Chereads / Kawin Kontrak Mafia / Chapter 8 - Episode 8 : Memergoki Han Dengan Nana

Chapter 8 - Episode 8 : Memergoki Han Dengan Nana

Toookk... Toookk... Toookkk

Toookkk... Toookkk... Toookk

Suara ketukan pintu yang berulang kali terdenga di telingaku, aku membuka mataku dan berjalan menuju ke pintu kamar. Aku membuka pintu dan melihat Rina berdiri di depanku dengan senyum manis di wajahnya.

"Pagi kakak ipar"

"Ohh.. Mmm pagi Rina, ada apa?" gumamku mengusap kedua mataku

"Kakak ipar ini hadiah natal Rina, maaf kemarin Rina pergi duluan soalnya ada acara di sekolah" gumam Rina memberikanku sekotak hadiah berwarna merah

"Ohh mmm terimakasih Rina" gumamku mengambil hadiah itu

"Kakak ipar temani Rina belanja ke mall"

"Kan kamu baru pergi dengan kedua kakakmu kemarin lusa"

"Ya tapi tahun baru nanti Rina akan ada acara dengan teman Rina kakak, Rina ingin membeli sesuatu kakak"

"Kemarin kamu tidak membeli apapun?"

"Aku dan kedua kakakku membeli hadiah itu untuk kakak ipar, aku kemarin sebelum pergi lupa memberikannya kepada kakak ipar jadi ya belum sempat aku berikan kepada kakak ipar"

"Ohh.. Mmm boleh dibuka tidak?"

"Buka saja kakak ipar"

"Masuklah Rina" gumamku dan menutup pintu kamarku

"Kamar kakak ipar selalu bersih ya, dulu ini kamar kedua kakakku dan setiap hari para pembantu harus membersihkannya" gumam Rina terduduk di sofaku

"Oh mmm benarkah?" desahku membuka hadiah dari Rina itu

Di dalam kotak itu aku melihat ada beberapa barang, sebuah jaket bulu untuk musim dingin, sebuah liontin merah, boneka beruang yang besar, dan beberapa ornamen pohon natal yang mini lengkap dengan ornamen lainnya

"Ini hadiah dari siapa saja?" gumamku menatap Rina

"Oh itu boneka dari Rina, ornamen itu dari kak Hans, kalau jaket bulu dan liontin itu dari kak Han" gumam Rina menatap keluar balkon

"Oh benarkah?" gumamku terkejut

"Ya, kak Han ingin kakak ipar menggunakan liontin itu setiap hari"

"Kenapa aku harus memakainya?" tanyaku terkejut

"Gak tahu kakak ipar, kakak ipar pakai saja kan itu hadiah jadi untuk menghormati yang memberikan kakak hadiah"

"Oh mmm baiklah" desahku mengalah dan memakai liontin itu di leherku

"Kakak ipar segeralah mandi biar keburu kemalaman kita pulang nanti" gumam Rina membuka balkon kamarku

"Ohh mmm baiklah" desahku meletakkan kotak hadiah itu dan segera mandi, aku tidak tahu kenapa Han menyuruhku memakai liontin ini tapi mau bagaimana lagi kalau aku menolak memakainya aku menyakiti hati keluarga Li

Setelah selesai mandi, aku segera memakai pakaian musim dinginku dan segera berdandan di depan meja riasku. Walaupun di luar sedang musim dingin tapi sebagai perempuan aku juga harus berdandan cantik apalagi kita akan ke mall

"Kakak ipar..." gumam Rina membuka pintu ruang gantiku

"Iya ada apa Rina?" gumamku memakai lipstrikku

"Mmm tidak ada... Kakak cantik banget kalau gak pakai kacamata"

"Hmmm masih cantikan Rina" gumamku memakai kacamataku

"Kakak ipar jangan pakai kacamata nanti kena salju berembun, mending kakak ipar menggunakan softlens saja"

"Tapi kan..."

