-basi.
"Baik lah princess. "
Sya hanya mendengus kesal mendengar penuturan Arnand yang tidak berfaedah sama sekali menurut nya itu.
📞 Arshelio is Calling...
Tanpa babibu Sya lansung mengangkat nya.
"Hallo... " Ucap Sya pertama kali nya.
"Hallo Sya.Gue mau ngajakin lo jalan nih. mau nggak? bosen gue dirumah mulu. " Arnand begitu setia mendengarkan suara orang di sebrang sana.
" kemana emang? " Tanya Sya antusias.
" Hm, kemana aja. Yang penting lo suka. "
Sudah cukup, menguji kesabaran Arnand Celvano Axelle. Tanpa permisi Arnand langsung merebut Handphone Sya.
" Maaf, malam ini Sya ada janji sama gue. " Sya hanya cengo mendengar ucapan Arnand barusan. Janji? Sya benar-benar bingung.
tut..
Sambungan itu diputuskan secara sepihak oleh Arnand.
"Koran, mending lo bantuin tuh Mang Asep cuci mobil, biar sekalian cuci otak lo. " Arnand hanya tersenyum simpul. Lagi-lagi ide jail nya muncul.
" Lo mau bantuin Mang Asep cuci mobil, ayok lah. Asal sama lo gue mau lakuin apa pun. " Woy, siapa pun itu, bantuin sadarin Arnand gaess, Sya udah nggak sabar.
" Sumpah ya,demi slang air nya mang Asep, gue kesel banget sama lo. Pen gue ceburin ke kolam es. " Sya benar-benar bingung, setan apa lagi yang merasuki ketos nya ini.
"Nggak papa, asal sama lo. " Tampang polos itu, seakan-akan menjadi sumber kejengkelan untuk seorang Sya. Oh Tuhan, Sya nggak kuat lagi berhadapan dengan mahkluk astral satu ini.
" Terserah lo aja, setan nya Arnand, gue harap lo cepat keluar dari tubuh nih orang. "
Arnand hanya membalas perkataan Sya dengan senyuman termanis nya, yang sukses membuat Sya deg deg kan.
***