Chereads / ARNAND / Chapter 21 - Rumit.

Chapter 21 - Rumit.

" Ok, kita cukup kan sampai disini." Ucap pak Ganteng yang berakhir dengan suara gemerincing lonceng istirahat.

" Sya, tolong kumpulkan semua tugas kalian dan antarkan keruangan saya. " Titah nya yang membuat sebagian fens fanatik guru tersebut tak terima.Berbeda dengan Sya yang jelas sangat malas menjalankan perintah sang gurunya.

" Lah pak, ketua nya kan Arshelio, bendahara Cassie, Sekretaris Sheryl, kok yang ngumpulin tugas nya Sya sih? " Intruksi Chika, sambil menatap tak suka kearah Sya. Gadis itu hanya tersenyum miring tanpa merasa terganggu dengan tatapan maut Chika.

" Nah benar pak, apa yang dikatakan Chika. Saya sangat setuju, mending bapak suruh yang punya jabatan aja pak, kalau nggak Chika aja deh. " Jawaban Sya barusan sukses membuat Chika membelalakan mata nya tak percaya. Bukan nya kepancing emosi, eh malah senang. Aneh emang.

" Kamu keberatan? Atau kamu ngajarin saya? " Tanya Pak ganteng datar.

"Bukan gitu juga sih pak. Ta___"

"Bagus, sekarang kerjakan perintah saya. " Huftt, belum sempat Sya protes pak Ganteng sudah memotong ucapan nya. Untung pak Ganteng guru matematika, kalau dia guru KWN udah Sya ajarin tentang sikap menghargai keputusan orang lain. Sudah lah...

" Gue bantuin. " Putus Arshelio sambil mengumpulkan semua buku tugas 12 Mipa 1.

" Eh, nggak usah Oreo. Gue bisa sendiri kok. Gue keruangan pak Ganteng dulu, daaaa. " Pamit Sya sambil melambaikan tangan nya. Arshelio membalas nya dengan senyuman manis.

" Gemas. " Gumam Arshelio sendiri.

Sya berjalan gontai sambil membawa setumpuk buku ditangan nya. Gadis itu terlihat kesel dengan guru nya.

" Hei, kenapa cemberut gitu? "

"Astaga,,, Arnand, bisa nggak sih nyapa nya nanti aja. " Sya menghentakan kaki nya jengkel. Arnand melirik kearah buku-buku yang dibawa Sya, sekarang dia tau apa alasan gadis itu sebel. Arnand terkekeh melihat ekspresi lucu Sya.

" Ya elah, Pacar siapa sih? Galak amat. " Goda Arnand sambil menoel hidung mancung Sya. Sya menatap nya tajam.

" Nggak usah pegang-pegang." Tegas Sya sambil melewati Arnand begitu saja. Arnand kembali terkekeh melihat gadis itu yang pergi sambil ngomel-ngomel tak jelas.

Sesampai nya didepan ruangan Pak Ganteng, Sya menarik nafas nya terlebih dahulu.

Tok... tok... tok..

Sya mengetok pintu nya beberapa kali, ayolah ini bukan Sya banget, biasa nya kalau masuk ruangan mana saja di Erlangga Afshein gadis itu akan menyelonong masuk saja tanpa menggunakan basa-basi apa pun.

" Masuk. " Seru pak Ganteng dari dalam.

" Nih pak, tugas nya teman-teman udah saya bawa, saya permisi dulu. " Ucap Sya sambil meletakkan buku-buku itu diatas meja sang guru. Dan langsung menuju pintu keluar.

" Eh, Afriel Anatasya Afshein, tunggu dulu. " Sya memutar bola mata nya malas, sambil membalikan badan nya jengkel.

" Pak saya bilangin ya, nggak usah panggil nama panjang saya, kelamaan tau nggak. Nama panjang saya disebut pas ijab qobul aja. " Konyol Sya tanpa sadar jika lawan bicaranya bukan Arshelio atau Arnand, tapi sang guru kiler nya yang datar dan dingin.