"Pakai saja, kakak ipar punya tuh di meja rias kakak"

"Hmmm...Baiklah" desahku melepaskan kacamataku dan memakai softlens

"Sudah selesai" gumamku tersenyum

"Astaga kakak cantik sekali. Pantas kak Han bilang dia melihat kakak ipar tidak memakai kacamata kemarin pagi membuatnya terkejut, memang kakak ipar sangat cantik" gumam Rina terkejut

"Kemarin pagi?" gumamku mengingat kejadian kemarin pagi."Oh saat Han menatapku terkejut itu ya?" desahku dalam hati

"Ya kemarin pagi kakak cantik banget katanya"

"Mmm udah ah ayo kita berangkat, sudah siang nih" gumamku mengalihkan pembicaraan

"Tunggu, kakak ipar harus memakai jaket ini dulu" gumam Rina memberikanku hadiah jaket bulu dari Han

"Kan belum di cuci"

"Gak apa, udah dicuci kok sama pembantu"

"Oh baiklah" desahku menggunakan jaket itu

"Baiklah mari berangkat kakak ipar" gumam Rina berjalan mendahuluiku

Di depan rumah sudah ada mobil yang menunggu kami, kami berdua masuk ke dalam mobil dan mobilmu bergerak meninggalkan rumah itu. Aku melihat Rina yang terlihat sangat kesal

"Pasti kakak udah pergi lagi!!" gerutu Rina memasukkan handphonennya kembali

"Siapa Rina?"

"Ya ketiga kakakku, kakak ipar"

"Emang kemana mereka pergi?"

"Kak Wan sedang ada urusan dengan kak Soni, kak Hans sedang ada pertemuan, sedangkan kak Hans gak tahu dia dimana, ku kirimin pesan tidak dibalas ku telepon gak di angkat" gerutu Rina kesal

"Mungkin dia sedang keluar sama wanitanya"

"Tidak bisa seperti itu!! Apa lagi kakak udah punya istri!!!"

"Aku hanya istri kontraknya Rina, mau dia dengan siapapun aku tidak peduli" gumamku menatap keluar jendela mobil

Selama perjalanan aku hanya melihat salju yang turun di jalanan, salju yang berwarna putih yang menutupi atap rumah, pepohonan, dan juga jalanan yang sepi. Tidak lama kami berkendara, kami sampai di mall terbesar yang ada di kota ini.

"Ayo turun kakak ipar" gumam Rina berjalan mendahuluiku masuk kedalam area Mall

Di dalam area mall, suhu yang terasa tidak terlalu dingin jadi sedikit menghangatkan tubuhku. Aku melepaskan masker dan sarung tanganku dari tanganku sambil menikmati suasana di dalam amll yang sangat ramai apalagi hari ini hari natal

"Kakak ipar kita kesana yuk" gumam Rina menarik tanganku kesebuah toko gaun di depan kami

Rina memilih gaun dengan teliti dari satu toko ke toko yang lain. Toko yang disinggah Rina adalah toko gaun merk terkenal dan juga toko gaun yang memiliki gaun termahal. Aku terus membuntuti Rina sambil melihat beberapa gaun yang indah, ingin rasanya aku membeli itu tapi apalah dayaku uang warisan ayah di kartuku hanya bisa membeli stau gaun biasa dan aku tidak akan punya tabungan apapun lagi

"Kakak ipar tidak beli?"

"Tidak...Aku lagi tidak ingin membeli sesuatu" gumamku pelan

"Kakak ipar menurutmu bagus warna hijau muda ini atau warna merah muda ini?" gumam Rina menunjukkan dua gaun yang sangat indah

"Mmm kamu ingin yang mana?"

"Mmm aku ingin keduanya"

"Ya sudah beli saja keduanya" gumamku pelan

"Mmm benar juga, oke deh kakak ipar" gumam Rina pergi menuju kasir

"Haish kalau mau duanya gak usah tanya..." desahku pelan, aku berjalan keluar toko dan bersandar di dinding toko. Di kerumunan orang aku mlihat seseorang seperti Han dengan seorang wanita di sebelahnya seperti pasangan yang romantis

"Hmm mungkin aku salah lihat" desahku pelan

"Ada apa kakak ipar?" gumam Rina di sebelahku

"Mmm tidak ada, kamu dah selesai? Mau kemana lagi?"

"Rina mau makan kakak ipar, Rina lapar" gumam Rina menggandeng tanganku meninggalkan toko

"Dimana belanjaanmu?"

"Nanti di kirim ke rumah, kan kakak ipar tahu akan hal itu"

"Oh ya aku lupa" gumamku pelan

"Ada apa kakak ipar kok kelihatan tidak fokus?"

"Mmm tidak ada apapun kok"

"Ya udah kita makan dulu, paling kakak ipar belum makan dari pagi jadi kakak seperti kurang fokus" gumam Rina menarikku menuju ke pusat makanan yang ada di mall itu

"Kakak ipar ingin makan apa?"

