--
" Hallo....
Kenapa kamu mengunci perpustakaan??"
Naufal menelepon seseorang yang sama dengannya bekerja di perpustakaan.
" Lho orang perpustakaannya sudah kosong, yaa aku kunci dong." Suara itu terdengar dari dalam telepon.
" Kamu berbohong"
Naufal memencet tombol merah di layar kaca handphone nya, Lebih memilih untuk menutup telepon itu.
Naufal menaruh apa yang di genggamnya ke dalam saku celana.
Hari sudah mulai gelap. Terlihat matahari pamit undur diri. begitupun Naufal, ia membereskan buku yang dibacanya, mengambil tas, dan melangkahkan kaki meninggalkan perpustakaan.
Rumah Naufal tidak jauh dari kampus, cukup dengan berjalan kaki Naufal sudah sampai di rumahnya.
Naufal tinggal dengan ibu dan kakaknya. Ayahnya meninggalkan Naufal sejak kecil, dan Naufal tak pernah tau apa penyebab nya. Hanya ibu dan kakaknya yang tahu akan hal itu.
--
" Payah, dia menutup teleponnya." Ucap bintang sedikit kesal.
Bintang sengaja mengunci perpustakaan, untuk menjaili bulan. Bintang sangat senang mengerjai si mayat hidup itu.
Bintang seorang pustakawan sama halnya dengan Naufal. Bintang pandai dalam berbicara, ia bisa mencarikan referensi untuk siapapun yang datang ke perpustakaannya.
Bintang anak seorang rektor di universitas ini. Tak salah otaknya pun tak berbeda dengan ayahnya. Tapi sayang, bintang hanya bisa menjiplak buku dalam pikirannya, tanpa menyimpulkan dan memahaminya dengan bahasa yang sederhana.
--
"Assalamualaikum"
Bulan memasuki rumahnya.
" Waalaikum sallam. Kenapa nih anak ibu kok cemberut."
" Selalu ada orang yang menjailiku ibu...hhhmm"
Bulan manja kepada ibunya.
" Cup cup... Sini ibu peluk"
İbu memeluk bulan dengan penuh kasih sayang, ibu selalu ada buat bulan.
" Terimakasih ibu" gumam bulan dalam hati.
Sama seperti halnya Naufal,
Bulan hanya mempunyai ibu dan satu orang kakak laki lakinya yang bernama farel di dunia ini. Ayahnya??
Bulan cukup diam dengan tragedi itu.
"hey Rizki..."
Biru tersenyum, dan biru menghampiri Rizki yang sedang terduduk manis di bangku taman kampus.
" kamu mau ngapain??" Rizki menoleh ke sumber suara, mengangkat alisnya sebelah.sedikit takut terjadi apa apa.
Biru semakin mendekati Rizki. Langkahnya perlahan tapi sampai, tepat di hadapan rizki biru mematung berdiri.
Rizki semakin dag Dig dug tak karuan, Rizki sangat bingung dengan tingkah aneh biru.
Biru berdiri di depan Rizki yang terduduk manis memperhatikannya sangat dalam. Tiba tiba biru membelakangi Rizki, pantat biru sekarang sejajar sangat dengan wajah Rizki.
Sampai akhirnya terdengar suara itu..
" Duuuuuuuuuuutttttt, Brat Bret brot...."
Biru mengentuti Rizki yang tepat berada di belakangnya. Aroma itu seperti asap hijau menyembur Rizki.
Rizki menggibas gibaskan tangannya dengan cepat sembari berteriak...
"TIDAKKKKKKKKKKKKK"
Rizki terbangun..masih dalam posisinya. Matanya membelalak, nafasnya terengah engah, dan tangannya memegang kepala.
"Heh..heh..
Bangun, Ari kamu teh kunaon tidak tidak an Sabari Brat Bret brot hitutt"
Ternyata daritadi kaka Rizki berusaha membangunkanya.
"Sok cepet bangun, sholat shubuh " tambah Kaka perempuannya itu sembari meninggalkan Rizki.
Rizki masih dalam posisinya. İa masih kaget.
" Ai mang kenapa?? Putri kecil menertawakannya. Melihat pamannya itu terbujur kaku, dengan mata membelalak seperti melihat setan.
" Putri..ayo kamu teh harus siap siap sekolah" teriak Reina kepada putrinya itu.
Putri meninggalkan pamannya yang masih tidak berkutik sedikitpun.
"Astagfirullah alladzim"
Rizki baru tersadar, ia bergidik sembari mengusap wajahnya.
