Bulan dan Naufal sudah sampai dalam kelas. Beberapa menit kemudian Rizki menyusul.
Kain itu menutupi hidung dan mulut Rizki. Dilengkapi topi hitam yang bertengger di kepalanya. Tangannya tertutup menggunakan sarung tangan.
Semua orang memerhatikannya, dan di buat bingung dengan tingkah lakunya.
Rizki memasuki kelas. Tak ada satupun yang mengenalinya kecuali Naufal.
" Heh bro, ngapain lu pakai masker, sarung tangan, dan topi? Mau jadi paparazzi loe??"
" Nih, loe juga bakal membutuhkannya." Rizki tak menjelaskan kenapa ia memakai itu semua. Rizki hanya memberikan Naufal masker yang sama dengannya dan sarung tangan.
Biru datang..
" Naufal cepet di pake tuh kuman dah datang." Ucap rizki.
Naufal pun mengikuti yang dikatakan Rizki.
Bussshhhh....
Aroma bau itu masuk membuat semua merasa terganggu. Masing masing di kelas menutup hidung, mengibas ngibaskan tangannya, adapun yang lebih memilih keluar kelas.
Beruntung yang duduk di depan, karena hanya mencium bau tubuh biru itu ketika biru lewat. Nah kalau yang di belakang, mampus dah..
" Ki, loe jualan masker aja di kampus ni. Lumayan buat bayar kuliah??" Naufal sedikit tertawa melihat tingkah tingkah di kelas saat ini.
" Gue bilang juga apa, huh..
Pas gue datang aja mereka ngetawain dan bisik bisik..
" Awas ada paparazzi" " dia TBC kali" cuiihh sekarang kalian juga membutuhkannya." Rizki tertawa melihat keadaan kelas saat ini yang riuh pikuk.
" Mampus tuh". Naufal menyumpah.
Tapi aneh kok bulan biasa saja?? Tak ada yang aneh baginya? Bulan masih tenang di tengah tengah orang yang tak kuat menahan aroma bau itu.
Naufal semakin dibuatnya penasaran.
Biru pun dibuat bingung sendiri dengan keadaan kelas yang riuh mencium aroma bau. Tak sadar kalau itu berasal dari tubuhnya.
Biru melihat dua orang yang duduk di belakangnya menggunakan masker, sarung tangan, dan topi.
" Bulan mereka kenapa?? Emang bau apa yah?? Perasaan hari ini aku mandi."
" Aku juga gak tau bi" bulan masih fokus membaca buku.
" Itu si Rizki ngapain tertutup gitu yah??"
" Sakit mungkin bi."
Biru khawatir jika Rizki sakit karena kejadian kemarin. Biru berniat meminta maaf pada Rizki istirahat nanti.
" Biru bisakan nanti kamu bantuin aku kembalikan kunci perpustakaan ke Naufal??" Bulan mengeluarkan kunci itu dari dalam tasnya.
"Oh iya...kamu kok bisa terkunci disana bersama Naufal? Ayo cerita...ayo ceritaa.." biru penasaran dengan apa yang terjadi dengan bulan dan Naufal kemarin di perpustakaan.
" Ih apaan sih biru, iya nanti aku ceritanya oke, itu tuh liat ke depan udah ada dosen" bulan mengalihkan pembicaraan.
" Bulan aku tidak bisa membantu kamu. Istirahat nanti aku mau minta maaf pada Rizki " biru menuliskan kata kata itu di kertas dan membiarkan bulan membacanya.
Jam kelas pun berlangsung
--
Jam kelas selesai...
" Terimakasih" tulisan di kertas dengan kunci di atasnya. Bulan taruh di meja Naufal.
Sedangkan Naufal dan Rizki sedang berada di kantin menikmati makananya.
"Naufal habis ini loe mau kemana??" Tanya Rizki.
" Ke perpus, loe mau ikut??"
" Ngga, gue mau ngerjain tugas di kelas belum kelar."
"Oke" singkat Naufal.
Selepas makananya habis, mereka berpisah ke tujuan masing masing.
Kelas sudah terlihat di depan mata Rizki. Tapi naas,
Ketika Rizki selangkah lagi masuk ke dalam kelas Rizki melihat dari pojok matanya ada seseorang melambaikan tangan dari arah yang tadi di laluinya.
" Akhirnya ketemu juga" batin biru. Biru melambaikan tangannya, dan mulai menghampiri Rizki.
