Chereads / Kawin Kontrak Mafia / Chapter 4 - Episode 4 : Bertemu Nana

Chapter 4 - Episode 4 : Bertemu Nana

Setelah menghadiri rapat dengan Leo, Han mengajakku menginap di sebuah hotel elite yang berada tidak jauh dari gedung itu. Ya seperti biasanya, kamar kami terpisah jadi kami tidak sekamar. Han seperti sangat jijik kepadaku padahal dia sendiri yang menginginkan aku untuk kawin kontrak dengan dia. Tapi aku sendiri sangat bersyukur tidak sekamar dengan dia dan aku selalu menganggap aku berada di keluarga Li hanya untuk numpang lewat saja

Matahari terbenam dengan indah dari arah balkon kamarku, aku terduduk di kursi balkon sambil menikmati sore yang indah ini. Di arah kananku aku melihat Han yang sedang berdiri di pagar balkon kamarnya. Jarak antara kamar kami tidak terlalu jauh hanya di batasi dua kamar saja. Hari ini adalah hari kedua aku tinggal di hotel, Han memiliki sebuah pertemuan yang tidak aku ketahui pertemuan apa itu dan yang aku tahu aku hanya disuruh Han untuk tinggal di hotel selama dia melakukan pertemuan itu

Aku melihat Han yang seperti sedang memikirkan sesuatu, setiap kami berpergian aku selalu melihat Han yang sedang berdiri di pagar balkon dengan tatapan sedihnya. Ingin sekali aku bertanya, tapi aku tidak berani. Mengobrol saja aku masih berpikir dua kali apalagi aku bertanya tentang masalahnya sendiri.

Aku menarik nafas dalam - dalam dan membuangnya dengan cepat, tanganku meraih dua kertas yang kecil di dalam saku pakaianku. Aku membuka dan membaca kertas dari Leo terlebih dahulu

Hai Sani, tidak aku sangka perkataan San benar kalau kamu sekarang ada di bawah genggaman si rubah Han itu. Apa kamu senang atau malah menderita? Hahaha.. Oh ya kontrakmu hanya 5 tahun saja ya? Yah kenapa begitu sebentar seperti itu sih? Kurang lama sebenarnya. Kalau lama kan aku bisa merebutmu sebelum San merebutmu. Merebutmu dari genggaman si rubah Han itu sangat sulit tahu... Tapi lihat saja ending dari permainan kami bertiga ini dan aku harap kita bisa bertemu lagi... Wanitaku ~ Leo Lan

"Permainan? Permainan apa?" gumamku bingung

"Apa kontrak ini hanya permainan mereka bertiga? Haish sungguh menyebalkan..." desahku menyobek kertas itu dengan kesal

Aku mengambil kertas dari San di dalam saku pakaianku, aku membuka kertas yang hanya beberapa kata tulisan San yang sangat khas. Di dalam kertas itu hanya tertulis "Aku rindu kamu..." dan di balik tulisan itu ada tulisan tangan dari San, aku membaca tulisan itu dengan serius

Sani aku akan merebutmu kembali dari genggaman Han itu, aku tahu kamu melakukan ini karena terpaksa. Ayahmu masih sehat sampai sekarang dan ayahmu berada di rumahku saat ini. Ayahmu sangat merindukanmu, terkadang ayahmu terus terpikir tentangmu dan selalu bilang kalau dia merasa bersalah kepadamu. Kamu yang sabar saja ya, aku akan merebutmu karena aku masih mencintaimu. Aku berjanji kepadamu... ~ San Yi

Aku melangkahkan kakiku menuju ke pagar balkon, aku menyandarkan tubuhku dan menatap pemandangan matahari terbenam yang indah di depanku. Mengetahui kabar ayah yang sehat dan sekarang ayah ada di tempat yang aman. Walaupun aku disini menderita tapi dengan mengetahui kalau San masih mencintaiku setelah setahun lebih kami tanpa kabar dan aku juga tidak tahu dimana keberadaan San saja aku sudah sangat senang. Selama aku berada di bawah pengawasan Han, aku tidak bisa seenaknya menggunakan handphone dan nomorku yang dulu di buang Han. Hanya tersisa satu fotoku dan San yang masih tersisa di handphoneku, foto yang aku sembunyikan di dalam email pribadiku

