Chereads / ARNAND / Chapter 18 - Tawa baru.

Chapter 18 - Tawa baru.

Pagi senin, tentu saja merupakan hari yang paling dibenci oleh semua siswa-siswi, apalagi siswi setipe Sya. Selain harus ikut upacara panas-panasan ditambah lagi dengan ceramah kepala sekolah yang sangat membuat Sya bosan, terlebih kepsek nya itu adalah daddy nya sendiri.

Huftt, tidak dirumah tidak disekolah, suara daddy selalu memenuhi indra pendengarannya.

" Eh Sya, lo mau kemana? Nggak ikut upacara lagi? " Sheryl yang sudah paham betul bagaimana seorang Afriel Anatasya Afshein tentu saja tau bagaimana isi fikiran sahabat nya.

" Rooftop. " Sheryl geleng-geleng kepala melihat kelakuan Sya, bahkan Sya menjawab pertanyaan Sheryl barusan tanpa sedikit pun melihat kearah nya.

" Mentang-mentang putri kepsek. " Gumam Sheryl sambil berlalu menuju lapangan.

Rooftop.

Sya merebahkan badan nya disofa yang ada disana, sambil memainkan ponselnya.Entah apa yang sedang dilakukan gadis itu, dia terus saja bergumam sendiri.

" Kalau gue jadi kepsek, gue liburin aja siswa nya tiap hari. "

" Eitsss no, kalau gue liburin tiap hari berarti sama aja kayak nggak sekolah. "

" Ralat deh, libur tiga kali seminggu aja, biar dapat sunnah gitu. "

Sya benar-benar seperti orang gila yang sedang ber argument sendiri. Otak gadis ini mungkin memang kecil, atau bahkan kesempitan.

" Daddy, benar-benar deh. Udah dibilangin nggak usah pake acara upacara segala, eh malah nggak dengerin gue. Gini nih nasib anak angkat. "

Pasal nya sebelum berangkat kesekolah tadi, Sya meminta daddy nya agar tidak ada upacara hari ini. Tapi itu sangat tidak mungkin, sampai-sampai daddy nya jengah sendiri dan akhirnya malah meninggalkan putri nya yang masih nyerocos kayak emak-emak. Hasil nya Sya bicara sendiri, seperti orang stress.

" Daddy kandung, tolong jemput anak mu ini. "

" Boring... boring.... boring.... " Ucap Sya sambil melempar ponselnya asal.

" Nggak usah kesal gitu, mending turun gih upacara dari tadi udah dimulai lho. " Sya terkejut bukan main mendengar suara yang sangat familiar di telinganya, Sya beberapa kali memukul telinganya berharap pendengaran nya sedang bermasalah barusan.

" Ngapain? " Lah, ini kayak nya pendengaran Sya masih berfungsi dengan baik. Nggak mungkin juga salah dua kali.

Seketika Sya langsung berdiri dari sofa yang ia tiduri dan membalikan badan nya kearah pintu, ternyata oh ternyata ada nyamuk lewat. Becanda ding.

" L_lah, lo kok ada disini? "Tanya Sya kelagapan melihat ketos sadis nya sedang tersenyum ramah kepada nya. Apa-apaan ini?

" Seharus nya gue yang nanya. Lo ngapain disini? " Arnand tersenyum geli melihat raut wajah santai Sya berubah jagi gemasin menurut Arnand.

" Ya, terserah gue dong, orang nih sekolah punya bapak gue ngapain lo yang sewot. " Sya menatap Arnand tajam dengan tangan nya yang dilipat didada menambah kesan kesombongan nya.

" Nggak usah marah-marah. Ntar cantik nya ilang. " Goda Arnand, jujur perkataan Sya barusan membuat nya sedikit tersenyum namun pasti nya tidak tidak akan terlihat oleh Arnand. Entah sejak kapan Sya merasa bahagia dan nyaman saat bersama laki-laki ini.

"Ya udah yok, ke lapangan. " Bujuk Arnand saat melihat Sya yang hanya terdiam.

" Nggak. Enak aja main suruh-suruh kelapangan. Kalau mau nge hukum ntar aja, selesai upacara, sekalian tungguin sekretaris nya juga, biar lebih kelihatan jabatan OSIS nya gitu. " Arnand menaikan sebelah alis mata nya, berusaha mencerna maksud perkataan gadis itu.

"Cemburu sama Aluna? hm? " Arnand mengingat sebelum kelapangan tadi dia sempat bertemu dengan Aluna yang juga hendak menuju lapangan. Mereka juga sedikit berbincang mengenai masalah anggota OSIS yang kemaren mengundurkan diri. Mungkin saja Sya melihat mereka.

