Chereads / Malaikat Pelindung Yang Tak Bersayap / Chapter 12 - 12. Makan Malam

Chapter 12 - 12. Makan Malam

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu itu artinya semua siswa siswi Pelita sudah pulang kerumah menggunakan kendaraan masing masing.

Auri sudah berada dalam mobil diperjalanan bersama Arsa yang mengemudi, namun bukan kearah rumahnya tetapi kebelakang sekolah dimana letak warung busum berada.

Arsa memarkirkan mobilnya ditepi jalan dekat gang, wilayahnya cukup luas muat buat mobil juga kawasan nya yang sepi tidak takut jika mobilnya nanti akan dicuri orang karna daerah di sana sudah tau siapa pemilik mobil itu sehingga akan berpikir ribuan kali sebelum mencurinya jika ingin selamat.

Arsa mengambil hoodie merah miliknya yang baru dibelikan nenek nya kemarin saat pergi belanja, ia memakaikan nya ketubuh mungil Auri yang kebesaran sampai lututnya menutupi baju seragamnya, sebelum pulang Auri mampir dulu ke toilet untuk mengganti rok nya menjadi celana panjang ia sengaja membawanya dari rumah karna disuruh oleh Arsa sebelum berangkat sekolah tadi pagi.

Keduanya turun dari mobil, sebelum memasuki gang Arsa menyempatkan untuk merapikan rambut Auri yang sedikit berantakan juga letak bando dan jepit rambut nya dengan benar, lalu berjalan bersama memasuki gang dengan Auri yang menggandeng tangan Arsa sambil mengayunkan nya senang.

" Kak kita dimana " Auri melihat sekeliling dengan seksama ia makin mengeratkan genggaman nya ditangan Arsa takut saat mendengar tawa yang begitu keras dari kumpulan cowok yang ada disana, Arsa tersenyum simpul melihatnya terus berjalan tanpa ingin menenangkan, hingga keduanya sampai diwarung busum tepat dihadapan semua cowok yanga ada disana.

" Wis udah datang nih bos " ucap Bagas bertos ria ala pria di ikuti semuanya yang ada disana, Auri menyembunyikan tubuhnya di belekang punggung tegap Arsa dengan tangan yang memegang baju belakang Arsa takut.

Arsa juga sudah mengganti seragamnya dengan baju kaos putih polos dengan celana sekolah miliknya, ia tak mengganti celana nya karna umum jadi gak akan tau sekolah mana.

Avi melihat kebelakang tubuh Arsa ia melihat ada tangan seseorang lalu menunjuknya menggunakan dagu memberi isyarat siapa yang ada dibaliknya, Arsa seakan mengerti menggeser tubuhnya kesamping memperlihatkan Auri yang menunduk gemetar.

" Eh ada pengantin baru ternyata, silahkan duduk neng jangan malu malu " ucap Avi setelah tau siapa orang yang bersama Arsa lalu menggeser duduknya mempersilahkan Arsa dan Auri untuk duduk disana ikut bergabung dengan yang lain.

Arsa menarik tangan Auri untuk duduk bersamanya disamping Avi juga Kenjo ikut bergabung dengan yang lain, busum datang membawa nasi goreng pesanan Kenjo untuk mereka berdua.

" Siapa atuh ini teh gelis pisan " ucap Busum dengan logat Sunda nya ia emang orang Sunda dari kampung yang merantau ke Jakarta jadi wajar saja jika bahasanya dicampur seperti itu.

" Makasih, panggil aja Auri " balasnya pelan menatap busum tersenyum manis yang diangguki oleh busum sambil meletakan makanan nya didepan Arsa juga Auri.

" Kenalin aku Bella, kakak pasti istrinya kak Arsa ya cantik banget sih lucu lagi " ucap Bella datang dari belakang mengahampiri Auri dan mencubit pipi nya gemas menimbulkan rasa nyeri juga meninggalkan bekas merah disana.

Auri mengusap pipi nya pelan bekas cubitan orang tersebut yang bernama bella, ia menatap Bellah juga busum bergantian dengan mengerjapkan matanya beberapa kali bingung karna tak mengenal nya.

" Ini busum pemilik warung disini juga Bella anaknya yang sudah kita anggap adik sendiri " tutur Arsa memperkenalkan nya pada Auri yang menatapnya polos lalu mengangguk mengerti walau sebenarnya ia tak paham.

Busum pamit kembali kedalam untuk memasak pesanan yang lain, Bella dengan tak sabaran duduk disamping Auri dengan tenang ikut bergabung dengan yang lain nya, Avi mendengus kesal saat Bella mendorong tubuh nya untuk bisa ia duduk disana.

" Gimana Ar jadi gak " ucap Ansell menatap Auri dari atas sampai bawah membuatnya semakin takut dan memeluk Arsa dari samping menyender kan kepalanya didada bidang Arsa.

" Pasti atur saja" balas Arsa tenang juga menatap Auri yang berada disampingnya sepertinya gadis itu takut namun biarlah itu bagus.

" Tentu saja nanti kita akan berkunjung ke sana " sahut Aksa tersenyum simpul menatap Auri yang diangguki semuanya setuju, membuat gadis itu bingung sendiri mereka sedang membahas apa sehingga harus melihat kearah nya, membuat takut saja.

" Gimana de hadiah nya suka gak dari kita " ucap Avi sedikit menggodanya namun tak mempan bagi Auri, ia bingung hadiah apa yang dimaksud lalu menatap Arsa seolah bertanya apa

" Thank you hadiahnya kita terima, kukira kalian lupa sehingga tak mengucapkan selamat pada kami, ternyata terdapat dalam surat dikotak itu semuanya " ucap Arsa tulus berterima kasih mewakili Auri, ia lupa belum mengucapkan makasih karna baru sekarang lagi kumpul jadi baru sempat.

" Hadiahnya bagus kak makasih " tutur Auri tersenyum kikuk ia juga bingung harus mengatakan apa jadi ya berterimah kasih saja walau tak tau tentang apa tapi turuti kak Arsa saja agar mereka tak curiga jika sebenarnya ia lupa.

" Tentu saja " ucap mereka yang ada disana serentak lalu kembali keaktivitas masing masing, ada yang hanya menonton tv dan juga bermain game online di handphone atau sekedar mengobrol biasa masalah laki laki.

Auri hanya diam melihat interaksi Arsa yang sedang bercanda dengan temannya ini merupakan pertama kalinya melihat Arsa tersenyum bahkan tertawa lepas seperti itu, ini juga untuk pertama kalinya ia diperbolehkan main keluar rumah sungguh membuatnya senang juga takut.

" Kak Auri kelas sepuluh juga sama dong kaya aku di Pelita cuma beda kelas ya, aku juga sudah dianggap adik oleh mereka jadi aku panggil Kak Auri aja ya sama kaya aku ke kak Arsa gimana" sedari tadi Bella tak hentinya berbicara menceritakan kedekatan dia dengan Arsa bersama teman nya yang lain namun ia tak terlalu dekat dengan Arsa karna susah untuk didekatinya terutama dengan orang asing.

" Terserah gimana nyaman nya aja lagi pula aku baru kesini jadi yaa gimana gitu " balas Auri seadanya percakapan kedua wanita itu mendapat perhatian dari Arsa serta yang lain karna selain pada mereka Bella tak pernah mau berbicara bahkan selalu jutek pada orang asing yang baru ia kenal, tetapi sekarang interaksinya berbeda terhadap Auri sangat lembut juga ramah.

Arsa melihat jam tangan nya sudah menunjukan pukul lima sore jadi ia akan pulang bersama Auri kerumah, juga menyuruh yang lain untuk segera pulang karna waktu kumpul sudah habis yang langsung dipatuhi mereka.

Arsa menggenggam tangan Auri untuk mengikuti langkahnya berjalan keluar gang menuju mobilnya berada, setelah sampai keduanya memasuki mobil dan memasang safety belt nya dan segera meleset pergi membelah jalanan ibu kota kerumahnya.