" Untung mimpi" Rizki menghela napas panjang. Tak bisa membayangkan jika itu benar benar terjadi.
Rizki beranjak dari tempat tidurnya, mengambil handuk dan pakaian di dalam lemari. Segera mandi, mengambil air wudhu, dan melaksanakan sholat.
" Ya Allah jauhkan aku dari godaan si tengil bauu" doa Rizki selepas sholat.
--
Bulan sedang bersiap siap menuju kampus. Berdiri didepan kaca memakai gamis abu dengan sedikit polet biru ditangannya. Kerudung biru dengan ciput itu bertengger rapi di kepalanya menutupi rambutnya.
Bulan segera mengambil tas yang berwarna biru itu dan bersiap berangkat kuliah....
Bulan baru sadar kunci itu??
Bulan bawa kedalam tas nya dan akan memberikan pada pemiliknya...
" İbu, aku berangkat dulu".
" Iyah, hati hati nak"
--
Naufal bersiap diri untuk pergi ke kampus. Sisir itu bergerak cepat merapikan rambut basah Naufal. Naufal mengambil kacamata hitamnya, dan tas nya melayang tepat di satu pundaknya.
" Ayo sarapan dulu nak"
Ibu mengajaknya untuk sarapan.
" Ibu, aku bawa buat bekal saja yah. Oh iya..a Rey kemana??
" Rey masih tidur, ia baru pulang jam 02.00 pagi. "
Ucap ibu sembari menyiapkan bekal untuk Naufal.
" Dasar brandal" ketus Naufal kepada kakak nya itu.
Rey adalah anak rok n roll, ia sudah biasa pulang pagi hanya untuk konser metalnya.
" Yaudah Bu, aku berangkat " Naufal mengecup tangan ibunya itu, melangkahkan kaki nya ke depan kamar Rey menendang nendang kamar kakak nya itu. " Woy bangun woy...." Sedikit kesal pada kakaknya.
Setelah tak ada jawaban apapun dari dalam kamar, Rey memutuskan melangkah menuju kampus.
--
Bulan memarkirkan motornya di area kampus, area parkir ini lumayan jauh juga untuk masuk ke gedung kampus. Ia terpaksa harus berjalan menuju gedung kampus.
Bulan berjalan sudah sedikit jauh sampai saat ini. daritadi bulan merasa ada yang memperhatikannya, bulan melihat ke arah sebrang jalan, dan benar itu Naufal.
Naufal terus memperhatikan bulan dari pertama bulan memarkirkan motornya. Tapi Naufal tak berani mendekati bulan. Karena bulan akan sedikit agresif. Jadi lebih baik Naufal memperhatikan bulan dari jauh.
"HEY..HEY AWASS ITUU..." Bulan berteriak pada Naufal.
Langkah kakinya itu tak membuatnya berhenti. Naufal sangat senang bulan menyapanya, sampai akhirnya Naufal malah melambaikan tangannya ke arah bulan.
Baru muncul tangannya itu, Naufal.....
" BRUUUKKK...."
Naufal menabrak pohon di depannya. Naufal terjatuh, bola matanya berputar, dan burung burung kecil sepertinya sedang mengelilinginya saat ini, Naufal merasakan sakit itu..
Tapi, sakitnya tuh gak seberapa....
malu nya woyy....
Bulan langsung berlari kearahnya. Panik dan bingung harus menolongnya bagaimana?? Bulan tak bisa mengulurkan tangan nya atau merangkulnya.
" Kamu tidak apa apa??" Bulan hanya berjongkok di hadapan Naufal yang masih keleweran itu.
" ih ini cewe, bukannya bantuin berdiri atau bantuin duduk kek. Ini apaan malah jongkok menonton doang." Gumam naufal dalam hati.
" Aku baik baik saja" Naufal Segera berdiri,merapihkan pakaiannya, mengambil kacamatanya yang jatuh, dan memilih untuk tidak memakai nya.
Naufal dan bulan pun melanjutkan perjalanan bersama
Uuuhhh..
Hati Naufal loncat loncat seperti katak lompat, goyang goyang seperti goyang 25. Berjingkrak riang bisa berjalan di samping bulan. Tapi Naufal berusaha untuk tetap tenang.
"So cool oke, so cool..." Naufal berusaha mengontrol hatinya yang bergetar cepat tak karuan.
Bulan merasa gugup jalan bersebelahan dengan cowok di sampingnya itu.
Orang orang melihat nya, termasuk bintang. Bintang bertanya tanya ...
" Bagaimana Bulan bisa sedekat itu dengan Naufal ...??"