Sungguh diluar dugaan Sya, Pak Ganteng malah tersenyum mendengar perkataan konyol nya, mimpi apa guru itu semalam?

" Emang kamu mau menikah dengan saya? "

Pancing pak Ganteng, oh tidak apa yang dibilang pak Ganteng barusan.

" Lah, emang apa salah nya? Kagak apa-apa kan? " Sya sangat ingin mengetes sampai mana nyali guru nya itu, menggoda nya.

" Ya, nggak salah lah, yang ada kamu yang apa-apa. " Sya tersenyum miring kearah pak Ganteng, sambil melipat tangan nya didada.

" Saya sih mau-mau aja pak, tapi saya nggak mau jadi Satpam Erlangga Afshein. " Pak ganteng menyernyitkan kening nya heran, apa yang dimaksud Sya?

" Maksud kamu? "

" Gini pak, Daddy saya kan kepsek Erlangga Afshein, mommy Saya bendaharanya, terus kalau suami saya juga guru Erlangga Afshein, otomatis kan saya jadi satpam nya,karena posisinya dan jabatan udah lengkap semua. Biar komplit gitu kayak gado-gado. " Ucap Sya tanpa rasa gugup ataupun segan kepada gurunya, memang sifat Sya tak patut dicontoh.

Pak ganteng tertawa renyah mendengar perkataan Sya barusan.

" Kamu ini ada-ada aja. "

" Udah kan pak, saya permisi dulu. " Pamit Sya sambil berlalu meninggalkan Pak Ganteng diruangan nya. Guru itu masih setia dengan lengkungan senyum dibibir nya.

______________

"Sya, lo udah nganterin tugas pak ganteng? " Tanya Arshelio kearah Sya, gadis itu hanya bergumam mengiyakan ucapan Arshelio barusan.

" Lo mau apa sih Oreo? Tumben amat lo ngajakin gue ketaman gini? " Pasal nya laki-laki itu menyeret Sya ketaman sekolah tanpa persetujuan dari gadis itu.

" Hm, Sya gue pen ngomong serius sama lo. " Sya memandang wajah Arshelio serius, tumben amat tidak ada kekonyolan antara mereka.

" Ya elah, kalau mau ngomong ya ngomong aja. Kek baru kenal gue aja. "

" Gue serius Sya. G_gue nggak bisa ngehapus perasaan gue gitu aja sama lo Sya, gue sangat cinta sama lo, gue sayang sama lo udah dari dulu Sya. Lo pasti tau itu kan? Gue mohon Sya,buka hati lo sedikit aja buat gue. " Sya tak menyangka jika pada akhir nya Arshelio akan mengatakan hal yang selama ini tak diinginkan nya.

" Oreo, maaf gue nggak bisa. " Lirih Sya sambil memalingkan wajah nya dari Arshelio.

" Kenapa Sya? Apa nggak ada sedikit pun ruangan dihati lo buat gue.Gue nggak bisa terima ini Sya. " Arshelio menatap gadis itu sendu, mungkin ini omongan serius yang pernah mereka lakukan untuk pertama kali nya dari awal pertemuan mereka, tanpa ada candaan atau bahkan kekonyolan.

" Gue nggak tau Lio, selama ini gue anggap lo sahabat tidak lebih. " Arshelio tak percaya dengan ucapan Sya barusan yang memanggilnya bukan dengan nama kesayangan nya lagi, Oreo.

" Tapi Sya, tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan tanpa melibatkan perasaan , lo tau itu kan? Dan di dunia ini banyak kemungkinan Sya, boleh jadi suatu saat lo bisa mencintai gue. " Sya benar-benar tak percaya, jika Arshelio bisa seserius ini .

Sya tak tau lagi apa yang harus dilakukan nya saat ini.

" Iya Lio gue tau, didunia ini banyak kemungkinan, tapi lo juga harus tau, kemungkinan itu bukan hanya aku sama kamu, bisa jadi aku sama masa lalu, atau bahkan aku sama orang baru. Kita tak pernah tau bukan? "

Tanpa mereka sadari ada orang yang sedang mendengar kan ucapan mereka.