"Aku akan menunggumu San..." gumamku merobek kertas itu dengan senang dan membuang kertas itu ke bawah

Angin berhembus dan membawa potongan kertas itu pergi menjauh, rasa senang dan sedih bercampur aduk menjadi satu. Aku tidak tahu apa yang dimaksud Leo tentang permainan mereka bertiga. Apakah Han juga mengenali San dan Leo sebelumnya? Tapi wajah Han mengingatkan aku pada seorang laki - laki berkaca mata saat aku masih sekolah. Laki - laki yang setiap aku istirahat dengan San selalu menatapku di balik bukunya, walaupun struktur wajah dan rambutnya sama tapi sepertinya mereka berbeda dan Han juga tidak memakai kaca mata

Aku menatap Han yang sedang berbincang dengan seorang wanita cantik di balkon kamarnya. Aku terus mengamati mereka berdua, aku sangat penasaran dengan pembahasan mereka. Tapi karena jarak yang terlalu jauh membuatku sulit untuk mendengarkan pembicaraan mereka berdua. Nyeri rasa di hati saat melihat Han mengobrol berdua dengan wanita cantik, di balkon kamar lagi.

Disaat aku serius menatap mereka berdua, tiba - tiba Han menatapku dingin yang membuatku terkejut dan aku langsung membuang mukaku seolah - olah aku tidak menatapnya sama sekali.

"Haish tatapan yang menakutkan..." desahku masuk kembali ke dalam kamarku dan menutup pintu balkon dengan perlahan

Aku mengambil sebungkus mie instan dari tasku dan memasak mie instan tersebut. Mie instan adalah makanan yang wajib aku bawa, kalau sedang ada acara dengan Han diluar seperti ini. Aku tidak berani membeli makanan di restoran karena uang milikku sendiri tidak akan cukup untukku membeli makanan mewah di restoran itu dan Han juga tidak pernah mengajakku makan selama aku bekerja dengannya

Aku memakan makananku dengan lahap sambil menonton televisi di kamarku. Acara yang ada di televisi hanya berita yang tidak menarik sama sekali, tapi diantara berita yang aku lihat ada satu berita yang mengatakan kalau hari ini ada festival musim gugur di taman kota.

"Festival ya?" desahku pelan

Aku segera mencuci alat makanku dan bersiap untuk pergi ke festival itu, aku mengganti pakaianku dan tidak lupa aku berdandan. Aku menatap jam di dinding kamar yang masih menunjukkan pukul 7 malam, aku mengambil handphoneku dan meminta izin kepada Han. Aku takut kalau aku tidak izin aku akan dihukum lagi sama Han.

Setelah siap, aku segera turun dari hotel elite ini dan menaiki taksi menuju ke festival itu. Lalu lintas yang ramai dan daun - daun berguguran di jalanan menjadi pemandangan musim gugur yang sangat meriah. Tidak berapa lama kemudian taksi yang aku tumpangi berhenti di sebuah festival yang dipenuhi oleh banyak orang, aku segera membayar taksi itu dan turun dari taksi

"Terimakasih pak" gumamku berjalan menuju festival itu

Di dalam festival itu, aku melihat banyak sekali orang berlalu lalang di jalanan festival ini. Aku melangkahkan kakiku mengelilingi festival yang meriah ini. Festival yang mengingatkan aku saat kedua orang tuaku mengajakku ke seluruh festival yang ada, walaupun aku saat ini menikmati festival ini sendiri tapi masih bisa menikmati festival dengan caraku sendiri

Di kiri dan kananku aku melihat banyak orang yang berpasangan dengan manja dan mesra, aku menatap kedua tanganku dan menggenggamnya dengan erat

"Hmmm membuatku sangat iri..." desahku pelan dan kembali melangkahkan kedua kakiku

Di depanku, aku melihat kedai makanan jepang yang aku suka yaitu sushi dan takoyaki, aku segera memesan sushi dan memakan makananku di kursi yang telah disediakan di dalam kedai.

