Saat ini aku mendengar suara orang yang sedang mengaduk sebuah minuman dan aku juga mencium sebuah aroma makanan yang lezat, aku membuka mataku dan melihat Lan Shi dan Fiyoni yang sedang mengobrol sambil membawa makanan dan minuman di tangan mereka
Aku berusaha untuk terbangun tapi kepalaku terasa linu dan sakit serasa ingin terlepas dari tubuhku
"Aaauuu..." rintihku kesakitan
"Kamu sudah bangun Sani..." desah Lan membantuku duduk bersandar di dinding
"Ke... Kenapa kalian berdua bisa masuk ke kamarku?" gumamku pelan
"Lewat jendela balkon sangat efektif..." gumam Fiyoni santai
"Ohh..."
"Sani, kenapa kamu melukai kepalamu? Kamu dua hari tidak sadarkan diri gara - gara kehabisan darah tahu!!" protes Lan dingin
"Dua hari ya? Hmmm seharusnya kalian tidak pedulikan aku"
"Darah kamu kemana - mana, kamu bilang jangan pedulikan kamu?" protes Fiyoni naik ke atas tempat tidur dan mengangkat daguku tinggi
"Ya benar, apalagi kamarmu yang indah ini jadi lautan darah dari darahmu siapa yang tidak peduli..." desah Lan Shi merangkulku manja
"Kamu sekarang milikku..." gimam Lan dan Fiyoni bersamaan
"Huuhh kalian berdua masih sama ya seperti dulu, selalu menganggap aku milik kalian berdua. Padahal aku hanya punya satu nyawa ..." desahku pelan
"Ya, kami kembar tapi kami tidak akan berebut untuk mendapatkan apa yang kami sukai" bisik Fiyoni di telinga kiriku
"Kami akan berbagi walaupun itu kamu hanya seorang diri Sani, kamu hanya milik kami dan selamanya akan seperti itu" bisik Lan Shi di telinga kananku
"Oh..Aku sudah sering mendengat kata itu dari mulut kalian berdua" desahku pelan
"Dan tidak aku sangka kalian masih tetap berkata seperti itu sampai sekarang, padahal kalian bisa mencari wanita yang lebih dari pada aku.." desahku memejamkan mataku
"Apapun yang terjadi kamu tetap milik keluarga Khun dan Shi..." bisik Lan dan Fiyoni pelan
"Hmmm..." desahku pelan
Aku masih ingat saat pertama kali bertemu mereka berdua, mereka berdua adalah anak laki - laki kembar hanya berbeda marga keluarga saja, anak laki - laki yang sama - sama menyukaiku dari kecil dan bahkan mereka sama sekali tidak mempermasalahkan itu
Aku yang dulu mencintai mereka berdua saja sampai sekarang masih bingung, kenapa mereka berdua sama sekali tidak bertarung memperebutkanku bahkan saling berbagi untuk memiliki diriku
Dan perkataan yang masih sama yang pernah di ucapkan Lan dan Fiyoni di saat kami kecil, masih teringat di telingaku yaitu Apapun yang terjadi kamu tetap milik keluarga Khun dan Shi
"Apa yang kamu pikirkan Sani?" desah Fiyoni mencium leher kiriku
"Tidak ada, hanya teringat perkataan kalian saja" desahku pelan
"Ohh benarkah, kamu masih ingat ya ternyata" gumam Lan mencium leher kananku
"Yaaah begitulah" desahku pelan
Tahu kenapa aku tidak melawan apapun kepada mereka berdua saat mereka menciumiku? Ya... Karena janji setia terbodoh yang aku pernah ucapkan dulu saat aku masih anak kecil
"Sani... Kami sudah mengucapkan janji setia kepadamu, sekarang kamu harus mengucapkan janji setia kepada kami..." gumam Lan kecil serius
"Ya benar kamu harus melakukannya!!" gerutu Fiyoni kecil
"Baiklah..." desahku mengigit leher Lan dan Fiyoni bergantian
"Aku Sani Shin mengucapkan janji kepada kalian berdua, kalau apapun yang terjadi tubuh dan hidupku hanya milik kalian berdua dan kalian bebas melakukan apa saja kepadaku asalkan kalian terus mencintaiku dan melindungiku apapun yang terjadi.." gumamku tersenyum senang
Udah tahukan seberapa bodohnya seorang Sani Shin kecil menjual harga dirinya kepada dua anak pria kecil tampan hanya karena cinta monyet dan bahkan keinginanku untuk lari dari genggaman kedua pria kecil itu tidak bisa aku lakukan sampai saat ini.