Kedua nya sudah sampai rumah dengan selamat lalu berjalan memasuki rumah dengan beriringan, sudah terlihat neneknya yang menatap cemas kearahnya lalu keduanya secara bergantian menyalami kakek dan nenek.

Nenek memeriksa badan Auri dari belakang,depan, atas hingga bawah untuk memastikan bahwa ia baik baik saja tak ada luka sedikitpun berada di tubuhnya, sedari tadi ia sangat cemas mengewatirkan Auri tentang keadaan nya, karna sudah dipastikan ia baik baik saja pun bernafas lega tak perlu dicemaskan lagi karna sudah pulang dengan keadaan selamat tak ada luka sedikit pun.

Arsa menatap nenek nya malas mengapa ia sangat begitu cemas terhadap gadis disampingnya selama ini ia biasa saja saat cucu nya selalu pulang malam atau menginap dirumah teman nya lalu mengapa sekarang begitu berbeda.

Keduanya berjalan menaiki tangga pergi kekamarnya untuk membersihkan badan setelah mendapat izin dari nenek dan kakek, Auri memasuki kamar mandi dengan pakaian ganti yang ia bawa terlebih dahulu, sedangkan Arsa menunggunya duduk disofa yang ada dipojok ruangan.

Tiga puluh menit pun berlalu Auri keluar kamar mandi dengan memakai piyama tidur lengan panjang bergambar bulan dan bintang berwarna kuning, ia sudah tampak segar dari sebelumnya lalu berjalan kemeja hias untuk menyisir rambut panjangnya dan memakai pons serta memoles wajahnya dengan bedak baby, lalu ia memakai bando bunga berwarna kuning dan menghiasinya dengan jepit rambut bunga disetiap sisi rambut dikepalanya.

Arsa yang melihat itu sempat terdiam ia memandangi wajah Auri yang terlihat dari pantulan cermin sangat manis juga cantik, tidak lama setelah itu ia menggelengkan kepalanya beberapa kali dan beranjang dari tempatnya berjalan masuk ke kamar mandi dengan pakaian yang ia bawa untuk menyegarkan tubuhnya yang sudah lengket karna keringat.

Auri berjalan kebawah hari ini ia akan masak untuk makan malam bersama berhubung Arsa sedang mandi jadi ia berani untuk masak karna jika ada Arsa ia tak berani juga malu melakukan takut nanti membuatnya marah jika tau siapa ynag masak ternyata bukan nenek tersayangnya.

Di dapur sudah ada nenek yang bersiap akan masak namun dicegah oleh Auri yang menyuruhnya untuk duduk dimeja makan saja karna hari ini ia yang akan masak, nenek menggangguk mengerti duduk dengan tenang memperhatikan pergerakan Auri yang berkutat dengan peralatan masak.

Setelah lama berkutat didapur masakan yang ia buat selesai juga, ia membuat sop ayam dan orak arik tahu tempe pedas manis, lalu menyiapkan makanan nya dimeja makan.

Auri berjalan keatas untuk memanggil Arsa yang masih berada dikamar untuk makan malam bersama, ia berjalan perlahan masuk kedalam kamar yang pintunya tak dikunci menemukan Arsa yang sedang duduk diranjang dengan laptop dipangkuan nya.

" Kak ayo makan " ucap Auri pelan, Arsa mendongakan kepalanya kedepan melihat siapa yang berbicara lalu mematikan laptop menaruhnya di meja dekat nakas, berjalan keluar kamar dengan menggandeng tangan Auri turun kebawah untuk makan malam bersama.

Arsa duduk disamping kakek setelah sampai meja makan sedangan Auri mengambilkan nasi serta lauknya kepiring Arsa lalu miliknya, setelah selesai ia duduk disamping nenek yang berhadapan langsung dengan Arsa.

Semuanya makan dengan tenang berbeda dengan Arsa, untuk kedua kalinya ia merasakan masakan yang sama rasanya seperti nasi goreng waktu itu, ia menatap Auri curiga yang makan dengan tenang sesekali tersenyum ntah karna apa.