Aku memakan makananku sesegera mungkin dan ingin segera kembali. Aku membuka handphoneku dan mencoba mengecek kotak masuk tapi Han sama sekali tidak membalas pesanku, kalau dia memergokiku saat aku belum kembali pasti dia akan menghukumku lagi

Setelah menghabiskan makananku, aku segera keluar dari kedai dan berjalan menuju ke pintu keluar. Tapi saat aku sampai di pertengahan festival, aku melihat Nana yang sedang berdiri dengan Han di sebuah kedai boneka.

"Han dengan Nana?" gumamku terkejut, aku segera memfoto mereka berdua dan memasukkan kembali handphoneku

Aku melangkahkan kembali kakiku dengan cepat dan berusaha melewati mereka berdua tanpa disadari oleh keduanya. Tapi Nana malah menyadari kehadiranku dan melambaikan tangannya kearahku, mungkin karena parfum khas milikku jadi Nana bisa menyadari kehadiranku

"Saanniii... kemarilah!!!" teriak Nana yang membuat langkah kakiku terhenti. Nana adalah teman sekelasku, hubungan kami baik saja tapi dia sering kali merasa iri kepadaku karena San laki - laki tertampan di sekolah malah memilihku dari pada wanita lainnya

"Sani!!!" gerutu Nana menarik tanganku yang membuatku menatap Nana dan Han secara langsung

"Ooohhh ... Eeeh Nana" gumamku mencoba berperilaku biasa

"Kamu disini sendirian? dimana kekasihmu?"

"Kekasih? Tidak ada, aku hanya ingin ke fertival sendiri"

"Tumben kamu tidak dengan kekasihmu?"

"Ya aku hanya ingin menikmati festival ini sendiri kok" gumamku mencoba tersenyum

"Oh ya Sani, kenalin ini Han kekasih hatiku"

"Ohh mmm salam kenal" desahku pelan tapi Han hanya menatapku dingin

"Sani mari kita jalan - jalan bersama, pasti akan lebih seru" gumam Nana menggengagam erat tanganku

"Maaf Nana, aku ada urusan. Aku takut kalau aku belum kembali nanti seseorang akan memarahiku... Oke bye" gumamku melepaskan genggamannya dan segera pergi dari tempat itu

"Sani tunggu, aku ada sesuatu untukmu!!!" teriak Nana menghentikan langkah kakiku kembali

"Apa?"

"Nih, selamat ulang tahun Sani.. Maaf aku telat ngucapinnya..." gumam Nana memberikanku boneka beruang yang besar

"Oohh... Mmm makasih ya.." desahku pelan

"Oh ya satu lagi..." gumam Nana mendekatkan wajahnya di telingaku

"Jauhi kekasihku..." bisik Nana dingin

"Kalau aku bisa melakukannya sudah aku lakukan dari awal ... Ambil saja aku tidak tertarik sama sekali..." gumamku dingin dan membalikkan tubuhku

"Oh ya Na...Kamu harus hati - hati terhadapnya" gumamku kembali melangkahkan kakiku pergi dari festival itu

Rasa sakit, cemburu, kesal, sedih bersatu di dalam pikiranku dan hatiku. Walaupun aku bukan siapa - siapa Han, tapi mendengar perkataan Nana yang bilang kalau Han adalah kekasihnya membuat hatiku sedikit sakit... Aku masih bingung kenapa Nana dengan santai mengatakan kalau kalau Han adalah kekasihnya tapi malah Han terus menatapku dingin? Sebenarnya apa yang terjadi? Aku pun tidak tahu. Bahkan Nana berani mengancamku, tapi ancamannya sama sekali tidak mengefek kepadaku karena aku memang gak punya rasa cinta sama sekali