Janji setia seseorang itu ibaratkan sebuah kutukan pada suatu kontrak. Apapun dan bagaimanapun kamu berusaha menjauhi orang itu, sampai kapanpun kamu akan di minta pertanggungjawaban atas apa yang sudah di ucapkan janji setia dan suci yang di ucapkan.
Dan saat ini bisa dikatakan aku memiliki tiga janji setia dari tiga pria yang berbeda dan juga keinginan yang berbeda pula. Mengucapkan janji setia yang di ucapkan dua jenis kelamin berbeda itu sama saja kamu menyetujui dirimu melakukan kawin kontrak dengan bukti gigitan di lehermu yang sampai kapanpun gigitan itu tidak bisa hilang dan akan hilang kalau kamu menentang atau berkhianat tapi kamu akan mendapatkan kutukan yang sangat menyedihkan setelah melanggar janji setia itu
Berbeda dengan kawin kontrak di atas kertas, kawin kontrak yang dilakukan dengan mengigit leher seseorang itu lebih efektif mengikat seseorang agar tidak lari ataupun berkhianat
"Apa yang kamu pikirkan Sani..." bisik Lan membuyarkan lamunanku
"Ee.. Mmm tidak ada..." desahku pelan
"Apa kamu keberatan kami melakukan ini kepadamu?" bisik Fiyoni pelan
"Tidak, lakukan saja" gumamku pelan
"Oohh kamu masih menjalankan janji setiamu ya?" gumam Lan menatapku
"Ya... Begitulah"
"Baguslah, kami kira kamu akan menolak dan berteriak sekencang - kencangnya" desah Fiyoni pelan
"Tidak, ini janji setiaku. Lagipula dari dulu aku memang sudah menjadi sebuah boneka untuk para laki - laki" desahku pelan
"Isshh... Isshh kasihan sekali ya Hidupmu Sani... Seorang wanita yang ditakuti seluruh orang tapi ternyata sebuah boneka hidup tiga pria" sindir Lan dingin
"Yaah begitulah, makanya lain kali jangan menyelamatkanku lagi saat aku melukai diriku sendiri" gumamku dingin
"Heehh tidak menyelamatkanmu? Kamu tidak bisa menyakiti dirimu saat ada kami di sekitarmu Sani, sampai kapanpun kamu milik kami dan tidak akan kami ijinkan kamu melakukan hal konyol lagi Sani..." gumam Fiyoni dingin
"Ya terserah kalian berdua sajalah, lagi pula janji setia yang aku ucapkan dengan Han sudah dilanggarnya, hanya tersisa janji setia yang di ucapkannya kepadaku saja" gumamku pelan
"Oh benarkah? Tapi itu sama saja kamu terikat oleh tiga pria Sani..." bisik Lan dingin
"Ya aku tahu, aku hanya boneka untuk kalian bertiga. Apa yang bisa aku lakukan? Aku tidak bisa menentangnya dan kalau aku menentangnya aku mendapatkan kutukan tentang hal itu walaupun aku ingin menentangnya" gumamku pelan
"Kamu ingin menentang kami? Silahkan saja kalau kamu berani" gumam Fiyoni pelan
"Ya kalau kamu menentang, gigitan dilehermu akan hilang loh sangat mudah kan kamu terbebas dari genggaman kami..." gumam Lan memainkan rambutku
"Tidak, aku tidak mau hidupku tambah menderita karena menentang janji setiaku" desahku pelan
"Ohh baguslah kalau kamu mengerti Sani..." desah Lan mencium bibirku lembut
Cekreeekkk
Terdengar suara pintu kamar yang sedang dibuka oleh seseorang, aku yang hanya boneka si kembar ini tidak bisa melihat siapa yang datang apalagi dua pria ini mempermainkanku habis - habisan saat ini
"Hei kalian berdua, apa yang kalian lakukan kepada adikku!!!" protes Xiao Min terkejut
"Kami? Kami hanya melakukan janji setia yang diucapkan Sani saja" gumam Lan santai
"Ya, dan apapun yang terjadi Sani harus melakukan kewajibannya memenuhi janji setianya kepada kami disaat kami menginginkan Sani" gumam Fiyoni santai
"Kalian berdua jangan membuatku kesal!!! perilaku kalian saat ini sama saja kalian berdua memperkosa adikku tahu!!!" gerutu Xiao Min kesal
"Memperkosa? Kami tidak berfikir seperti itu, kami hanya mencium Sani saja. Apa itu salah?" gumam Lan santai
