Tubuh terbaring dengan ruam merah yang menyebar di setiap tubuh membuat si kembar terdiam di tempatnya. Tatapan manik mereka terlihat bergetar melihat tubuh beberapa orang itu berteriak keras akan rasa sakit yang mereka terima.
Apakah mereka bisa menyelamatkan semua orang yang ada di sini, apakah mereka bisa menghilangkan rasa sakit para penduduk yang terinfeksi penyakit ini. Tidak hanya demam dan ruam merah saja yang si kembar lihat tapi ada berapa yang muntah disertai keringat dingin. Apakah penyakit ini lebih parah dari dugaan awal mereka, entah kenapa mereka berdua menjadi kebingungan di saat seperti ini.
"Kalian menjauh saja dan ini datanya" ucap Qiyora menyadarkan mereka berdua
"Oh.. terima kasih" Ramon mengambil lembaran kertas itu dan langsung menarik Rimonda menjauh dari sana
"Kakak, mereka..?"
"Tenang monda" Ramon tau jika penyakit ini bukan penyakit biasa tapi jika mereka ketakutan hanya karena melihat para penduduk yang kesakitan saja, lalu bagaimana dengan rencana mereka
Rencana untuk menyembuhkan semua orang, rasanya Ramon ingin menutup matanya dan meminta Tuhan membantu mereka. Tunggu apa Ramon tidak salah berpikir bahwa dia ingin meminta pertolongan Tuhan. Padahal selama ini Kerajaan Veddira tidak pernah mempercayai Tuhan bahkan sampai memutus hubungan dengan Kuil Suci.
Lalu kenapa Ramon ingin meminta bantuan Tuhan, kenapa sebenarnya apa alasan Ramon melakukan itu. Tapi memang ada alasan kenapa Ramon melakukan hal itu, itu semua karena hari di mana dia bertemu dengan wanita yang mengaku sebagi seorang Dewi. Wanita yang membantu dia dan Rimonda untuk mendapatkan kekuatan dan hidup menjadi lebih baik sekarang.
Dan karena pertemuan itulah Ramon tau bahwa Tuhan tidak sejahat itu untuk menghukum mereka berdua. Semua yang terjadi pada mereka murni karena ketamakan para manusia yang ada di dunia ini. Dan Ramon sadar bahwa dia adalah perantara antara Tuhan dan Kekaisaran sekarang.
Seperti ucapan Dewi itu yang mengatakan bahwa mereka akan mengubah sejarah dunia. Bahwa mereka akan menjadi awal dari sebuah kemakmuran Kekaisaran yang sudah masuk dalam kehancuran. Ayah mereka memang tidak tau hal itu tapi nanti lama-kelamaan ayahnya akan menyadari bahwa kehancuran Kekaisaran akan datang.
Bukan di tangan ayahnya tapi di tangan seseorang bawahan yang begitu tamak dan mereka berdua yang akan menghancurkan semua rencana itu.
"Rimonda, bukankah harusnya kau bisa" Ramon mengatakan hal itu dengan manik menatap Rimonda hangat
Bukan tanpa alasan Ramon mengatakan hal itu, tapi karena Dewi yang membantu mereka mengatakan bahwa kekutaan Rimonda adalah healing. Kekuatan yang sama dengan Kaisar pertama di Kerajaan Veddira. Kaisar yang memiliki manik ungu dan merah dan rambut perak secerah permata.
"Aku masih belum bisa kak" Rimonda tau dirinya lemah, andai saja kekuatan itu bisa dia gunakan sekarang
Pasti semua orang yang ada di sana akan baik-baik saja sekarang, mereka bisa tersenyum dan tertawa sepuasnya. Tapi Rimonda tidak bisa, dia terlalu bodoh untuk bisa menggunakan kekuatan Kaisar pertama. Ramon yang menyadari hal itu langsung menghela nafas dan membaca lembaran kertas yang di serahkan Qiyora.
Ramon terlalu fokus membaca lembaran kertas itu dan dia kembali di kejutkan bahwa para pasien kadang mengalami diare. Walau resiko terdampak diare lebih sedikit dari demam dan ruam merah yang ada tapi sepertinya ada yang orang-orang lewatkan. Jika ada diare maka penyakit ini ada dari makanan atau minuman yang ada.
