Chereads / Malaikat Pelindung Yang Tak Bersayap / Chapter 5 - 5. Dua Keluarga dan Kesepakatan

Chapter 5 - 5. Dua Keluarga dan Kesepakatan

Arsa baru saja sampai rumah tepat pukul dua belas malam setelah mengantar gadis itu pulang ternyata membutuhkan waktu lama terlebih lagi harus memutar arah berlawanan yang cukup jauh dari rumahnya.

Sang kakek yang melihat cucunya sudah pulang segera menghampiri dan menggiring nya untuk duduk di sofa bersama neneknya ingin membicarakan hal penting padanya.

kakek dan neneknya tidak melarang Arsa pulang malam asalkan saja tidak melebihi batas yang ditentukan dan peraturan yang mereka buat itu tidak masalah, karena mereka tau Arsa anak yang baik juga bertanggu jawab dalam segala hal terutama janji.

Ketiganya duduk saling berhadapan di sofa ruang keluarga Arsa sebagai tofik utama duduk didepan nenek dan kakeknya berada, hanya ada keneningan diantara mereka tanpa ada yang ingin memulai pembicaran karna suasana cukup cangguk bahkan Arsa merasa ada aura negatif yang akan terjadi.

Sang kakek mulai sedikit mencairkan suasana antara mereka dengan memanggil nama Arsa dan itu membuat perhatian Arsa tertuju dengannya menunggu apa yang akan di bicarakan dengan penasaran.

" kakek pengen kamu punya pasangan Ar, kamu tidak perlu khawatir masalah itu kakek sudah punya gadis yang cocok untukmu"...ucap Syahreza selaku kakek Arsa to the point pada inti pembicaraan yang akan di sampaikannya, menatap Arsa dengan tenang, ia tau cucunya itu tidak bisa menolak kenginannya.

Arsa menatap datar kakeknya selama enam belas tahun ia tidak pernah dekat dengan seorang wanita kecuali nenek dan bunda temannya apalagi mempunyai kekasih jatuh cinta saja tidak pernah karna itu tidak penting baginya, dan sekarang ia harus mempunya pasangan itu juga dengan cara dijodohkan oleh mereka begitu.

" Nenek juga pengen punya teman bicara dirumah sesama wanita Ar agar lebih mudah memahaminya selain sama kakek, kamu juga jarang dirumahkan sibuk dengan urusan kamu terima ya"....ucap Citrani selaku nenek Arsa menatapnya penuh harap juga kenginan yang bersar padanya untuk menerima dengan sepenuh hati

Arsa masih diam menimbangkan keinginan orang tersayangnya ia tak mau membuat orang yang sangat ia cintai bersedih hanya karena ia menolaknya begitu saja.

" Arsa terserah sama kalian saja mungkin itu yang terbaik Ar terima "...pada akhirnya iapun putuskan untuk menerimanya mungkin itu gadis yang terbaik yang di pilihkan untuknya.

Keduanya sangat senang setelah mendapat jawaban dari cucunya yang menerimanya, sungguh ia sangat senang keinginannya terwujudkan dan berterimah kasih pada Arsa yang tersenyum lalu berpamitan ke kamarnya untuk beristirahat karna tubuhnya sudah sangat letih juga mengantuk.

Pagi ini Arsa serta keluarga sudah sampai di depan sebuah rumah mewah nan megah, semalam sudah kesini untuk mengantarkan gadis itu pulang mungkin saudaranya yang akan dijodohkan dengannya, ia mencoba berpikir positif.

Mereka masuk dalam rumah disambut hangat sang pemilik rumah, ternyata itu om yang semalam meninjunya bersama istri dan seorang anak gadis mempersilahkan mereka untuk duduk di sofa ruang keluarga.

" kau masih ingat dengan saya kuharap begitu, mungkin kau bingung ini Putri bungsu saya, perkenalan diri mu sayang "....gadis yang dipanggil itu mengangguk dan memperkenalkan namanya dengan sopan namun sedikit bar bar.

" Nama saya Friska pratista Lesham Shaenette, anak kedua papah Lesham dan mamah Rosalind yang secantik bunga mawar saya tidak mau dijodohkan jadi bukan saya jangan salah paham"....dia Friska namanya gadis cantik penuh energi yang dihormati, periang juga bar bar, adik tersayang sang kakak, hobinya menggagu ketenang kakaknya baginya itu hal yang wajib dilakukan dalam rutinitas setiap hari, suka olahraga juga mahir dalam taekwondo yang selalu dilatih oleh papahnya sendiri dan stalker yang handal walau usianya masih duduk dibangku kelas tiga SMP.

" Fris panggilkan kakak mu itu"...ujar sang mamah yang diangguki Friska lalu menarik nafasnya dalam, Arsa bingung melihatnya malah menarik nafas bukannya tadi disuruh memanggilkan sang kakak.

" KAK TURUN KEBAWAH SEKARANG ".....teriak Friska menggelegar di setiap ruangan, semuanya menutup telinga sungguh kencangnya suara itu sampai merusak pendengaran mereka, itulah salah satu hobinya yaitu berteriak, tidak lama setelah itu terdengarlah suara langkah kaki yang berlari dari arah tangga menarik perhatian mereka semua.

Terlihatlah seorang gadis cantik yang baru saja sampai dihadapan mereka dengan pakaian santai, rambut lurus sepinggang di rumbai sedikit berantakan efek berlari dan memeluk subuah boneka beruang kesayangannya dengan tersenyum kearah mereka dan menyalami satu persatu tamu yang ada disana termasuk Arsa lalu duduk di pangkuan sang papah.

