"kita mau kemana??" tanya Bulan...
"Kita sudah sampai" Naufal dan Bulan sudah sampai di tujuan. Tepatnya di rumah Naufal.
"Ini rumah siapa??" Bulan terus bertanya tanya, dan jika ini rumah Naufal, untuk apa bulan di bawa ke rumahnya.
"Iya, ini rumahku...ayoo masuk" Naufal menunjuk rumahnya.
"Nggak"
"Bulan, kita harus obatin dulu luka kamu"
"Aku tidak apa apa Naufal....
Aku mau langsung pulang saja"
"Pulang bagaimana??"
"Hhhmmm....aku titip dulu motor ku di sini boleh?? Aku naik bus saja"
"Tunggu" Naufal tak mendengarkan Bulan berbicara, ia masuk ke dalam rumahnya, dan keluar dengan membawa sepeda motor di sampingnya.
"Ayo naik.." Naufal berniat untuk mengantar Bulan pulang.
"Hhmm....." Bulan masih kebingungan. Mencari solusi yang baik.
"Nih bawa sendiri motorku..kamu kuat kan menyetir sendiri??" Naufal menyerah dan turun dari motornya. Naufal tahu bulan canggung berboncengan dengan seseorang yang bukan mahramnya.
"Boleh??"
"Iya tak apa Bulan, bawa saja motorku." Naufal mengangguk menyetujui.
"Aku titip dulu motorku yah"
Kata terakhir yang Bulan ucapkan sebelum pergi...
Bulan melihat dari kaca spion motor, Naufal tersenyum sembari melambaikan tangannya.
--
Bulan beruntung kali ini jalanan tak seramai biasanya. Angin pun terasa segar menyapa.
Tapi Bulan sedikit khawatir, karena motor yang di tumpangi nya sekarang kehabisan bensin. Bulan sedikit melaju lebih kencang, berharap segera menemukan pom bensin.
Tapi dari arah tak di duga, ada seseorang laki laki yang nekat menyebrang tanpa memperhatikan sekitar...
"Aaaaaaaa...." Laki laki itu sontak mendengar klakson Bulan.
Bulan langsung menarik rem nya mendadak dan memutuskan berhenti, memastikan lelaki yang tepat di hadapannya itu tidak apa apa.
Lelaki itu berjongkok di depan motor bulan, memejamkan matanya, dan menutup telinga nya.
"Maaf kak...." Bulan membuka suara.
Lelaki itu masih kaget dengan keadaanya saat ini. Ia perlahan membuka matanya, melepas tangan dari telinga....
"Saya masih hidup???"
"Siapa kamu?? Apakah kamu bidadari yang di turunkan tuhan untuk menjemputku???" Lanjut lelaki itu bertanya dengan polos karena melihat begitu cantiknya seseorang yang sekarang di hadapannya.
"Kakak tidak apa apa kan??" Tanya Bulan memastikan lelaki itu tidak terluka sedikitpun.
Lelaki itu bergidik dari lamunannya melihat bidadari. "Aku ti-tidak apa apa" lelaki itu mulai bangkit dari posisinya.
Ketika lelaki itu berdiri dan melihat ke arah motor, ia merasa kenal dengan motor yang di bawa Bulan, dan tiba tiba lelaki itu terjatuh lagi di hadapan bulan.
Bulan di buat kebingungan dengan keadaan saat ini.
"Awww....sakit" tiba tiba lelaki itu merintih kesakitan dengan raut muka tidak meyakinkan.
"Aduh gimana dong.....kita ke rumah sakit yah??" Tawar Bulan dengan sedikit panik.
"Tidak..... bawa aku aja ke rumah"
"Rumah??"
"Iya rumahku lah, masa rumahmu..."
"Bentar, aku panggil taksi" Bulan berusaha mengelak untuk mengantar lelaki itu pulang.
"Terus kamu bakal meninggalkan aku sendiri gitu??tanggung jawab dong antar aku sampai rumah"
Bulan tidak mungkin mengantarkannya, ia benar benar takut dengan seorang lelaki di hadapannya itu...
Penampilannya kacau, rambutnya berwarna merah, celana nya sobek sobek dengan rantai di sabuknya....
"Kok malah bengong??" Lelaki itu mengaggetkan bulan yang sedang mengamatinya.
Terpaksa Bulan menganggukan kepalanya untuk menyelesaikan masalah yang sedang di hadapi.
Bulan mempersilahkan lelaki itu menaiki motornya, bulan menghidupkan motor dan berangkat...
Di sepanjang jalan, Bulan terus bertasbih kepada Allah, berharap tidak akan terjadi apa apa. Tangannya begitu dingin dan bergetar.
Lelaki di belakangnya menunjukan arah ke jalan yang ia ingin tuju.
Dan Bulan heran, kenapa arah jalannya, sangat persis dengan yang ia lalui sebelumnya...
Yaa.....belok kanan...terus lurus....belok kiri....lurus terus sampai di depan universitas avicenna ada gang cukup besar, dan masuk ke gang....
