Chereads / but love your self.. / Chapter 5 - dasar artis

Chapter 5 - dasar artis

Semua tau apa gunanya lampu hijau. Tanda para pengendara di perbolehkan melanjutkan perjalanan.

" Tadi beneran Rizki bukan yah??'' gumam biru bertanya pada diri sendiri.

" Ih apaan sih biru, buat apa di pikirin, toh ini juga jalan umum." Biru masih memikirkan Rizki di sepanjang perjalanan

--

Lampu merah kembali.

" İni lampu merah kenapa gak habis habis sih? Apa sih mau loe?" Rizki menggerutu sembari menunjuk nunjuk lampu merah. Rizki sudah tak tahan ingin segera sampai dirumah.

Aroma bau itu kembali tercium.

" Sepertinya terik matahari semakin membuat aroma itu menyengat, atau tak ada angin karena lampu merah??" Rizki bertanya tanya pada dirinya. Rizki melihat sekeliling kendaraan, dan Rizki merasa beruntung karena ia dikelilingi mobil, yang tidak dapat mencium aroma tubuhnya.

Matanya terhenti ketika melihat  seseorang disampingnya membawa motor, Rizki takut seseorang itu mencium aroma yang menempel di tubuhnya. Apalagi pengendara di sampingnya itu seorang perempuan...

Seseorang perempuan itu merasa ada yang memperhatikannya, ia memalingkan wajahnya melihat Rizki, Rizki segera memalingkan wajahnya membelakangi perempuan itu. karena Rizki akan sangat malu jika perempuan itu mengetahui sumber aroma tak enak itu.

"Ahh....tapi lebih baik aku menjelaskannya saja dan meminta maaf." Rizki mulai memalingkan tubuhnya pelan pelan...

Rizki sangat terkejut, ternyata aroma bau itu bukan  dari tubuhnya, melainkan berasal dari pemilik aroma bau itu.

" HEH BIRU TERYATA DARITADI TUH KAMU YAH YANG SEMERBAK ITU??" Rizki mengomeli biru dengan kesal.

Biru pun terkejut, kembali bertemu Rizki  di lampu merah. Biru masih tak bisa berkata apa apa. Dan tak tau harus mengatakan apa.

Lampu hijau...

Biru segera melarikan diri dari Omelan Rizki. Tapi sayang, nampaknya Rizki ingin membereskan permasalahannya sekarang. Rizki mengikuti biru dari belakang. Rizki benar benar geram, mukanya merah padam.

Biru benar benar ketakutan, harus berhenti saja, atau terus melanjutkan perjalanan. Biru berpikir jika Rizki mengetahui tempat tinggal biru, akan lebih parah.

Akhirnya biru berhenti dibawah pohon tepatnya pinggir warung.

Rizki membuka helm nya bergegas menghampiri biru.

" HEH TENGIL BAU DAN KOTOR! Kamu tuh kenapa yah hari ini benar benar arrgghh.....

Merusak semangat saya, selera makan saya, dan hidup saya! Mau kamu tuh apa hah??" Rizki benar benar marah.

" Aral aihhh" tambah Rizki mengusap usap air matanya.

Biru membuat laki laki itu menangis dan Biru bingung harus melakukan apa, Biru malah berusaha menenangkan Rizki dengan mengusap pundak Rizki, tentu saja Rizki menggibasnya.

" Kamu gak mau mengatakan sesuatu gitu?? Minta maaf atau terimakasih?? Kamu tuh siapa ?? Kenapa harus kamu?? Udah sana angkat telponnya, berisik." Rizki masih menangis, diiringi suara hp biru berisik berdering (seseorang menelpon biru) sampai akhirnya Rizki menyuruh biru mengangkatnya.

" Bentar yah bentar." Balas biru dengan wajahnya yang polos seperti tak merasa bersalah.

Biru akhirnya mengangkat telepon yang sudah di pegangnya. Bertuliskan "Bulan".

"Hallo bulan, ada apa??"

" Biru kamu dimana?? Tolong sekarang ke perpustakaan kampus dong, aku terkunci disini bersama Naufal ??" Terdengar suara bulan dari telephon.

" Kamu sama si cool?? Kok bisa ?? İya iya aku putar balik kesana yah....

Tunggu aku."

--

" Ah tak ada gunanya juga marah marah di depan si tengil bau, udah ah mending  gue cabut." Rizki kembali memakai helm, menghidupkan motor dan....

" Eh bentar bentar, ayo ikut aku ke perpustakaan. Temen kamu dan bulan terkunci disana." (Biru memegang tangan Rizki) mengajak Rizki karena teman nya pun terkunci di sana.

" İH APAAN SIH KAMU LEPAS!! Lepasin tangan aku. Denger yah baik baik...si Naufal itu  penjaga perpustakaan. Mana mungkin dia terkunci disana, dia punya kuncinya. Udah ah.. aku cape gak puguh ngomong sama kamu, percuma." Rizki menyuruh biru melepaskan tangan nya. Rizki menjelaskan bahwa Naufal adalah penjaga perpustakaan. Rizki masih kesal sampai logat Sunda nya keluar.

