Chereads / but love your self.. / Chapter 4 - