Arsa serta Auri sedang makan bersama kakek dan nenek dimeja makan keduanya sudah siap dengan seragam sekolah, mereka akan kembali lagi belajar disekolah setelah tiga hari cuti dan kebetulan sekali hari ini ialah hari senin.
Setelah makan selesai Auri dan Arsa berpamitan kepada nenek dan kakek untuk pergi sekolah, mulai hari ini dan seterusnya Auri akan pulang pergi dengan Arsa menggunakan mobil lamborghini berwarna merah kesayangan Arsa.
Auri dan Arsa berangkat setelah berpamitan tadi sekarang keduanya sedang berada diperjalanan menuju sekolah hanya ada keheningan di dalam mobil, Auri sibuk melihat jalan ia mencoba untuk menghapal jalan yang ia lewati agar tidak lupa nantinya sedangkan Arsa ia sibuk mengemudi sesekali melirik sebentar gadisnya disamping lalu kembali fokus kedepan.
Citttt~~~ suara rem mobil pertanda berhenti, Arsa memasuki kawasan sekolah dan memakirkan mobilnya di parkiran sekolah sudah bayak siswa yang berdatangan karna sudah siang juga pukul tujuh tiga puluh karna masuk pukul delapan pagi dan kebetulan hari ini tidak upacara.
" Nih " ucap Arsa memberika dua lembar uang berwarna merah kepada gadis disamping nya, Auri mentap uang tersebut tanpa ingin mengambilnya baginya itu terlalu banyak bahkan ia terbilang jarang sekali jajan diluar.
" Kenapa kurang banyak, mau ditambahin lagi " tutur Arsa mambahkan tiga lembar lagi sehingga menjadi lima lembar yaitu lima ratus ribu, Auri menggeleng ditempatnya.
" Yang benar kak ini buat Auri, lagi pula kan aku bawa bekal ditas jadi pasti nggak akan jajan kekantin kata mama lebih baik makan masakan rumah dari pada jajan diluar " ucapnya dengan polos menatap Arsa lugu juga menunjukan bekal yang ia bawa dari rumah.
Arsa menatap manik mata Auri lalu melihat bekal yang ia pegang berisi nasi goreng buatan nenek nya tadi pagi, ternyata gadis ini mudah menuruti perkataan seseorang yang ia sayang juga percaya.
" Ambil saja sebagai nafkah suami yang pertama buat kamu walau sedikit gak usah nolak kalau gak dipakai simpan saja buat nanti siapa tau kamu perlu " balas Arsa memasukan uang tersebut kadalam tas gendong Auri yang berada dipangkuan nya dengan tenang.
" Yaudah kak makasih, Auri masuk kelas duluan Assalamu'alaikum " tuturnya mencium punggung tangan Arsa berpamitan lalu keluar mobil dengan cepat dan berlari namun saat sudah tiga langkah ia terjatuh lalu bangkit lagi dan kembali berlari, Arsa yang melihat itu menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
Auri memasuki kelas dan duduk dikursinya dengan tenang dan mengeluarkan alat tulisnya bersiap untuk menerima materi hari ini ia sangat semangat karna untuk pertama kalinya bebas dari kawalan bodyguard orang tuanya.
" Acara keluargamu sudah selesai ya Arui sehingga sudah masuk sekolah lagi " ucap Hana dengan nama lengkap Sahana Agita Abraham teman sebangku Auri juga satu satunya teman dikelasnya, ia gadis cantik juga manis saat tersenyum, Hana dimasukan kedalam kelas khusus oleh orang tuanya sama seperti Auri yang dijaga ketat oleh orang tuanya untuk kebaikan nya sendiri.
" Udah han, aku seneng banget akhirnya bebas dari kawalan papa jadi aku gak akan di ikuti kemana pun aku pergi dengan menerima pria yang papa pilihkan untuk aku dan patuh terhadapnya " cerita Auri dengan ceria ia sangat mempercayai teman nya juga menyayangi Hana seperti keluarga dan ke empat sahabatnya terlebih lagi Hana gadis yang baik juga penurut.
" Wah!! bagus dong cieee udah bebes nii yee, aku juga udah bebas dong boleh main kemana pun aku pergi, tapi sayang gak berani buat minta izin nya kalau mau pergi apa lagi mendekatinya dia dingin tak banyak bicara, apa lagi ketuanya kak Danial nyeremin " ucap Hana tersenyum simpul, yaps Hana juga dijodohkan dan menikah seminggu sebelum Auri dengan seseorang yang tak ia kenal sama sekali, jadi ternyata kisah keduanya sama yaitu sama sama dikawal juga ingin bebas gays itu yang keduanya pikirkan.
" Siapa dia " sahutnya cepat tak sabaran ingin mengetahui orang tersebut yang bisa mendapatkan hati ayahnya Hana sehingga memperbolehkan nya menikahi putri yang ia jaga ketat.
" Kak Dirga ketua osis kepercayaan ' Fighters ' terutama sekolah kita " bisik Hana pelan tepat ditelinga Auri agar tak ada yang mendengar pembicaraan nya bisa bahaya siapa tau ada yang tak suka terhadapnya disini.
Arsa bersama ke empat teman nya berkumpul dengan anggota Fighters kelas sebelas yang sedang berteduh dibawah pohon dipinggir lapangan saat jam istirahat berlangsung dua menit yang lalu.
Namun perhatian merekapun fokus kepada tiga siswi yang sedang menggoda teman siswi lainya, sepertinya mereka mengenali salah satu gadis dari ketiganya namun tidak jelas terlihat karna membelakangi nya hingga suara mereka yang cukup keras sehingga terdengar jelas ditelinganya dan memperhatikan mereka.
Auri, Qila dan Cia ketiganya tengah asik menjalankan misinya untuk mempersatukan teman siswi sekelas nya untuk bisa bersama dengan orang yang ia cintai dan tanpa target tau karna mereka selalu mendapat informasi terbaru dari Cia, sedangkan Aleta dan Dira keduanya hanya melihat apa yang dilakukan ketiga nya tanpa ingin bergabung.
" AAAAAAA " teriak Hana keras saat ia sedang berdiri dengan sengajanya didorong cukup kencang dari belakang oleh Cia menyebabkan nya jatuh tersungkur ketanah.
" Kak Dirga tolong kak itu teman aku Hana dia jatuh kasian kakinya sakit gak bisa jalan kak gimana dong " ucap Auri panik menghampiri Dirga yang akan berjalan kearah teman sekelasnya yaitu kelas sebelas mipa3 namun terhenti saat seorang siswi adik kelas memanggilnya.
Dirgantara Abraham itulah nama lengkapnya ketua osis juga bagian Fighters kerpercayaan sekolah ia dingin kepada orang yang tak ia suka juga irit bicara kecuali kepada keluarga dan temannya, Dirga melihat kearah dimana yang ditunjukan adik kelas itu padanya terlihat seorang gadis yang duduk berlutut ditanah juga kesakitan terbukti saat ia akan bangkit jatuh kembali.
" Yaampun han kamu gak papa " ucap Qila so panik memegang tangan Hana, ia bukan nya membantu berdiri justru malah menjatuhkan nya kembali jadi lah terlihat semakin mengenaskan juga berdenyut nyeri dibagian lututnya.
" SAKIT " pekik Hana keras menatap Qila tajam menimbulkan banyak pasang mata yang melihat kearahnya, Dirga berjalan kearahnya lalu membukuk dihadapan Hana membelakangi nya dan menyuruh gadis itu untuk naik dipunggungnya yang dituruti oleh Hana dengan ragu namun juga naik kepunggungnya dan digendong oleh Dirga dibawa ke uks untuk segera diobati agar tidak menjadi infeksi nantinya.
" Kita berhasil gays " ucap Qila bertos ria dengan Auri dan Cia setelah berhasil menjalankan misi pertamanya dan kembali melanjutkan aksinya itu.
" Kak ada bunga terkuntup malu " ucap Cia menyetop kakak kelas yang sedang berjalan melewatinya sehingga berhenti dan tersenyum ramah kepada Cia yang membuatnya terpekik senang.
" Siapa de " balas nya masih dengan senyuman ramah mencari siapa yang gadis dihadapan nya maksud hingga sahutan seseorang mengalihkan pandangan kesamping Cia.
" Mawar jangan malu malu sayang " sahut Auri mendorong tubuh siswi yang dipanggil Mawar itu kedepan yang sedang menatap seseorang diam diam yang akan berjalan melewatinya dan kebetulan dia berada di samping Auri belakang Cia.