Bulan berpikir mungkin ini perasaanya saja, tapi benar ini arah jalan menuju rumah Naufal....
"Ih..apaan sih, emangnya di area sini rumah Naufal doang.." gumam Bulan dalam hati..
Bulan sudah memasuki gang, lelaki di belakangnya menunjuk ke arah rumah berwarna abu.....
Benar itu rumah yang sebelumnya ia kunjungi...
"Ya Allah....sebenarnya ada apa ini" Bulan terus kebingungan.
Akhirnya sampai, dan memang benar ini rumah Naufal. Lelaki itu turun dari motor...
"Tunggu" lelaki itu menyuruh Bulan menunggunya. Sedangkan ia masuk ke dalam rumah.
Bulan sudah cukup kuat sampai saat ini menahan rasa sakit di kakinya, yang sekarang sudah terlihat memar berwarna ungu kemerahan.
Tiba tiba lelaki itu kembali keluar. Dan sekarang ia bersama Naufal...
"Tuh lihat....itu motor kita kan, gua tau betul nomor plat nya benar...itu tuh cewek itu yang membawanya fal"
"Cantik cantik kok nyolong??" Ketus lelaki itu.
Naufal tak berhenti tertawa, melihat kakaknya bertingkah konyol menuduh Bulan mencuri motor, sekaligus dibuat bingung bagaimana kakaknya itu bisa bertemu Bulan??.
"Aduh kak...perkenalkan dia itu Bulan, temen Naufal di kampus"
"Bulan perkenalkan ini kakakku, namanya Rey." Naufal memperkenalkan Bulan kepada Rey, dan menjelaskan bagaimana Bulan bisa membawa motornya.
Kakaknya tidak habis dibuat malu oleh tingkahnya sendiri. Bola mata Rey beralih ke kaki Bulan yang terlihat memar memar. Rey merasa sangat bersalah, membawa Bulan kembali ke rumah abu ini.
"Waduhh.....maafkan saya Bulan, saya tidak tahu. Kalau gitu ayo masuk dulu, kamu pasti sangat lelah, sekalian kita obatin dulu luka kamu." Rey menghapus rasa bersalahnya, mempersilahkan Bulan masuk kedalam rumah untuk beristirahat sebentar.
"Tidak, terimakasih kak. Aku mau langsung pulang saja. Naufal biarkan aku pulang naik bus saja. Aku titip motorku disini saja." Lagi lagi Bulan menolak ajakan untuk mengobati lukanya itu.
Tap
Tap
Tap
"Ada apa ini, aduh ini perempuan cantik siapa?? Kenapa gak di bawa masuk" ibu Naufal dan Rey keluar dari rumah karena mendengar suara gaduh Rey.
"Tuh Bu, si Rey cari gara gara terus, Bulan ini temennya Naufal Bu."
Paket komplit, Naufal memperkenalkan Bulan pada keluarganya, dan kembali menjelaskan apa yang terjadi.
"Maaf sudah membuat kerusuhan Bu, Bulan pamit mau langsung pulang saja."
"Ishhh...gak baik perempuan pulang sendiri naik bus, ini waktu Maghrib Bulan, sebaiknya kamu masuk dulu yuk, nanti habis Maghrib Rey antar kamu pulang"
Bulan menyerah, membiarkan dirinya dibawa masuk rumah oleh ibu, diikuti Naufal dan Rey di belakangnya...
Adzan Maghrib berkumandang.....
Bulan segera mengambil air wudhu.
--
"Rey kali ini saja. Kita harus sholat berjamaah, kamu jadi imam" tunjuk ibu, Naufal menertawakan kakaknya itu..
"Mana bisa Bu, ibu kan tahu kalau Rey dalam urusan agama sangat minim. Sudah Naufal saja Bu, atau ibu saja yang jadi imam gimana??"
"Masa ibu imam, imam tuh laki laki. Naufal ayo kamu jadi imam"
"Bu kan aku tuh laki laki. Jadi harus sholat di mesjid dong.." Naufal lebih memilih untuk sholat di masjid.
"Oh iya Bu...aku ikut Naufal saja, kan aku juga laki laki" Rey berhasil kabur dari ibunya itu...
Karena biasanya Rey jarang sekali sholat, kecuali hatinya sedang remuk. Beda sekali dengan Naufal, yang tidak terlewat pergi ke masjid.
Akhirnya semua sholat Maghrib di masjid, termasuk Bulan.
Setelah selesai sholat Maghrib, ibu menyuruh Rey untuk mengantarkan Bulan pulang. Naufal menyembunyikan mukanya yang cemberut ingin mengantar Bulan, dan Bulan tidak bisa menolak tawaran ibu.
Rey sudah siap untuk mengantar Bulan, Bulan mulai menaiki motor, dan memakai helm. Gas pun mulai ditarik Rey, tapi motor tidak juga hidup....
Bulan baru ingat, bahwa memang bensinnya habis.....