" Gak enak siapa yang masak " dusta Arsa dengan ekspresi datar meyakinkan, sebenarnya masakan nya sangat enak namun ia ingin tahu siapa yang masak akan jujur atau tidak, ia tau betul bagaimana rasanya masakan neneknya.

Hening tidah ada yang berbicara semuanya justru kembali makan dengan tenang setelah melihat Arsa sebentar tanpa ingin membalas ucapan nya, Auri dalam hati ia sangat takut benar saja Arsa marah karna tidak suka dengan masakan nya namun ia mencoba tenang kembali melanjutkan makan nya.

Auri membereskan piring kotor setelah makan malam selesai lalu mencucinya diwastafel sedangkan nenek dan kakek sudah pergi kekamarnya untuk beristirahat, Arsa muncul dari belakang dan merebut piring itu menarunya di rak piring yang sudah bersih lalu menarik tangan Auri menuju kamarnya.

Auri duduk dikasur bersama Arsa setelah sampai kamar keduanya tak lupa pula mengunci pintunya agar tak ada yang masuk kedalam.

" Kamu bisa masak? " ucap Arsa datar menatap Auri serius yang berhasil membuat gadis disampingnya menunduk takut.

" Maaf masakan nya gak enak itu Auri yang masak " cicit Auri takut ia memeluk Arsa dari samping menenggelapkan wajahnya didada bidang Arsa untuk menutupi rasa takutnya saat melihat tatapan Arsa yang menyeramkan dimatanya.

" Kenapa dulu kau bilang tak bisa masak " Auri mendongak sedikit keatas tanpa mengubah posisinya, ia menatap Arsa bingung mencoba mengingat perkataan nya dulu lalu mengerjapkan matanya lucu setelah tau apa yang dimaksud.

" Hhehe itu kan biar ditolak gitu eh taunya malah diterima ya gitu " balas Auri ia malah cengar cengir tak jelas menatap Arsa lucu padalah wajah Arsa sedang mode serius namun ia biasa saja.

Arsa melepaskan tangan Auri berjalan kearah lemari lalu mengambil sesuatu disana dan kembali lagi duduk disamping Auri yang sedari tadi hanya memperhatikan pergerakan nya saja.

" Simpan " Arsa memberikan sebuah kartu juga amplop miliknya yang berisi uang kepada Auri, ia memutuskan semua uang tabungan juga hasil kerjanya di perusahaan miliknya akan disampan saja oleh Auri untuk mengurus semua pengeluaran.

" Itu punyaku sekarang menjadi punya kita kau urus saja pengeluaran kebutuhan pakai itu mengerti " Arsa kembali menjelaskan saat melihat Auri yang hanya diam menatapnya tanpa mengatakan apa pun.

" Kak Arsa aja deh yang simpan, Auri suka lupa gak berani menyimpan nya " tutur Auri mengembalikan barang tersebut ketangan Arsa, ia tak mau jika harus menyimpan nya karna sifatnya yang pelupa juga tak tau bagai mana caranya jadi lebih baik ia saja yang minta kepadanya.

Arsa menghela nafas kasar sudah ia duka gadis ini tak akan mau, ia juga setuju jika gadis ini memang pelupa juga ceroboh lalu mau bagaimana lagi percuma saja ia bicara jika akhirnya ditolak juga.

" Nanti kalau aku mau sesuati pasti minta ke kakak kok kan papa udah nggak kasih aku uang lagi, sekarang Auri ngantuk mau tidur good night kak Arsa " cup, satu kecupan mendarat mulus di pipi Arsa, ia membaringkan tubuhnya di kasur lalu tidur dengan pulas memeluk boneka miliknya.

Arsa masih diam ditempat nya ia menjadi kaku setelah menerima serangan dadakan itu yang berhasil membuatnya terkejut, lalu ia juga membaringkan tubuhnya disamping Auri menyelimutinya dengan selimut, ia melepaskan bando serta jepit rambut dikepala Auri dengan perlahan lalu mengecup kening Auri cukup lama tersenyum simpul menutup matanya perlahan ikut menyusul gadisnya tidur kealam mimpi.