Tapi untuk demam dan ruam merah yang ada entah kenapa Ramon tidak bisa memprediksi penyakit seperti apa ini. Tangan Rimonda mengambil alih kertas itu, tidak ada waktu baginya untuk diam saja dengan perasaan takut dan kasihan. Yang harus mereka berdua lakukan adalah menyelamatkan semua orang.
Dan yang bisa Rimonda lakukan sekarang ada satu yaitu mencari tau penyakit apa itu "kak kita pergi sekarang" ucapan Rimonda membuat Ramon tidak mengerti, padahal mereka harusnya tetap di sini untuk melihat penyakit ini lebih jauh
Lalu apa alasan Rimonda menyuruh mereka pergi, apakah Rimonda memiliki cara untuk menyelesaikan masalah penyakit ini "apa rencanamu?"
"Ikut saja, aku tau tempat yang akan kita butuhkan" jawab Rimonda berlari menuju Qiyora yang masih menangani pasien
Rimonda hanya mengembalikan lembaran kertas itu, tapi sebelum itu dia meminta salinan lembaran kertas itu. Dan Ramon hanya mengamati sampai Rimonda datang dengan senyuman lebar. Sebagai saudara kembar kadang Ramon tidak bisa paham akan apa yang Rimonda rencanakan tapi Ramon tau bahwa apa yang di rencanakan Rimonda selalu membantu.
Tangan Ramon di tarik di bawa ke arah hutan terdekat, wujud mereka kembali berubah menjadi normal. Dengan rambut perak dan manik yang bersinar seperti sebuah permata. Lalu ukuran tubuh mereka juga kembali seperti anak berukuran sepuluh tahunan, tidak ada wujud dewasa yang mengelabuhi orang lain lagi.
"Perpustakaan" ucap Rimonda dengan manik ungu yang berbinar terang
Ternyata benar dugaan Ramon bahwa Rimonda selalu saja bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Dia bahkan tidak terpikirkan untuk ke perpustakaan tapi walau begitu Ramon yakin banyak orang yang sudah mencari asal-usul penyakit ini dari buku. Lalu sebenarnya apa yang Rimonda akan lakukan di perpustakaan.
"Perpustakaan Kuil Suci, kita akan ke sana" lanjut Rimonda membuat Ramon terkejut
Ingatan soal hubungan Kekaisaran yang tidak baik dengan Kuil Suci membuat Ramon tidak yakin, tapi dia tidak bisa menolak jika Rimonda yang meminta. Saudara kembar yang sangat dia sayangi itu tidak mungkin dia tolak hanya karena dia tidak yakin bisa mendapatkan ijin masuk ke sana. Bahkan manik Rimonda yang berbinar membuat Ramon tidak dapat menolak sama sekali.
"Kau tau hubungan Kekaisaran dan Kuil Suci bukan?" Ramon harus mengatakannya karena bagaimanapun dia tidak ingin Rimonda kecewa saat mereka akhirnya di tolak
Dan Rimonda hanya mengangguk dengan pandangan yakin, dia datang bukan tanpa rencana sama sekali. Ada satu hal yang membuat Rimonda yakin bisa masuk ke tempat itu dan inilah yang harus dia lakukan. Dan Ramon mengalah dengan membawa mereka berteleportasi di depan Kuil Suci.
Bangunan megah yang mereka lihat membuat mereka terlihat kagum, bangunan yang menjadi tempat para utusan Tuhan tinggal. Entah kenapa Rimonda menjadi lebih bersemangat sekarang dan Ramon hanya bisa mempercayai apa yang akan Rimonda lakukan sekarang.
Mereka melangkah mendekat sampai terdengar suara yang menghentikan langkah mereka. Tatapan Rimonda dan Ramon langsung mengarah pada pria itu, pria dengan pandangan tidak bersahabat membuat mereka sadar bahwa kedatangan mereka tidak akan di terima dengan baik.
Rimonda hanya tersenyum hangat "saya Rimonda pemilik kekuatan Kaisar Pertama"