Arsa hanya diam terpaku melihat tingkah gadis aneh dihadapannya ini, dia tidak malu apa duduk dipangkuan papahnya dengan manja di hadapan banyak orang seperti ini dan ternya gadis eneh semalam yang akan dijodohkan dengannya.

" Nah ini anak saya dia cantikan juga manjanya gak ada duanya xixixi, tuh ada calon kamu gak malu apa hm "....kekeh sang papah mengelus kepala putrinya sayang.

" Biarin aja pah gak malu tuh "....balasnya tak perduli memeluk sang papah manja

" Auri sayang kita mau bicara serius "....tutur mamah lembut, Auri menatap papahnya sebentar lalu melihat sekeliling dengan polos.

" Kita berniat menjodohkan kamu sama cucuk saya Arsa, bagai mana kamu maukan, nenek pengen sekali punya teman bicara dirumah"....menatap Auri penuh binar

" Gimana ya nek, Auri gak bisa masak, nyuci baju, ceroboh, pelupa, suka makan, gak bisa beres beres rumah apalagi rumah tangga, kamar Auri aja selalu berantakan paling diberesinnya seminggu sekali itu kalau ingat kalau nggak yah gitu, suka manja sama papah gak bisa jauh, anak nakal gak bisa diatur , bukan gadis yang baik jahat pokoknya terlebih lagi suka marah marah emangnya nenek mau Auri marahin "....celotehnya panjang lebar dengan polos, sang adik yang mendengar itu menupuk jidatnya malu sungguh tak patut di contoh.

Mereka tersenyum maklum mendengarnya memang bisa terlihat dari penampilannya saja cuma itu tak masalah nanti juga akan dibimbing dengan baik dan pasti akan menerima apa adanya lagi pula tak percaya sepenuhnya.

" Gimana bikin kesepakatan sama papah, Kamu papah bebaskan dari kawalan tiga bodyguard jadi gak akan dikawal lagi cuma dengan satu syarat menikah dengan Arsa dan menuruti perkataannya, bagaimana? Lagi pula keluarganya sangat baik akan menerima kamu apa adanya papah jamin itu "....sahut papah mencoba negosiasi pada sang putri, Auri terdiam sesaat setelah itu mengangguk setuju karna ia akan bebas melakukan apapun.

"Tapi "...ucapnya menggantung membuat mereka yang bernafas lega kembali was was, Arsa yang melihat itu langsung meminta izin untuk bicara sebentar, setelah mendapai izin dari mereka ia menarik tangan Auri ketaman belakang rumah untuk membahas masalah ini.

Keduanya sampai di taman belakang duduk di kursi yang ada disana, di hiasi penuh dengan aneka bunga lebih dominan bunga matahari, mawar putih dan lavender itu bunga kesukaan Auri bahkan ia sendiri yang menanam dan merawatnya selama ini sampai sekarang.

" Kenapa kau mau menerimanya"....ucap Arsa to the point ia tidak suka bertele tele

" iya karna aku ingin menguras harta keluargamu dengan kesepakatan yang menguntungkan bagiku aku pasti menerimanya"....balasnya menghirup bunga mawar putih di samping tersenyum hangat.

" Apa yang kau inginkan "....sahut Arsa menatapnya Auri santai seperti dipantai.

" pertama aku tidak mau di ikuti bodyguard kemanapun aku pergi kecuali aku ngikutin orang itu baru boleh, aku ingin menanam berbagai bunga yang indah menurut aku suka, aku gak suka diatur terlebih masalah penampilan, bebas melakukan apapun dirumahmu nanti, bersikap baiklah padaku dengan lembut jangan kasar sekalipun kau sedang marah juga terima aku apa adanya jangan banyak menuntut. Bagaimana kau setuju? "...ucapnya berdiri menghadap Arsa sambil menunjukan jari kelingkingnya sebagai tanda menyutujui keinginan nya, Arsa membalasnya dengan tersenyum.

Keduanya kembali keruang keluarga untuk mengatakan bahwa mereka setuju setelah berbicara sedikit barusan dan membuat semua tersenyum senang mengucapkan hamdallah bersama.

" Karna semuanya sudah setuju kami putuskan acara pernikahannya minggu depan, untuk masalah fitting baju pengantin gak perlu repot itu sudah mamah siapkan bahkan mamah sendiri yang buat khusus untuk kalian, serta dekorasi segala macamnya kami yang akan menyiapkan jadi kalian hanya tinggal menjalankan nya saja. Bagaimana kalian setujukan kami juga tidak terima penolakan "....ucap mamah memperlihatkan gaun penganti juga jas pria mengukurkan kebadan keduanya dan terlihat sangat cocok juga serasi emang pasangan the best.

" Gak kecepatan gitu mah kan prosesnya lama mulai dari dekor, fitting sih iya udah, prewed, sebar undangan, terus apalagi ya gak mepet gitu waktunya seminggu terlebih lagi kan aku masih sekolah kenapa ga Fris dulu aja dia kan dah gede "....sahutnya mengingat ngingat tanpa dosa mengatakan agar adiknya terlebih dahulu membuat sang empu mendelik tak suka.

" Yah kakak dululah akukan masih kecil gimana sih"...semprot Friska sewot yang di balas tawa dari Auri meledek puas mendengar ucapan adiknya itu sungguh lucu.

" lebih cepat lebih baik "...sahut kakek Reza setelah lama diam mendengarkan perbincangan diantara mereka saja.

Setelah makan siang bersama dirumah Auri Arsa bersama keluarga pun pamit pulang karna masih ada pekerjaan dirumah yang masih harus diselesaikan, terlebih Arsa mempunya tugas sekolah yang belum ia kerjakan dan besok dikumpulkannya.