"Mmm aku ngikut kamu aja" gumamku pelan

"Ya sudah kita beli di kedai itu saja" gumam Rina memesan makanan dengan senang

"Rina sepertinya penuh" gumamku pelan

"Ya udah di luar situ saja" gumam Rina membawa sebuah papan nomor antrian

"Hmm baiklah" desahku mengikuti langkah kaki Rina

Saat kami menaiki tangga, aku melihat Nana yang sedang makan bersama dengan seorang laki - laki di depanku. Aku menarik tangan Rina agar kita mencari tampat lain tapi Rina tetap melangkahkan kakinya menuju ke balkon tempat Nana makan. Rina berjalan melewati kedua orang itu dengan langkah kaki sedikit kesal yang membuatku sedikit kesulitan mengikuti langkah kakinya

"Nana apa kamu yakin mau makan disini?" tanyaku pelan

"Ya..."

"Hmmm baiklah" desahku terduduk di depan Nana

Di belakang Nana aku melihat wajah Han yang sedang mengobrol santai dengan Nana, aku sedikit terkejut sebenarnya tapi aku berusaha sesantai mungkin agar Rina tidak menyadarinya.

"Permisi, pesanannya nona" gumam seorang pelayan membuyarkan lamunanku

"Te... Terimakasih" gumamku dan pelayan itu pergi, aku melihat Rina memakan makananya dengan lahap sedangkan aku melihat makananku yang membuatku sangat tidak berselera untuk makan apalagi di depanku pemandangan yang sangat menyebalkan

"Kakak ipar kenapa tidak dimakan?"

"Aku makan kok" gumamku memaksakan diri untuk makan

"Kakak ipar kenapa tidak berselera? Apa karena mereka berdua?" gumam Rina dingin

"Kamu tahu?" tanyaku terkejut

"Ya apa yang tidak Rina ketahui... Tenang saja kakak ipar, aku membela kakak ipar" gumam Rina meletakkan alat makannya

"Emang kamu mau melakukan apa?" tanyaku terkejut

"Mmm kakak ipar lihat saja nanti, kakak ipar makan saja dulu" gumam Rina meminum minumannya

"Hmmm..." desahku pelan dan melanjutkan makanku sampai habis

"Aku sudah selesai" gumamku pelan

"Ya udah kita pulang dulu kakak ipar" gumam Rina mengambil gelas minumannya sambil berjalan ke arah pintu keluar

Di depan aku melihat Rina yang menumpahkan minumannya kearah Nana dengan tatapan dingin. Ingin kau menghentikan tindakan Rina tapi belum sampai aku melarangnya Rina sudah menuangkan minumannya di pakaian Nana

"Heeei... Apa kamu tahu ini pakaian mahal dari pacarku tahu!!!" protes Nana kesal

"Oh benarkah dari pacar yang mana nih?" gerutu Rina menaruh gelas di meja dengan keras

"Eee... Mmmm.. A... Adik ipar"

"Heeeh? Adik ipar? Sejak kapan aku menganggapmu sebagai kakak ipar?" gerutu Rina dingin

"Di seumur hidupku, aku dan seluruh keluarga Li tidak menerima kau dan Linda sebagai salah satu keluarga Li dan kamu tahu itu"

"Kenapa? Apa kurangnya aku?"

"Kamu masih bertanya? Apa kamu tidak ingat apa yang kalian lakukan dengan San saat kedua kakakku menjadi pacar kalian?" gerutu Rina dingin dan Nana hanya terdiam

"Kalian berdua pantas di panggil pelacur apa kalian tau!!!" teriak Rina kesal

"Dan kau kakak... Kalau kakak masih tetap bersama dengan kedua wanita rendahan seperti mereka. Lebih baik keluar dari keluarga Li dan pergilah dari kehidupan keluarga Li dan juga kakak ipar!!!" gerutu Rina kesal dan Han hanya terdiam pelan

"Mari kita pulang kakak ipar!!" gumam Rina menarik tanganku

"Sa... Sani?" gumam Han pelan dan tatapannya snagat terkejut saat tahu aku memakai jaket dan liontin pemberiannya

"Tunggu..." gumam Han menahan tanganku

"Sani kamu sangat cantik..." gumam Han menatapku dengan muka merahnya

"Renungilah kesalahanmu sebelum kakak memuji kakak ipar!!" gerutu Rina terus menarikku meninggalkan mall

Aku tidak tahu perasaanku sata ini, rasa sakit, rasa sedih, rasa kesal bercampur aduk menjadi satu. Semenjak ayah melarangku berhubungan dengan San aku mulai tidak memiliki rasa kepada San. Tapi kalau perilaku Han seperti ini, bagaimana aku bisa mencintai Han atau mencintai Hans