" Waaduh mampus melambaikan tangan kesiapa tuh anak??" Rizki panik melihat kebelakangnya pun tak ada yang menyambut lambaian tangan itu.
Rizki meraba raba saku celananya dengan cepat memastikan maskernya ada di dalam saku celana.
"Ahhhhh...masker gue ketinggalan lagi." Rizki menepuk jidatnya.
Langkah kaki biru semakin mendekat dengan senyum di wajahnya.
Rizki bingung harus bagaimana, celingak celinguk panik. Sampai akhirnya memutuskan lari.
" Lho kok lari sih?? "
Apa boleh buat, biru juga berlari mengikuti Rizki di depannya.
" IDIH NGAPAIN DIA NGIKUTIN GUEEE" Rizki menoleh ke belakang, dan biru mengikutinya dengan wajah mengerikan.
Rizki memutuskan berlari ke kantin, untuk mengambil masker.
Biru masih mengikuti Rizki.
Langkah kakinya semakin cepat.
" MINGGIR SEMUANYA MINGGIR...." Teriak Rizki tak sedikit Rizki menabrak orang.
" Rizki tenang, kantin sudah dekat" bisik hati Rizki.
Sampai akhirnya...
" Huhhh sampai juga.."
Kedua bola mata Rizki bergerak cepat mencari meja tempat ia makan tadi. Tapi nihil, tak ada masker di meja itu. Rizki berpikir Naufal mungkin membawanya. Rizki kembali berlari...
Biru masih bingung kenapa Rizki harus berlari?? tapi gak masalah juga sih, "aku juga bisa lari ko." Biru masih mengikutinya berlari.
" Stop Rizki ini maskernya, aku mau mengembalikannya." Biru berteriak...
Masih sembari berlari Rizki berteriak...
" Oke oke...kamu dulu yang berhenti, ntar aku juga berhenti.
Biru memutuskan berhenti. Dan Rizki pun berhenti, tapi mereka sedikit jauh.
Biru mulai menghampiri Rizki berjalan_
" STOOP..stop...maskernya buat kamu oke...aku sudah tak membutuhkannya. Aku mau kamu jangan mengikuti aku lagi." Dengan nafasnya yang terengah-engah, dan keringat bercucuran Rizki menghentikan langkah biru dengan berteriak, dan menyerahkan maskernya untuk biru, menurutnya masker itu sudah kotor di pegang biru.
Biru cemberut dan terdiam sejenak.
" Siapa juga yang mau maskernya, orang aku mau minta maaf juga. Kenapa harus lari lari coba. Eh...tapi seru juga....wkwkwk" gumam biru dalam hati.
Biru menyunggingkan senyumnya sinis dan kembali berlari menuju ke arah Rizki..
" TIIDAAAKK" Rizki kembali berlari semakin cepat. Rizki tak tau apa yang membuat biru mengejarnya.
Biru terlihat senang mengerjai Rizki, biru sekarang sengaja memakai masker Rizki.
" IIIHH...CEWEE GILAAAA"
Rizki terus berlari. Memutari halaman kampus.
Orang orang dari jauh menertawakannya. Termasuk bulan. Bulan juga tak kuat menahan tawa melihat keusilan biru.
" Ya Allah...tolong hamba..
Aku harus kemana ya Allah....oh iya Naufal!!" Rizki berlari menuju perpustakaan, berharap Naufal dapat menghentikan biru.
Biru tertawa sendiri sembari mengejar Rizki....
Sampai akhirnya masuk ke perpustakaan...
" BUUUKK"
Biru bertabrakan dengan bintang yang akan keluar dari perpustakaan.
Sementara Rizki sudah ada di dalam perpustakaan dan bersembunyi di belakang Naufal. Rizki berusaha menenangkan dirinya, mengatur nafasnya, dan mengelap keringat di keningnya.
" Loe kenapa Ki??" Naufal di buat keheranan dengan wajah merah padam Rizki.
" Lu liat tuh ..." Rizki menunjuk ke arah dimana ada biru dan bintang di sana....
Jam kelas selesai...
" Terimakasih" tulisan di kertas dengan kunci di atasnya. Bulan taruh di meja Naufal.
Sedangkan Naufal dan Rizki sedang berada di kantin menikmati makananya.
"Naufal habis ini loe mau kemana??" Tanya Rizki.
" Ke perpus, loe mau ikut??"
" Ngga, gue mau ngerjain tugas di kelas belum kelar."
"Oke" singkat Naufal.
