Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Sholawat Alhamdulillah

Sahabat Jadi Cinta

Part 1 Pada suatu hari, Vina seorang anak SMK Brawijaya sedang mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Falah untuk mengunjungi kakaknya yang berada disana. Sebelum pergi ke pondok pesantren, Vina membelikan sesuatu untuk kakak nya itu. Pada saat menuju ke ponpes ia ditabrak oleh laki-laki. Serentak Vina marah dan memaki laki-laki itu saat melihatnya ternyata dia adalah Raka sahabatnya yang ia sukai saat masih duduk di bangku SMP. Vina :"Aduuh, gimana sih hati-hati dong kalau jalan kan jadi jatuh makanan saya" (dengan nada membentak) Raka :"Aduh, maaf yah aku nggak sengaja tadi aku buru-buru" Vina :"Kamu Raka kan?" Raka :"Iya, oh ternyata kamu Vina! Maaf yah aku nggak sengaja" Vina :"Kamu bukannya sekarang mondok kok ada disini?" Raka :"Iya aku mondok di Ponpes Nurul Falah ujung situ" Vina :"Kamu Mondok disitu?"(dengan nada terkejut) Raka :"Iya, kamu dari mana?" Vina :"Aku tadi dari restoran situ mau beliin makanan buat kakak aku. Tapi sekarang udah tumpah" Raka :"Aduh, maaf yah aku ganti yah makanannya aku beliin dua deh satu buat kamu juga"(dengan semangatnya) Vina :"Nggak usah tau nggak papa satu aja buat kakak aku" Raka :"Nggak papa sekali-kali nraktir kamu biar nggak aku terus yang kamu traktir" Vina :"Hmm, yaudah deh" Mereka pun memesan makanan sembari menunggu makanannya siap mereka berbincang-bincang. Raka :"Kamu sekarang gimana?" Vina :"Gimana apanya?"(dengan nada kebingungan) Raka :"Yaah kamu udah punya pacar?" Vina :"Apaan sih aku tuh yaa nggak mau pacaran dulu mau fokus dulu sama sekolahku lagi pula orang tua ku juga nggak ngebolehin aku pacaran." Raka :"Jadi sampai sekarang kamu belum punya pacar?" Vina :"(menggelengkan kepalanya)" Raka :"Alhamdulillah"(dalam hati) Vina :"Emang ada apa sih kamu tanya kayak gitu?" Raka :"Emm..." Kasir :"Atas nama Raka?" Mereka pun pergi dari restoran tersebut. Raka :"Sekarang kamu mau kemana?" Vina :"Mau ke pondok kamu!" Raka :"Ngapain kamu kesana?" Vina :"Kakak ku kan disana lagipula aku udah lama nggak jenguk dia di pondok" Raka :"Kamu kok nggak bilang" Vina :"Kan kamu nggak tanya" Raka :"Jadi itu buat kakak kamu?" Vina :"Iya"(sambil tersenyum manis) Raka :"Kamu manis kalau senyum gitu" Vina :"Apa?"(terkejut) Raka :"Emm, Enggak aku nggak bilang apa-apa" Vina :"Ooh, iya"
Indri_Cyn · 11.8K Views

Berawal Dari Dendam Melati : Istri Sang Tuan Muda Cacat.

Seorang Gadis cantik yang tumbuh dengan kekurangan rasa kasih, Ayahnya membencinya karena terlahir Melati terlahir bukan sesuai dengan harapnya yang mendambakan seorang Putra. "Dia sudah besar aku tidak perlu menimangnya seperti anak kecil karena seharusnya dia membuat ku bangga bukan mempermalukan ku, aku malu mengakuinya sebagai putriku dia tidak pintar ataupun berprestasi seperti putri atau pun Putra mu...," Mahesa dengan gaya angkuhnya. Sementara gadis manis yang berusia 6 tahun mendengar jelas setiap ucapan kebencian dari Ayah kandungnya sendiri pada dirinya. Tentu saja hanya rasa kecewa pada dirinya sendiri dan setiap ucapan ayahnya yang membandingkan dirinya dengan sepupunya yang lain selalu berhasil membuat Melati kecil menangis. "Ayah selama ini apakah aku tidak pernah membuat mu bangga, aku akan berjuang untuk membuat mu menghargai keberadaan ku........," ucap Melati yang saat ini menangis di balik tembok. Sebenarnya melati tidak sengaja mendengarkan pembicaraan antara paman dan ayahnya. "Bruk, trangtanngk...." suara barang jatuh yang tampak terbanting cukup keras. "Siapa disana? ternyata kucing." ucap Bima yang terdengar khawatir langsung mengecek sumber suara merasa cukup lega karena bukan salah satu anak-anaknya yang berulang jika tidak mungkin mereka akan mendapatkan semprotan pedas dari kakaknya. "Alhamdulillah Paman tidak melihat ku....," ucap Melati yang bisa bernapas lega setelah pamannya pergi membawa kucing kesayangannya itu. "Sebaiknya Kakak jangan asal bicara, sangat tidak baik untuk perkembangan Melati jika sampai dia tahu, Kakak cobalah belajar menyayanginya allah memberikan Kakak seorang putri cantik dan baik cobalah untuk bersyukur." ucap Bima menasehati Kakak keempatnya yang cukup keras kepala itu. "Dia bukan bayi lagi pula ada ibunya yang akan merawatnya....," ucap Mahesa yang menganggap tanggung jawabnya hanya mencari uang saja dalam keluarganya. Berawal dari Dendam Melati dengan Ayahnya sampai melati dijodohkan dengan seorang pria Albino yang cacat mampukan Melati bertahan dengan kondisi yang membingungkan ini ikuti terus cerita ini....
Chesi_putri · 23.9K Views

