Chereads / The Miracle of Death / Chapter 15 - Crown

Chapter 15 - Crown

Kabar soal situasi Kekaisaran yang sulit sudah masuk ke dalam akademi, bahkan si kembar juga mendengar soal kabar itu. Permasalahan yang tidak bisa terselesaikan dengan baik waktu itu menjadi lebih rumit sekarang. Bukannya ada perkembangan yang baik tapi semuanya malah semakin rumit tanpa ada satu masalah pun yang terselesaikan sama sekali.

Tapi para bangsawan terlihat bisa saja, seperti bukan hal yang perlu mereka pikiran sekarang. Padahal sudah banyak korban jiwa yang berterbangan dan terus bertahan dari waktu ke waktu. Dan si kembar terlihat duduk dengan buku di tangan mereka masing-masing. Tak ada suara dari keduanya selain halaman buku yang di balik beberapa kali.

Tatapan mereka terlihat fokus pada objek di hadapan mereka, sebagai seorang keturunan kerajaan keduanya menjadi ikut dalam masalah ini. Meraka bukan bermaksud untuk membantu ayah mereka tapi ini demi para orang-orang yang merasakan masalah itu. Mereka jelas tau bagaimana kekhawatiran mereka dengan semua situasi yang ada.

Tapi pihak Kekaisaran juga sudah melakukan yang terbaik, sampai caesar datang ke arah mereka "ternyata kalian ikut tanggung jawab tentang masalah ini" ucapan caesar membuat keduanya menoleh menatap caesar yang terlihat masih tak percaya

Kejadian hari itu sudah berlalu dan tak ada hal buruk yang terjadi, semua itu berkata kekuatan ramon yang tiba-tiba muncul. Kekuatan yang bisa menghapus ingatan itu membuat rimonda terkejut hari itu. Tapi yang lebih mengejutkan lagi saat caesar tak bisa mengingat hal yang rimonda katakan saat itu. Keduanya mengangguk dengan tatapan mengarah pada caesar sekarang.

"Bukankah itu tugas orang dewasa" ucap caesar lagi dengan langkah menuju bangku yang kosong

"Tidak ada ucapan seperti itu untuk kita berdua, menurut kita itu adalah hal yang sudah menjadi kewajiban kami sebagai keturunan Kaisar Pertama" ucapan rimonda tak salah tapi bagi mereka yang berumur sepuluh tahun itu adalah hal yang mustahil untuk menyelesaikan semua masalah yang terjadi

Ini bukanlah hal yang bisa di selesaikan dengan mudah seperti membalikkan telapak tangan. Tapi ini semua menggunakan otak dan juga kepercayaan yang bisa menyelesaikan masalah sekarang. Sebagai rakyat biasa caesar hanya takut jika semuanya akan semakin buruk. Keputusan yang salah dari pihak Kekaisaran sudah menjadi dampak bagi semua orang.

Dan dia tak mau melihat hal itu lagi sekarang, walau begitu dia juga tak bisa melakukan hal lain selain berharap adanya keajaiban untuk mereka. Tapi ramon langsung terlihat senang setelah selesai membaca buku yang dia genggam sejak tadi. Buku itu dia taruh di atas meja dengan jari telunjuk yang menunjuk sebuah tulisan yang menjadi sejarah Kekaisaran ini.

"Semua itu pernah terjadi dulu tapi yang bisa menyelesaikannya adalah Kaisar Pertama" ucap ramon membaca hal yang menjadi inti dari tulisan di buku itu

"Itu sudah bukan hal asing lagi bagiku" sahut caesar menatap ramon yang terkejut akan jawabannya

"Jadi kau sudah tau soal itu?" tanya rimonda membuat caesar mengangguk

"Kenapa tak bilang dari tadi" rimonda kesal bagaimana pun itu adalah hal yang bisa saja menjadi sebuah penyelesaian untuk masalah kali ini

"Sepertinya kalian juga belum tau jika Yang Mulia Putra Mahkota juga di suruh untuk meminta bantuan kuil suci" ucapan caesar membuat keduanya terkejut lagi

Mereka tak tau apa pun soal hal itu, mereka memang tak begitu tertarik dengan rumor yang beredar. Tapi masalah ini adalah masalah yang tidak bisa mereka biarkan begitu saja. Ini menyangkut nyawa seseorang dan mereka juga harus bisa membantu walau kemungkinan itu terjadi sangatlah kecil.

