Pagi semuanya...
Perkenalkan saya Dr. Salman yang akan menggantikan Dr. Fauzi untuk mengisi materi hari ini. Saya sudah cukup memperhatikan kedisiplinan kalian pagi ini. Dan saya memutuskan yang paling akhir memasuki kelas hari ini akan menjadi asisten saya. Silahkan maju kedepan...
Suasana hening seketika. Detak jam dan gerak gerik Dr. Salman lath yang menguasai ruangan ini...
Biru menatap Bulan yang masih berdiri mematung di sampingnya, Bulan mereratkan pegangan tangannya pada Biru dengan menggeleng serius. Dr. Salman pun menatap ke arah Bulan diikuti tatapan seluruh mahasiswa di kelas...
"Semuanya akan baik baik saja" bisik Biru..
Dengan terpaksa, Bulan melangkahkan kakinya dengan berat hati dan berdiri di smping Dr. Salman..
"Saya mengerti dengan keadaan kalian untuk hari ini..dan saya merasa orang satu satunya yang beruntung dalam posisi sekarang ini adalah seseorang dengan riwayat Anosmia..."
Semua dibuat bingung dengan penjelasan Dr. Salman ini. Apa yang dimaksud Anosmia?? Keadaan apa yang kita alami sekarang??..
"Apa itu Anosmia??" Bintang mengacungkan tangan mengusir penasarannya.
"Itu pertanyaan yang saya tunggu. Dan saya akan menjelaskannya hari ini..."
"Anosmia adalah hilangnya Indra penciuman seseorang. Ia tidak bisa membedakan mana bau bunga dan mana bau sampah. Lebih tepatnya bagi penderita ini semua aroma sama!" Jelas Dr. Salman..
"Entah apa yang membuat Bulan tersentak mendengar penjelasan Anosmia. Bulan mencoba tetap tenang berdiri di samping Dr. Salman dan terlihat Biru terus mengangkat tanganya mengepal menyemangati Bulan ketika Dr. Salman menulis di papan tulis..
"Menjadi mata air🎶..yang terus mengalir🎼..selalu memberi karya terbaik bagi bangsa 🎶.."
" Siapa itu..berani beraninya memutar musik di kelas saya!!" Geram Dr. Salman menghentikan kegiatannya yang sedang menulis.
Semua tangan menunjuk ke arah meja..dimana terdapat handphone bergetar dan berdering menandakan seseorang menelepon.
"Oh maaf itu hp saya..." Gumam Dr. Salman bergegas meraih handphone..
"Assalamualaikum dengan Dr. Salman. Ada yang perlu saya bantu??"
"..."
" Saya segera kesana." Dr. Salman menutup telephonenya dan tak lupa mengucap salam.
Sebelum pergi, Dr. Salman menyuruh Bulan untuk melanjutkan kelasnya hari ini..
Semua mata tetuju pada Bulan..
Menatap ruangan datar, berjalan ke sana ke mari, membuka lembaran lembaran buku dengan gusar, keringat mulai bercucuran yang sekarang Bulan rasakan...
"Biru maju ke depan" hanya itu yang Bulan ucapkan sebagai pembuka kelas. Biru melangkahkan kakinya ke depan dengan sedikit kesal karena ia harus ikut menanggung penderitaan Bulan.
"Bulan ada apa?? Kamu kenapa manggil aku?? Kenapa kamu gak lanjutin kelasnya aja sendiri?? Aku maluu tau??" Suara Biru kecil tapi tetap terdengar oleh seluruh penghuni kelas.
Bulan melihat ke arah sekitar yang saat ini tengah memperhatikannya. Mereka benar benar terlihat menahan tawa..
Bulan melirik ke arah Naufal yang sedang menggigit pulpennya keras keras karena tak kuat menahan tawa, sedangkan Rizki terus menepuk nepuk pundak Naufal dengan wajah konyol...
Bulan menarik tangan Biru ke bawah meja dosen. Tidak banyak bicara, Bulan mengambil buku di atas meja yang masih bisa di raih tangannya, dan memberikannya pada Biru.
"Biru, meskipun hanya melanjutkan menulis di papan tulis, aku tak akan fokus, tanganku akan bergetar dan berkeringat...dan hanya kamu yang aku harapkan" Jelas Bulan yang berusaha membuat volume suaranya sangat kecil, tetapi tetap terdengar oleh seluruh penghuni kelas, di tambah di bawah meja yang membuat suaranya menggema..
"Terus kamu mau sampai kapan diam disini??" Balas Biru.
Bulan mengangkat kedua bahunya "Ampe istirahat mungkin." Biru menatap Bulan yang sepertinya benar benar gugup, tapi Biru tak ingin Bulan terus seperti ini. Biru menarik tangan Bulan keluar dari tempat persembunyiannya.
Seluruh mahasiswa di kelas masih menanti apa yang akan di lakukan Bulan dan Biru. Biru menyuruh Bulan duduk di kursi dosen, dan Biru dengan baik hati akan melanjutkan tulisan Dr. Salman.
PENYEBAB ANOSMIA
Di mulai kata itu yang terlukis di papan tulis, Biru terus menghapus dan menulis kembali kata kata yang sama. Kurangnya percaya diri dengan tulisannya atau terkadang tulisannya tidak sejajar lurus membuatnya terus berulang ulang menulis kata yang sama kemudian menghapusnya. Biru kesal dan akhirnya memerintah Bulan mengambilkan penggaris untuk membuat tulisannya tidak naik turun seperti gelombang...
Bulan menatap sinis Biru, sedikit berdebat, sampai menyerah untuk mengambil penggaris di meja Biru, dan memberikannya. Biru menulis menggunakan penggaris dan berhasil kata "PENYEBAB ANOSMIA" terpampang rapi dan lurus di papan tulis, Biru siap melanjutkan tulisannya..
"Ekhemm" Suara Bintang diiringi acungan tangan. Membuat Biru menoleh dan menatap Bintang mengisyaratkan bertanya ada apa??
"Maaf..waktu kelas selesai" ucap Bintang sembari menunjuk jam yang terpampang di atas papan tulis..
Tanpa aba aba, mahasiswa di kelas pun riuh keluar kelas melepas tawa..
--
Kepenatan hari ini tak bisa membodohi langit yang tetap tersenyum cerah memenuhi tugasnya.
Matahari menggantung tinggi menghiasi langit, ia tetap menyaksikan hari hari manusia...
Biru terlihat senang karena jam kelas telah usai, kepenatan dirinya seolah lepas di terjang angin. Bulan sedikit penasaran dengan apa yang sedang terjadi pada Biru, tapi Bulan masih memikirkan penjelasan Dr. Salman mengenai Anosmia.
Bulan memutuskan akan pergi ke taman kota untuk melampiaskan kepenatan hari ini dan mengusir kejadian di kelas yang membuatnya benar benar bodoh..
Sebelum itu, Bulan harus pergi ke rumah Naufal untuk mengambil motornya.
"Naufal..aku ingin mengambil motorku" ucap Bulan menundukan pandangannya pada lelaki yang sekarang berdiri di depannya.
Naufal dibuat gemas dengan tingkah Bulan yang terlihat sangat malu untuk berkata seperti itu. " Oh....ok ayo kita ke rumahku" timpal Naufal.
"Fal, loe gimana sih....tadi gue ajak main ke rumah gue gak mau. Alesannya jaga purpus. Lah sekarang giliran Bulan loe mau..gima-" Cerocos Rizki di samping Naufal, dan Naufal tidak mempedulikannya. pandangannya masih lekat kepada Bulan, sedangkan tangannya segera menutup mulut Rizki.
"Ayoo" Naufal mengajak Bulan meninggalkan Rizki yang masih mengomel ngomel pada Naufal. Membuat Bintang yang tengah bersiap untuk pulang pun melirik ke sumber suara.
Kebiasaan Rizki yang tak satupun orang tidak tau, Rizki selalu mengedipkan matanya sebelah kepada siapapun cewek cantik. Dan kali ini pun Rizki mengedipkan matanya sebelah pada Bintang..
"Ä°iiuuuhhh..." Bintang kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti.
Di dalam hati Naufal merasa sedikit tak enak dengan Bulan yang terus berjalan di belakangnya, bukan di sampingnya...
"Mmmm...maaf ya, kamu jadi telat masuk kelas hari ini." Naufal berusaha membuat Bulan nyaman dengannya...
"Ä°ya gak masalah aa Naufal.." sumber suara di belakang Naufal.
Dalam hati Naufal, Naufal merasa aneh dengan suara Bulan yang biasanya terdengar lembut, enak di dengar, dan membuat hati berdebar tak karuan. sekarang terdengar melengking, berat, dan terdengar suara bass.
Naufal masih penasaran, takutnya Naufal salah mendengar, Naufal berusaha bertanya sekali lagi "luka kamu gimana?? Udah baikan??" Tanya Naufal..
"Kalau ada aa Naufal, luka nya jadi sembuh" jawabnya.
Naufal makin yakin ada sesuatu yang tak beres, suara itu benar benar mengganggu telinganya. Naufal membalikan badannya cepat dan....