"Ini adalah janji setia yang harus dilakukan Sani apalagi hal ini sudah mutlak Xiao Min... Kalau memperkosa memang kami ingin melakukan itu tapi..." gumam Fiyoni dingin
"Kami hanya akan melakukannya kalau suatu hari nanti tiba waktunya memiliki Sani seutuhnya.." gumam Lan teeus memainkan rambutku
"Ka... Kalian berdua!!! Ku bunuh kalian berdua!!!" teriak Xiao Min kesal mengarahkan senjatanya
"Sudahlah kak, emang ini janji setiaku kepada mereka berdua kok" desahku pelan
"Tapi... Tapi.. Hmmm terserah kalian sajalah" desah Xiao Min mengalah dan memasukkan kembali senjatanya
"Kakak ada apa mendatangiku?" gumamku pelan
"Ingin mengabarkan buatmu aja sih awalnya, dan tidak aku sangka ada dua tikus kecil yang menyusup ke kamarmu seperti ini" desah Xiao Min menggelengkan kepalanya
"Kamu mau ikutan Xiao?" gumam Lan dingin
"Menodai adikku sendiri? Tidak terimakasih..." desah Xiao pelan
"Menodai? Tidak, kami tidak mencari keuntungan seperti Han Li. Kami hanya ingin memanjakan Sani saja dan tidak lebih" gumam Lan membela diri
"Melakukan seperti itu di rumahku sama saja kalian menodai adikku!!" protes Xiao kesal
"Hilih sok suci kau Xiao, padahal sudah berapa wanita yang menjadi korban nafsumu coba. Kami hanya mencium Sani kamu bilang menodai sedangkan kau melakukan itu dengan wanita lain kau sebut apa? " sindir Fiyoni dingin
"Ka.. Kamu!!"
"Haish sudahlah kalian ini!!" gerutuku beranjak dari tempat tidurku dan terduduk di sofa kamar
"Ada apa kakak?"
"Ini hasil rapat dan inventigasi mata - mata kita dua hari yang lalu saat kamu masih pingsan..." desah Xiao menyerahkan beberapa kertas kepadaku
"Oh jadi kak Lan juga ikut ya?" desahku pelan
"Ya, kami berdua akan menjagamu saat perang itu terjadi Sani" gumam Lan Shi serius
"Padahal tanpa bantuan kalian aku bisa melakukannya sendiri" gumamku dingin
"Emang kamu kira kami akan tinggal diam apa?"
"Heeh terserah kalian saja lah, aku punya rencanaku sendiri" desahku kembali membaca
"Rencana apa?"
"Rahasia lah..." gumamku santai
"Jangan bilang kamu melakukan hal konyol Sani!!"
"Tidak, untuk apa juga... Aku sudah melakukan perjanjian dengan kalian berdua untuk membantu kalian dalam perang ini.." desahku santai
"Untuk masalah keluarga Li, San dan Samuel biar aku yang menghadapinya sendiri" gerutuku dingin
"Membiarkan kamu terbunuh di depan kami? Tidak akan kamu biarkan Sani!!" gumam Lan mengangkat daguku dari belakang
"Terbunuh? Sebelum dendamku terbalas aku tidak akan mati dengan mudah" desahku menepis tangan Lan dan berdiri di depan jendelaku
"Kalau kakak kandungku bergabung dengan mafia pemberontak dan melukai sekutuku, tidak akan aku biarkan dia hidup!!" gerutuku menatap ketiga pria yang berada di belakangku dengan dingin
"Iihh menakutkan.." gumam Xiao Min pelan
"Itulah yang kami inginkan darimu saat ini Sani" desah Lan menatapku dingin
"Rasa dendammu yang besar itulah yang kami inginkan dan kita buat mereka menyadari bagaimana rasanya... Terhina" desah Fiyoni memelukku erat
"Ya aku tahu itu... Aku sudah lelah dihina dan direndahkan seperti ini.." gumamku menatap matahari yang indah di depanku
Aku sudah muak di sakiti selama ini oleh pria dan aku sudah muak dijadikan boneka oleh seluruh pria, kalau aku bisa melakukannya aku juga akan memusnahkan si kembar ini dengan tanganku walaupun itu tidak mungkin aku lakukan apalagi Lan dan Fiyoni lebih kuat dari pada aku sendiri. Dan untuk masalah calon ayah untuk anakku, aku tidak tahu siapa yang akan pantas mendapatkan cintaku nantinya