Chereads / ARNAND / Chapter 20 - Arshelio...

Chapter 20 - Arshelio...

Semakin hari, perasaan Sya semakin tak karuan kepada Arnand, entah mengapa gadis itu selalu tersenyum di balik kekesalannya.

Namun dibalik kebahagiaan kecil Sya, terpendam seribu rasa sakit yang tak bisa diungkapkan oleh seorang Arshelio. Ya, dia cukup kecewa dengan semua pengorbanan nya selama ini. Tapi dia tak ingin egois hanya demi perasaaan nya yang bertepuk sebelah tangan. Sangat malang bukan?

Arshelio berjalan gontai menyusuri koridor sekolah.Tiba-tiba langkah kaki nya terhenti saat netra nya menangkap sesosok perempuan yang selama ini menjadi kebahagiaan nya.

" Yah, tali nya lepas lagi. " Gumam Sya, saat melihat ikat sepatu nya yang terlepas. Arshelio tersenyum geli melihat wajah kesal Sya yang terkesan lucu dimata nya. Tanpa fikir panjang Arshelio menghampiri gadis itu berniat untuk membantu nya.

Namun ternyata tak seindah drama-darama dalam Korea. Beberapa langkah sebelum sampai kearah Sya, laki-laki itu terpaku sejenak.

" Ikat dulu tali sepatunya, nanti bisa jatuh. " Arshelio seketika bungkam tanpa suara,seakan-akan sedang menyaksikan sinetron percintaan secara live.

Dia menatap Sya yang sedang memperhatikan laki-laki itu mengikatkan tali sepatunya, seulas senyuman indah terlukis diwajah cantiknya. Kecewa? Itulah satu-satunya kata yang dapat mewakili perasaan Arshelio saat ini.

"Udah selesai."

"Thank's." Balas Sya dengan senyuman yang belum luntur di bibirnya. Arnand? Ya, siapa lagi kalau bukan dia. Arnand juga tersenyum penuh arti kearah gadis itu.

Arshelio memutar langkah nya, dan balik menuju kelas. Fikiran nya kacau, seakan-akan otak nya tak berfungsi. Siapa yang tak cemburu melihat orang yang susah-susah diperjuangkan nya dari dulu, malah didapatkan orang lain dengan mudah nya, bahkan dalam waktu yang relatif singkat.

Sekarang Arshelio sudah berada dikls nya,suasana 12 Mipa 1 memang sedang sepi, pasalnya sekarang adalah jam istirahat. Laki-laki tengah duduk santai, sambil menggeser-geser layar ponsel nya.

" Hai, boleh duduk disini nggak? " Tanya Chika yang langsung membuyarkan lamunan Arshelio.

".... " Arshelio tak bergiming sama sekali, fikiran nya kembali fokus pada Sya. Sombong? Mungkin iya, tapi percayalah semua itu dilakukan Arshelio demi Sya. Dia memang tak pernah mendekati gadis selain Sya, dari dulu memang seperti itu.

" Lah, kenapa diem? " Tanya Chika yang semakin mendekat ke arah Arshelio yang sedang tiduran diatas dua meja yang disatukan nya .

Arshelio langsung bangkit, berniat ingin meninggalkan Kelas nya. Namun apa lah daya, saat iya ingin berdiri kaki Chika menyenggol sudut meja yang ditiduri oleh Arshelio tadi. Dan dengan cepat laki-laki itu menarik pergelangan pergelangan tangan Chika, hingga akhir nya Chika terjatuh kepelukan Arshelio. Cukup lama mereka saling berpandangan. Hingga,,,

Brakkk...

Suara pintu yang didorong sangat kuat itu, membuat Arshelio dan Chika sadar. Siapa lagi coba kalau bukan Sya, yang berani menghantam dan bahkan menghancurkan sekolah daddy nya.

" Astaga Oreo, apa yang kalian lakukan? " Sya terperanjat kaget, melihat pemandangan yang ada didepan nya.

" Chika? Lah, nggak puas lo sama om-om, sekarang malah sama Arshelio. Nggak, gue nggak setuju lo sama Oreo. " Arshelio terdiam sejenak mendengar penuturan Sya barusan. Andai saja Sya mengatakan semua itu tanpa pernah ada Arnand, pasti Arshelio akan menjadi orang yang sangat beruntung sekarang.

" Sya, lo salah paham. Ini nggak seperti yang lo lihat. " Arshelio berusaha menjelaskan yang sebenarnya, Sya hanya tersenyum kecut memperhatikan mereka secara bergantian.

" Lah, emang lo siapa ngurusin hidup gue? Apalagi sampai ngurusin hidup Arshelio? Jangan-jangan lo yang nggak puas sama Arnand, apa perlu gue bilangin sama Arnand?"

Chika menatap Sya tak kalah tajam nya,

Arshelio mengggaruk tengkuk nya yang sama sekali tak gatal. Apa jadi nya jika ada orang yang berani melawan putri kepsek itu. Eh ralat, bukan karena putri kepsek Sya bisa bertindak seenaknya. Tapi, ya itulah sosok seorang Afriel Anatasya Afshein.

Plakkk,,,,

Tanpa babibu, satu tamparan mendarat mulus dipipi Chika.