Poor Ladies

Terlahir dari keluarga miskin tidak mengurangi semangatnya untuk berjuang memperbaiki nasibnya untuk keluarganya. Hidup dalam kekurangan cukup untuk makanpun sulit di dapat. Ayah seorang buruh tani di ladang orang sedangkan ibu seorang ibu rumah tangga yang selalu taat beribadah selalu mendoakan anaknya dalam setiap sujudnya. Selain itu saya bersyukur terlahir memiliki kecerdasan diatas rata-rata meski kekurangan. Ibulah yang selalu mengajarkan banyak hal yang menjadikan otak kira dan kananku terbentuk dengan baik. Semenjak sekalah dasar diriku selalu juara kelas sampai kepala sekolah mengapresiasi hasil kerja kerasnya dengan memberikan beasiswa buat anak berprestasi dari keluarga tidak mampu. Semuanya berkat doa kedua orangtuaku. Setidaknya tidak membebani mereka untuk membayar uang sekolah. Belajarku semakin giat dan selalu berprestasi hingga ke jenjang menengah atas. Keyakinan yang kuat bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi tapi hambatan datang dari cibiran tetangga yang menyepelekanku. Selain itu diriku perempuan dan selama ini di kampungku anak wanita sekolah tidak terlalu tinggi. Teringat dengan sosok pahlawan yang ku idolakan yakni ibu kita kartini dimana beliau menerobos batas pandangan pada jaman itu bahwa wanita harus dirumah gak perlu tinggi-tinggi derajatnya. Seiring berjalannya waktu pandangan seorang wanita mulai bergeser bahwa wanita juga berhak untuk menikmati yang namanya kesuksesan. Itulah yang kupegang selama ini selain restu orangtua dan memohon pertolongan sang pemilik hidup. Jurusan yang kuinginkan adalah menjadi pilot biar bisa ngajak orangtuaku jalan-jalan dan pasti berkunjung ke rumah pemilik kehidupan bagi agamaku Lulus sekolah menengah diriku mengajukan beasiswa bidiknisi dan syukur alhamdulillah berhasil meraihnya. Kujalani dengan sungguh-sungguh biar cepet lulus dan menjadi lulusan terbaik. Tahun demi tahun ku lalui gak terasa sudah mendekati semester akhir dimana diriku harus kerja extra. Harapanku terwujud wanita yang lulus dengan nilai terbaik. Banyak laki-laki yang suka padaku tapi tidak ku hiraukan. Semua teman cowok kuanggap kawan meskipun tanggapan mereka berbeda denganku. Memegang ijazah ditangan gue coba ngelamar kerja di penerbangan licensi yang bunafet. Banyak tas yang harus dilalui dan di indonesia pilot wanita tidak banyak. Konflik banyak terjadi di masa diriku kuliah yang menguras pikiranku terkait cowok yang menyukaiku terus-terusan mengejarku. Ada seorang laki-laki yang membuatku simpati karna sikapnya berbeda dari yang lain. Dia menjadi temanku selama diasrama. Sering belajar bersama dan saling mendukung dalam kuliah meskipun dia terlahir dari anak dari seorang kaya tapi dia tidak pernah memperlihatkan dimuka temen-temennya. Itupun ku ketahui setelah orangtuanya mengunjungi dan ku lihat pengajar disana begitu segan dengannya. Ku berharap semoga bisa menjadi pasangan hidupku. Tidak pernah ku tunjukkan rasaku, bagiku kami sebagai kawan dalam belajar untuk berprestasi. Kecerdasannya sudah tidak diragukan lagi makanya sering gue kalo kesulitan pelajaran suka minta ajarin dia. Waktu kelulusan waktu itu kami sempat berfoto bersama sebagai kenang-kenangan kami berdua. Kebahagiaan kami bisa melewati semua ini. Sampai suatu hari kami dipertemukan laagi dan dia menyatakan cintanya dan ingin melamarku menjadi istrinya. Awalnya ada penolakan dari ayahnya akan tetapi berbeda dengan ibunya yang menerimaku dan menyayangiku. Mungkin temenku sering bercerita tentangku. Ibunya seorang wanita yang humble, baik dan bisa menerima segala kekurangan. Akhirnya dengan bantuan ibunya memberikan pengertian pada ayahnya sampai akhirnya ayahnya luluh dan menerima diriku dengan baik. Kamipun menikah dengan cara sederhana dan sakral ataas permintaanku. Tahun demi tahun perjalanan pernikahan kami dikarunia seorang anak laki-laki yang ganteng seperti ayahnya. Sebuah kebahagian yang harus dijalani sampai dititik kehidupan yang merubah hidupku. Penghidupan mereka membaik sekarang.
Fitria_Rismalina · 2.8K Views
Related Topics
More