" Sya benar, bisa jadi kemungkinan itu dia dan masa lalu, dan masa lalu nya itu adalah gue. " Sya melotot sempurna. Suara yang beberapa tahun yang lalu sangat familiar di telinganya.

" Zhieno??? " Kaget Sya, saat melihat kearah laki-laki yang datang entah dari mana.

" Iya, kenapa? Mau sampai kapan kaget terus, kamu nggak kangen sama aku? " Oh my god, permasalahan macam apa lagi ini? Sya mencubit pipi nya berharap semua nya hanya mimpi. Sedang kan Arshelio hanya mengerutkan dahi nya heran.

Aku_kamu, fikir Arshelio.

Sya tak bergeming sedikit pun. Kangen? Cih, bahkan untuk mengingat nya saja menjadi pantangan besar dalam hidupnya.

" Kamu kok ada disini? Mau cari Aluna? Kls nya disana tuh. " Kata Sya berusaha santai sambil menunjuk ke arah kls 12 Mipa 2.

" Nggak, aku cari kamu lah. " Sya dan Arshelio sam-sama terdiam.

" Nggak usah drama Zhieno, aku tau siapa kamu. "

" Sya, aku minta maaf. " Ucap Zhieno lembut.

Beberapa saat kemudian,

" Queen, kamu emang selalu benar, kemungkinan kamu itu sama orang baru, bukan kamu apalagi masa lalu." Zhieno heran melihat Laki-laki itu yang sangat lancang menunjuk Arshelio dan dirinya secara bergantian.Siapa dia? Bathin Zhieno.

Sudah bisa ditebak siapa dia.

" Arnand? " Sya benar-benar hilang akal, kenapa semua nya bisa jadi gini.

" Udah dari tadi aku cari kamu Queen, ternyata kamu disini. Nggak tau apa pacar kamu ini kangen. " Semua mata tertuju pada Arnand. Gila, seorang Arnand bisa berbicara semanis itu didepan orang banyak.

" Pacar? " sahut Zhieno.

" Ternyata perkataan Aluna nggak salah, kamu emang cewek nggak benar. " Sya mengerjapkan matanya tak percaya dengan perkataan Zhieno barusan.

" Eh lo, punya keberanian apa ngatain cewek gue nggak benar. hah? " Murka Arnand tersulut emosi.

" Gue emang selalu benar Zhieno, lo nya aja nggak percaya. Lo lagi Arnand ngapain bela dia, jelas-jelas lo tau kan gimana keseharian Sya? " Tiba-tiba Aluna datang ditengah-tengah mereka.

" Hahaha, gue nggak butuh terlihat bener dimata kalian. " Jawab Sya sambil tersenyum sumbang.

" Udah lah Zhieno, Arnand, kalian berdua ikut gue aja. " Putus Aluna sambil memanas-manaskan Sya.

" Eh, enak aja lo bawa-bawa Arnand, Arnand sama Arshelio ikut gue aja yuk. " Dan entah dari mana juga Chika datang menghampiri mereka.

" Gue ikut Sya. " Ucap mereka bertiga kompak. Sya memutar bola mata nya jengah. Sedang mereka bertiga saling menatap tajam.

" Lo ngapain ikutin gue? " Tanya Zhieno.

" Lah, siapa yang ngikutin. " jawab Arshelio.

" Yang ada lo pada ngikutin gue. " Sengit Arnand.

" Hei, kalian pada waras kan? " Sindir Aluna tak setiju dengan keputusan ketiga laki-laki tersebut.

" Sya sama saya aja. Saya ada perlu. " Mereka mengarahkan pandangan mereka semua kearah Pak Ganteng heran.

1

2

3

" Ya , nggak bisa gitu dong pak. " Jawab mereka serempak lagi. Sya kemudian berfikir sejenak dan akhir nya memilih mengikuti sang guru, dari pada harus menyaksikan drama konyol semua orang yang terperangkap dicerita hidupnya.

" Ok Pak, saya ikut Pak Ganteng saja. "

****