Rizki dan biru banyak ditonton orang orang dijalan. Orang orang mengira mereka pasangan yang sedang berkelahi. Biru menyadarinya dari awal, makannya biru tak banyak bicara, dan berpura pura menjadi pasangan yang baik yang berusaha menenangkan Rizki dan memegang tangan Rizki.

Rizki kaget daritadi ia sudah menjadi tontonan banyak orang. Orang orang yang lewat pun terus melihatnya, banyak juga yang rela berhenti merekam kejadian konyol ini.

" Dasar artis." Rizki menyebut biru artis, karena ia selalu jadi tontonan orang orang dimanapun ia berada. Rizki langsung menghidupkan mesin motornya, dan kembali melanjutkan perjalanan pulang.

Biru kembali menelepon bulan dan mengatakan bahwa Naufal sendiri punya kunci nya.

--

Saat ini Naufal hanya berdua di perpustakaan ini. Naufal sebenernya tidak benar benar membaca buku yang sedang dibacanya. Naufal merasa lucu melihat tingkah konyol bulan panik, kebingungan, menangis, sampai menelepon biru. Padahal Naufal memegang kunci itu.

Naufal masih memperhatikan tingkah bulan dari kejauhan. Bulan kembali menelepon biru, tapi kali ini bulan tak mengatakan apa apa. Naufal sedikit penasaran dengan apa yang terjadi.

Bulan benar benar salah tingkah, apalagi setelah mengetahui kunci itu ada di Naufal sendiri. Bulan tak tau harus bagaimana sekarang, bulan bingung antara meminta kunci itu atau tetap diam.

Bulan kesal kenapa Naufal diam saja dan tak memberikan kunci itu. Bulan tak mau memhampiri Naufal untuk meminta kunci, bulan sangat gugup.

Tapi jika bulan tetap diam, bulan takut terjadi fitnah berduaan dengan lelaki di perpustakaan..

Akhirnya bulan menghampiri Naufal. Mengulurkan tangan (meminta kunci) " aku ingin pulang." Hanya itu yang bulan katakan.

Naufal mengerti. Sepertinya tadi bintang memberitahu bulan bahwa Naufal mempunyai kunci perpustakaan.

Tanpa berbicara, Naufal memberikan apa yang di butuhkan bulan.

Bulan segera beranjak pergi dari perpustakaan setelah Naufal memberikannya. Dan meninggalkan Naufal.

Bulan kesal. Dalam hatinya berteriak " ih kenapa sih diam saja daritadi, ih apa maksudnya coba". Kejadian ini benar benar membuat bulan sangat terlihat bodoh dihadapan Naufal. Bulan menggerutu sendiri sembari membuka pintu yang terkunci, sampai tak sadar membawa kunci itu setelah bulan membuka pintu nya.

" İh itu perempuan ngapain kunci nya dibawa juga". Gumam Naufal meskipun tak mempedulikan nya. Dan sekarang naufal bisa membaca dengan tenang

"Tapi siapa yang sebenarnya mengunci perpustakaan?? Padahal kan suara yang mengunci itu mendengar aku berteriak. Ah....entahlah yang penting aku sudah keluar." Bulan bertanya tanya dalam hatinya.

--

" Aku pulang". Rizki sudah sampai di rumah nya.

"Adek Kaka sudah pulang?? Gimana kuliahnya?? Naha cemberut lesu gitu??" Ucap kakak Rizki.

Rizki anak 2 bersaudara. Merantau dari Bandung ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya, Sekarang Rizki tinggal bersama keluarga kakaknya yang bernama Reina.

Dan Rizki sudah mempunyai 1 orang keponakan bernama Putri. İa sangat lucu dan menggemaskan, sekarang duduk di bangku SD kelas 1.

" Aku malas cerita" Rizki pergi ke kamar meninggalkan kakak nya itu.

Sesudah sampai di kamar, Rizki langsung melepaskan tas nya, mengambil baju di lemari dan handuk, melangkahkan kaki nya ke kamar mandi.

Selesai mandi Rizki langsung merebahkan dirinya ke kasur. teringat kembali kejadian itu, yang paling mengerikan ketika Rizki menggendong biru.

"Arggh...sial" Rizki menyesalinya. Rizki mengambil hp saja untuk melupakannya. Menscroll scroll layar yang tidak ada notifikasi apa apa.

Tiba tiba ada yang mengentuk pintu kamar Rizki.....

Rizki mempersilahkannya masuk. Dan itu putri si kecil yang mengajaknya keluar kamar untuk makan.

" Putri kecil, sini mendekat..

Aku bau tidak?" Rizki bertanya pada keponakannya itu.

" Nggak, emang mang iki kenapa??" Jawab polos putri.

" Sini, mang Iki gendong."

Rizki tidak memberitaunya. Rizki memilih keluar kamar sembari menggendong putri.