" Gak jelas deh " balas nya mengelak dan akan pergi namun ditahan oleh Qila berbisik menyuruhnya agar tetap diam jika ingin dibantu untuk mendekatinya dan berhasil membuatnya tetap ditempat nya semula.
" Oh kenalin nama saya Rifal Aditiya dari kelas dua belas " tuturnya memperkenalkan diri menatap kearah empat gadis didepan nya menaikan satu alisnya seolah bertanya 'siapa'.
" Aku Cia, disebelah kiriku Qila, yang dibelakangku ini Auri dan untuk orang yang menyukai orang diam diam ini Mawar kami dari kelas sepuluh namun berbeda nama kelas saja " ucap Cia mewakili semuanya, Mawar menundukan kepalanya malu ia sudah menyaki seniornya itu sejak mos berlangsung karna panitia pembingbing kelompoknya kak Rifal waktu itu dan dari situlah ia menyukainya sampai sekarang namun tak berani mengatakan nya. Cia yang tak sengaja selalu melihat teman sekelasnya itu selalu mencuri pandang pun penasaran hingga mengetahui semuanya dan menceritakan kepada Auri juga Qila itu sebabnya mereka akan membantunya.
" Kamu yang waktu mos itu kan " ucap Rifal menatap Mawar lekat yang membuatnya gugup dengan pipi merona lalu mengangguk kecil membenarkan nya, setelah itu ia pun pergi setelah mengucapkan ' saya permisi masih ada pekerjaan yang harus saya lakukan'.
" Nyebelin " pekik Mawar pergi dari sana dengan tergesa karna ia masih merasakan gugup juga malu atas kelakuan teman sekelas nya itu padanya tadi, sungguh memalukan namun menyenangkan.
" Aku udahan ah cape pengen istirahat dikelas " ucap Auri pergi melangkah kan kakinya berjalan menjauhi Cia serta Qila yang saling pandang juga senyum miring diwajahnya.
" HAY KAKAK YANG ADA DIBAWAH POHON I LOVE YOU DARI AURI " teriak Cia dan Qila bersamaan kearah sebelas mipa3 berada, berhasil menghentikan langkah Auri yang baru lima langkah berjalan lalu berbalik kebelakang melihat kearah pohon dekat lapangan banyak sekali siswa kakak kelas disana terlebih lagi ia melihat sosok Arsa berada diantaranya itu membuatnya terkejut juga bingung.
" SINI NENG GABUNG " Vito melambaykan tangan nya keatas memberi isyarat untuk menghampiri keberadaan nya, keduanya dengan kompak menarik tangan Auri dengab pelan membawanya ketempan mereka berada yang langsung di ikuti Aleta dan Dira dibelakangnya takut terjadi sesuatu.
Kelimanya sudah sampai di tempat tujuan mereka berdiri menghadap segerombolan siswa tersebut dengan senyum ceria diwajahnya karna berhasil menemukan target yang ia cari kecuali Auri ia sibuk melihat satu persatu siswa tersebut dengan polos.
" Ngapain de disini " ucap Aldo yang berambut cepak menyilangkan kedua tangan nya didada tak suka melihat keberadaan gadis tersebut didekatnya ia cukup risih tak suka dengan wanita karna dulu pernah dihianati.
" Ini kak kita cari makan tapi gak ada " sahut Auri ngawur ia juga tak tau mengapa mulutnya dengan lancar mengatakan itu padahal ynag ingin ia katakan bukan itu maksudnya.
" Tadi ngapain hah!!! " ucap Arsa tajam menatap Auri dari atas sampai bawah membuat gadis itu salah tingkah juga ikut memperhatikan dirinya sendiri namun tak ada yang aneh pikirnya .
" Berdiri kak " balas nya polos menatap Arsa juga teman nya, yang mendengar ucapan polos Auri sejak kecil tak pernah berubah menepuk jidatnya pelan merutukinya dalam hati.
" Kita duluan kak permisi " ucap Aleta dengan cepat menarik tangan Auri juga Dira pamit pergi ke kelasnya yang diikuti Cia dan Qila dibelakangnya sebelum mereka membahas masalah tadi terlebih lagi yang bertanya ketuanya itu tak baik berlama lama berada disana.
Arsa menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah Auri yang menuruti teman nya saat ditarik tangan nya pergi begitu saja tanpa menolaknya sama sekali bahkan ia tersenyum cerah seperti menyukainya.