"Dia mendapatkan persetujuan dari Yang Mulia Kaisar kemarin" lanjut caesar membuat si kembar terdiam dengan raut wajah yang berpikir keras

Apa mereka akan kalah dari Putra Mahkota sekarang, tujuan mereka adalah membuat Putra Mahkota tak bisa mendapatkan tahta sama sekali. Dan dengan hal ini Putra Mahkota akan mendapatkan kepercayaan dari penduduk desa. Bahkan dia akan mendapatkan kepercayaan dari Kaisar dan hal itu akan menyulitkan mereka.

Dengan keputusan bahwa mereka mendapatkan hal untuk memiliki tahta saja sudah membuat mereka bernafas lega. Tapi jika Putra Mahkota berhasil maka semuanya akan sia-sia, tidak akan ada hal yang bisa mereka lakukan setelah itu. Dengan cepat keduanya berdiri membuat caesar terkejut akan hal itu.

"Kalian mau ke mana?" tanya caesar menatap si kembar yang tersenyum lebar

"Tentu saja melakukan sesuatu yang berguna" jawab ramon merangkul rimonda yang mengangguk semangat

Keduanya pergi memasuki gedung asrama, tak ada suara sampai mereka sama-sama berpisah dalam sebuah lorong panjang. Kali ini mereka tak akan diam saja dan melihat Putra Mahkota mendapatkan kepercayaan itu. Mereka harus menghentikan semua kemungkinan yang akan terjadi.

Apalagi ingatan soal tugas dari wanita yang membantu mereka ada hubungannya dengan kuil suci. Dan mereka harus bisa melakukan sesuatu sebelum Putra Mahkota melakukannya. Dengan cepat rimonda mengambil jubahnya dan memasangkan tudungnya depan baik. Tak lama terdengar suara ketukan dari luar membuat rimonda membuka pintu itu.

"Caesar!!" kaget rimonda menatap Caesar yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya

"Apa yang akan kau lakukan, jangan bertindak ceroboh dengan membuat kami makin susah" ucap caesar dengan manik yang menatap rimonda tajam

"Apa kau tau kesalahan pihak Kekaisaran membuat kami makin kesulitan tapi kau mau membuat hal yang mempersulit kami" lanjut caesar dengan nafas yang memburu

Tatapannya terlihat tajam dengan kepalan tangan yang mengeras, dia takut. Takut jika akhirnya semua yang akan di lakukan si kembar gagal dan semakin mempersulit keadaan mereka. Rimonda terdiam dengan tatapan mengarah pada caesar sekarang, apa ini adalah ketakutan para merakyat biasa dia sebagai anak Kaisar tak pernah merasakan hal itu, dia dan kakaknya hanya merasakan rasa sakit karena tak mendapatkan hak mereka.

Apa itu sama dengan rakyat biasa lainnya, apa itu sama atau itu berbeda dan lebih sakit rakyat biasa. Entah kenapa rimonda menjadi ragu, apa dia hanya melakukan ini demi sebuah tahta. Atau dia melakukan ini demi kedamaian di dunia ini, entah kenapa dia menjadi ragu. Sampai ramon datang dengan jubah yang sudah terpasang rapi di tubuhnya.

"Kau di sini" kaget ramon menatap caesar yang tak meliriknya sama sekali

"Ayo kita berangkat sudah tak ada waktu lagi" ucap ramon lagi menatap rimonda yang terdiam di tempatnya

"Kak, apa kita melakukan semua ini karena tahta atau karena menginginkan perdamaian" rimonda mengatakan itu dengan tangan mengepal kuat

Dia hanya takut, takut jika dia juga sama saja dengan Putra Mahkota, yang menginginkan tahta saja.