Ruangan Kaisar terlihat begitu berantakan dengan berbagi lembaran kertas yang menumpuk di meja kerjanya. Dengan berbagai lembaran kertas itu Sang Kaisar harus bekerja seharian, tak ada waktu baginya untuk menikmati waktu luang. Dan setelah memerintahkan Putra Mahkota untuk mendapatkan bantuan Kuil Suci dia harus di hadapan dengan Duke yang terlihat menjadi perwakilan bangsawan lain.
Tatapan Sang Kaisar terlihat tak suka tapi dia harus terlihat menghargai kedatangan Sang Duke yang akan menjadi besannya nanti. Setelah pertunangan Putra Mahkota dan Putri Duke itu membuat keduanya sering bertemu di luar rapat atau acara lain. Tapi sebenarnya Sang Kaisar merasa enggan dengan kehadiran Duke selama ini.
Mungkin tak ada bukti tapi dia sangat yakin bahwa Duke memiliki hal yang dia sembunyikan selama ini. Dia tak tau apa itu tapi perasaannya tak mungkin salah, dan mungkin saja suatu saat dia akan tau apa yang sebenarnya di lakukan oleh Duke. Jika itu soal kekuasaan dia paham tapi jika itu di luar dari semua itu maka dia akan membuat hukuman yang setimpal untuknya.
"Yang Mulia bukankah kami menolak untuk meminta bantuan kuil suci, tapi kenapa Yang Mulia melakukan hal itu" ucap Duke dengan manik merah tua menatap Sang Kaisar yang terlihat kesal
"Aku adalah pemimpin di sini, dan aku berhak memutuskan sesuatu jika itu untuk kebaikan Kekaisaran" sahut Sang Kaisar dengan tatapan tajam membuat Duke menggeram
Dia tak boleh gegabah sekarang, semua rencananya mulai tidak karuan dan dia tak boleh sampai ketauan. Jika sampai mereka tau pasti semuanya akan hancur dan dia akan di hukum mati atas tindakannya ini. Tapi demi kekuasaan dia akan melakukan apa pun dan membuat Kekaisaran ini ada di tangannya.
Semuanya sudah berjalan lancar sejak dua belas tahun lalu, jadi dia pasti bisa mengatasi masalah kali ini bukan. Duke menatap Sang Kaisar dengan senyuman lebar dengan harapan kali ini berhasil. Mengingat apa yang sudah dia lakukan membuatnya sadar bahwa semua yang akan Sang Kaisar akan sia-sia saja. Dan dia tak perlu takut jika ada hal di luar rencananya.
Bahkan dia juga harus membuat rencana untuk menjatuhkan si kembar dari tahta Kekaisaran. Itulah tujuannya dan dia tak boleh sampai lengah sekarang "maafkan saya Yang Mulia, pikiran saja terlalu dangkal. Saya yakin Yang Mulia juga sudah memikirkan semuanya demi Kekaisaran ini" ucap Duke dengan tatapan merasa bersalah
Tapi Sang Kaisar malah merasa curiga, bukankah baru saja dia menolak dengan tatapan kesal akan tindakannya. Tapi kenapa tiba-tiba berubah begitu saja, seakan hal itu tidak pernah terjadi. Apakah dugaannya benar jika Duke ada hubungannya dengan masalah di Kekaisaran. Tapi kenapa dia merasa bahwa itu tak mungkin, karena apa yang sudah dia lihat menunjukkan bahwa ini tidak ada hubungannya dengan Duke.
Jelas bencana yang terjadi tak bisa di lakukan oleh seorang manusia, dan hanya Dewa yang mampu melakukan hal itu. Lalu apa alasan Duke melakukan hal ini, apa karena hubungan Kekaisaran dan Kuil Suci tidak baik. Apa mungkin hanya itu saja atau ada alasan lain yang dia tak tau. Entah kenapa dia malah pusing sendiri dengan hal ini sekarang.