Selepas makananya habis, mereka berpisah ke tujuan masing masing.
Kelas sudah terlihat di depan mata Rizki. Tapi naas,
Ketika Rizki selangkah lagi masuk ke dalam kelas Rizki melihat dari pojok matanya ada seseorang melambaikan tangan dari arah yang tadi di laluinya.
" Akhirnya ketemu juga" batin biru. Biru melambaikan tangannya, dan mulai menghampiri Rizki.
" Waaduh mampus melambaikan tangan kesiapa tuh anak??" Rizki panik melihat kebelakangnya pun tak ada yang menyambut lambaian tangan itu.
Rizki meraba raba saku celananya dengan cepat memastikan maskernya ada di dalam saku celana.
"Ahhhhh...masker gue ketinggalan lagi." Rizki menepuk jidatnya.
Langkah kaki biru semakin mendekat dengan senyum di wajahnya.
Rizki bingung harus bagaimana, celingak celinguk panik. Sampai akhirnya memutuskan lari.
" Lho kok lari sih?? "
Apa boleh buat, biru juga berlari mengikuti Rizki di depannya.
" IDIH NGAPAIN DIA NGIKUTIN GUEEE" Rizki menoleh ke belakang, dan biru mengikutinya dengan wajah mengerikan.
Rizki memutuskan berlari ke kantin, untuk mengambil masker.
Biru masih mengikuti Rizki.
Langkah kakinya semakin cepat.
" MINGGIR SEMUANYA MINGGIR...." Teriak Rizki tak sedikit Rizki menabrak orang.
" Rizki tenang, kantin sudah dekat" bisik hati Rizki.
Sampai akhirnya...
" Huhhh sampai juga.."
Kedua bola mata Rizki bergerak cepat mencari meja tempat ia makan tadi. Tapi nihil, tak ada masker di meja itu. Rizki berpikir Naufal mungkin membawanya. Rizki kembali berlari...
Biru masih bingung kenapa Rizki harus berlari?? tapi gak masalah juga sih, "aku juga bisa lari ko." Biru masih mengikutinya berlari.
" Stop Rizki ini maskernya, aku mau mengembalikannya." Biru berteriak...
Masih sembari berlari Rizki berteriak...
" Oke oke...kamu dulu yang berhenti, ntar aku juga berhenti.
Biru memutuskan berhenti. Dan Rizki pun berhenti, tapi mereka sedikit jauh.
Biru mulai menghampiri Rizki berjalan_
" STOOP..stop...maskernya buat kamu oke...aku sudah tak membutuhkannya. Aku mau kamu jangan mengikuti aku lagi." Dengan nafasnya yang terengah-engah, dan keringat bercucuran Rizki menghentikan langkah biru dengan berteriak, dan menyerahkan maskernya untuk biru, menurutnya masker itu sudah kotor di pegang biru.
Biru cemberut dan terdiam sejenak.
" Siapa juga yang mau maskernya, orang aku mau minta maaf juga. Kenapa harus lari lari coba. Eh...tapi seru juga....wkwkwk" gumam biru dalam hati.
Biru menyunggingkan senyumnya sinis dan kembali berlari menuju ke arah Rizki..
" TIIDAAAKK" Rizki kembali berlari semakin cepat. Rizki tak tau apa yang membuat biru mengejarnya.
Biru terlihat senang mengerjai Rizki, biru sekarang sengaja memakai masker Rizki.
" IIIHH...CEWEE GILAAAA"
Rizki terus berlari. Memutari halaman kampus.
Orang orang dari jauh menertawakannya. Termasuk bulan. Bulan juga tak kuat menahan tawa melihat keusilan biru.
" Ya Allah...tolong hamba..
Aku harus kemana ya Allah....oh iya Naufal!!" Rizki berlari menuju perpustakaan, berharap Naufal dapat menghentikan biru.
Biru tertawa sendiri sembari mengejar Rizki....
Sampai akhirnya masuk ke perpustakaan...
" BUUUKK"
Biru bertabrakan dengan bintang yang akan keluar dari perpustakaan.
Sementara Rizki sudah ada di dalam perpustakaan dan bersembunyi di belakang Naufal. Rizki berusaha menenangkan dirinya, mengatur nafasnya, dan mengelap keringat di keningnya.
" Loe kenapa Ki??" Naufal di buat keheranan dengan wajah merah padam Rizki.
" Lu liat tuh ..." Rizki menunjuk ke arah dimana ada biru dan bintang di sana....