"Arshelio itu sahabat gue, dan nggak usah bawa-bawa Arnand segala. Paham?? " Geram Sya. Arshelio yang sudah paham betul bagaimana sikap dan sifat Sya, tak mampu berkata-kata.

Chika kelihatan tak terima dengan perlakuan Sya barusan, tangan nya sudah melayang diangkasa. Namun seketika Arshelio langsung menangkap tangan Chika yang sudah ber niat untuk menampar pipi Sya.

" Jangan sekali-kali sakiti Sya, gue nggak suka... " Tekan Arshelio sambil menghempaskan tangan Chika kasar.

Tanpa mereka sadari sudah banyak pasang mata yang berkumpul disekitar mereka. Ada yang merekam kejadian itu, ada yang menonton, dan tak sedikit pula diantara mereka yang menyoraki.

"Ada apa ini? Bubar...! " Tanya sang ketos, yang baru saja mendapat kabar dari teman-teman nya. Mereka hanya bisa patuh.

" Sya, Chika, ikut saya. " Perintah Arnand.

Hufttt,,,

Sya menarik nafas nya kasar, seberapa benar pun dia, tetap saja didepan ruang OSIS dia akan salalu salah.

Dan benar, Arnand membawa mereka ke ruang OSIS, disana terlihat lah Aluna dan beberapa anggota OSIS nya yang sedang berkutat didepan leptop mereka.

" Lah, mereka ngapain Nand? Sya? Nggak bosen apa? " Sengit Aluna, sambil tersenyum miris.

" Kerjakan tugas anda, mereka urusan saya. " ucap Arnand dingin. Aluna kembali menghadap ke leptop nya, tak berani melawan perintah dari sang ketos nya.

" Nand, gue nggak salah. Sya dulu yang cari gara-gara. Lo kenal kan gue gimana? " Sya memutar bola mata nya jengah, drama diruangan OSIS ini, memang sudah menjadi hal biasa bagi Sya. Prinsip Sya saat berada diruang ini hanya satu, tak semua yang dihukum itu bersalah.

Arnand menatap Sya yang sama sekali tak berniat untuk membela diri, padahal Arnand tau benar apa yang terjadi barusan, dari cerita teman-teman nya, dan bahkan dari rekaman CCTV kls 12 Mipa 1 yang sempat dilihat Arnand sebelum ke kls Sya tadi.

" Saya belum meminta anda bicara." Ketus Arnand datar.

"Hei, lo anak baru. Nggak usah sok kenal gitu sama Arnand. Jangan-jangan lo sengaja ya, cari masalah, biar bisa dekat sama Arnand. " Bukan? itu bukan suara Sya, melainkan itu suara Aluna. Arnand mengusap muka nya kasar. Seperti nya kesabaran nya kembali diuji.

" Dih, emang lo siapa nya Arnand? Pacar? Mantan? Pdkt? Nggak usah ikut campur. "

Chika membalas perkataan Aluna dengan cara paling angkuh nya.

" Apa lo bilang? Gue ini Sekretaris OSIS kalau lo lupa. " Sindir Aluna.

" Oh iya, gue nggak nanya tuh. " Mereka sama-sama tersulut emosi, sampai-sampai Aluna berdiri dari tempat duduk nya, dan terjadilah aksi jambak menjambak diantara mereka.

Sya sangat bosan dengan tontonan gratis yang ada didepan nya.

" Cocok lo berdua. " Sengit Sya sambil berlalu meninggalkan tempat itu. Arnand yang melihat punggung Sya semakin berlalu, segera beranjak meninggal kan dua orang yang sedang melancarkan aksi karena dirinya.

Arnand mengikuti langkah Sya yang ternyata menuju taman, senyuman terbit diwajah tampan nya melihat kekesalan Sya.

" Kenapa? " Tanya nya langsung duduk disebalah Sya.

" Astaga, Koran lo bikin kaget aja. Untung gue punya jantung yang kuat kayak besi, kalau nggak udah mati gue kali. " Arnand kembali tersenyum geli melihat tingkah Sya yang selalu bisa membuat nya tersenyum bahagia.

" Iya, maaf deh. Ngapain main pergi-pergi aja?"

" Ngapain coba, liatin orang berantem demi ketos kayak lo. " Arnand menatap gadis itu lekat, seperti nya dia menemukan sesuatu dari mata Sya.

" Cemburu? " Tanya nya. Sya langsung melotot tajam kearah Arnand. Gemas, itulah kata yang ada difikiran Arnand tentang gadis itu saat ini.

" Dih ngapain coba? "

" Ya udah, kalau gitu gue kembali aja ke ruang OSIS, mau nemuin Aluna sama Chika. " Pancing Arnand yang memuat Sya menatap nya tak percaya.

" Enak aja. " Gumam Sya tanpa sadar, Arnand tersenyum penuh kemenangan,memang jawaban itulah yang selama ini ditunggu-tunggu nya.

" Ngomong apa Queen, gue nggak dengar. " Goda Arnand yang sukses menyadarkan Sya.

" H_hah? N_nggak ngomong apa-apa. " Jawab Sya kelagapan sendiri.

" Cie, pipi nya merah. " Sya tak kuasa menyembunyikan semburat wajah merona nya didepan Arnand.Malu? Bahkan sangat.

****