"Sudahlah, kau boleh keluar" ucapan Sang Kaisar membuat Duke menunjukkan senyumannya dan langsung membungkuk
Dia keluar begitu saja tapi senyuman miring dan sebuah lirikan yang di perlihatkan untuk Sang Kaisar terlihat aneh. Pintu tertutup kembali membuat Sang Kaisar mendongak menatap pintu itu sebelum menghela nafasnya panjang. Rasanya dia telah melewatkan hal yang baru saja terjadi, tapi dia tak tau apa itu sampai maniknya menatap tumpukan lembaran kertas di mejanya.
"Kapan ini selesai" gumamnya dengan raut wajah yang terlihat kelelahan
"Salam pada Yang Mulia Kaisar" suara itu membuat Sang Kaisar terkejut
Dia yang tengah mengeluh dengan pekerjaannya langsung bangun dan menatap seseorang yang dia suruh untuk mengamati perkembangan si kembar. Pintu yang terbuka itu kembali di tutup dan pria itu mendekat dan membungkuk memberi salam padanya "Yang Mulia maafkan hamba tapi Pangeran dan Putri bertengkar dengan Putri Duke di hari pertama sekolah, bahkan mereka juga berteman dengan seorang rakyat miskin yang mendapatkan beasiswa" ucapan pria itu membuat Sang Kaisar sedikit terkejut
Dia tak bisa membayangkan bagaimana anaknya bisa berteman dengan rakyat miskin. Padahal dia saja yang mencoba mendekati anaknya malah di tolak begitu saja. Tapi anak itu bisa berteman dengan mereka, membuat Sang Kaisar merasa cemburu sekarang. Tunggu, apa dia bilang dia cemburu. Tidak itu jelas tidak mungkin terjadi, karena dia adalah ayahnya dan anak itu hanya teman.
Jelas dia bisa lebih dekat lagi dengan si kembar, dan dia harusnya tak boleh cemburu begitu saja. Dia jelas tau bahwa si kembar hanya merasa marah atas apa yang dulunya dia lakukan. Tapi dia benar-benar menyesal akan tindakannya dulu, harusnya dia bisa bertindak dengan baik walau keduanya tidak memiliki sihir. Tapi dia malah mengabaikan keduanya dan menganggap mereka tidak penting.
Tapi sebenarnya dia juga sayang pada keduanya hanya saja dia tidak bisa melakukan itu. Banyak mata yang memandangnya dan dia jelas tak bisa melakukan tindakan seperti itu pada aib Kekaisaran. Dia menutup wajahnya dengan manik yang tertutup rapat, andai saja dia memutar balikkan waktu pasti dia akan menjadi ayah yang lebih baik lagi untuk si kembar dan Putra Mahkota.
Tapi semuanya sudah terjadi, dan dia tak boleh merasa bahwa ini adalah hal buruk. Memang buruk tapi dia bisa mengubahnya walau hasilnya tidak bisa sempurna. Tapi itu lebih baik dan dia juga sudah mulai mendekati Putra Mahkota dan si kembar. Jadi pasti semua yang dia inginkan akan terjadi juga.
"Tetap awasi mereka, untuk pertengkaran itu tak perlu kau pikirkan jelas itu pertengkaran biasa. Fokus saja dengan tindakan mereka, dan jangan biarkan mereka terluka" perintah Sang Kaisar membuat pria itu membungkuk dan langsung pergi meninggalkan ruangan itu
Sang Kaisar tersenyum di balik wajah dinginnya, kali ini dia harus menghindari sebuah pertarungan tahta. Dan hal yang bisa lakukan adalah mendekati ketiganya dan memberikan mereka kasih sayang yang tidak mereka dapatkan selama ini. Manik hijaunya bersinar terang dengan harapan bahwa kali ini dia akan berhasil melakukannya.
Jika dulu keluarganya dalam keadaan buruk dan sekarang dia harus merubahnya. Ini bukan karena kekuatan si kembar tapi ini demi kedamaian Kekaisaran. Dia tak mau ada darah yang menetes di tubuh anak-anaknya untuk sekarang atau nanti hanya karena tahta Kekaisaran.