" Dih, pede amat. Ngapain cemburu sama orang yang lebih jelek dari gue? nggak guna banget. "

" Berarti kalau lebih cantik cemburu? " Arnand memang sangat berharap jawaban gadis itu ia, tapi seperti nya tidak mungkin.

" Udah lah,males gue ngomong sama lo. Sana lo pergi aja kelapangan. Gue mau petualang dulu ke alam mimpi. " Apa yang ada difikiran gadis itu, dia ketos Erlangga Afshein kalau Sya lupa.

" Nggak bisa gitu dong, kalau gue turun kelapangan lo juga harus turun, kalau lo disini gue juga harus disini. " Ayo lah, Arnand merupakan siswa yang paling pintar seantero Erlangga, siswa yang paling populer se Erlangga, dan jangan lupakan kalau dia merupakan ketos Erlangga. Tapi kenapa dia harus belajar sabar seperti ini hanya demi seorang siswi yang sangat berbanding terbalik dengan nya.

" Terserah lo deh."

" Gitu dong My Queen, makin cinta deh. " Sahut Arnand cengingiran, Arnand memang tak habis fikir bagaimana bisa dia secepat ini bisa merubah sikap dingin nya hanya karena bertemu dengan seorang cewek yang menurut nya sangat menarik.

" Lo kenapa sih tiba-tiba berubah gini? " Tanya Sya separuh kesal.

"..... "

" Dih, berasa ngomong sama tembok. "Lanjut Sya lagi sambil mengambil kembali ponsel yang dibuang nya asal itu. Sudah lah, nasib ponsel itu memang sangat buruk, kapan perlu nya diambil, dan kapan tidak perlu nya di campak kan begitu saja.

" Percuma gue ngomong, kalau lo nggak pernah anggap nya serius. " Balas Arnand santai. Sya bungkam, dia benar-benar tak mengerti kemana arah jalan perkataan Arnand barusan.

" Ganteng-ganteng nggak jelas. " Ucap Sya tanpa sadar.

" Ia Queen, gue tau kok gue itu ganteng, banget malah. " Pipi Sya sudah memerah ketika menyadari perkataan nya barusan.

"..... "

"I love you my Queen. " Ucap Arnand tulus sambil menggenggam tangan kanan Sya lembut. Sya tersentak kaget mendapatkan perlakuan Arnand. Ada geteran hebat dalam hati nya.

" Gue nggak tau gimana ngomong nya sama lo Sya.Yang pasti gue sangat cinta sama lo, dan gue juga nggak tau dari kapan? " Sya hanya bungkam mendengar kata-kata Arnand barusan. Bagaimana pun Sya sudah sah jadi pacar Arnand meskipun itu atas dasar pemaksaan.

" Gu_guee." Sya benar-benar gugup, bahkan melebihi gugup nya ketika bersama Zhieno, alumni hati nya.

Tentang Zhieno, sekarang Sya sudah berada di tahap melupakan, bangkan hanya untuk sekedar mengingat kenangan nya tentang Zhieno pun sudah menjadi hal ter pantang dalam hidupnya.

Sya terus saja menatap Arnand, sambil mencari kebahagiaan baru didalam sana. Namun kegugupan nya mengalah kan semuanya.

" Kalau belum bisa jawab, nggak usah jawab.Gue janji bakal buat lo jatuh cinta. Asal lo izinin gue mencintai lo. " Seperti nya semua perkataan Arnand berhasil menghipnotis seorang Afriel Anatasya Afshein, sehingga dengan mudah nya gadis itu menganggukan kepala nya. Arnand sangat senang, melihat wajah polos Sya yang terus tersenyum kearah nya.

" Ih , gemes deh. " Sambung Arnand sambil mencubit pipi Sya pelan. Sya kembali tersenyum, bahkan seketika rasa trauma nya akan cinta masa lalu membuat nya lupa begitu saja saat bersama Arnand.

" Apaan sih. " Balas Sya berusaha menghilang kan kegugupan nya lagi dan lagi.

" Cie, malu - malu kucing. Pacar siapa sih? " Goda Arnand.

"Pacar nya ketos galak. " Jawab Sya spontan.

" Jadi udah ngakuin nih. Fix, Afriel Anatasya Afshein pacar nya Arnand Celvano Axelle." Girang Arnand sambil tersenyum puas.

Hufttt, Sya jadi salah tingkah sendiri.

***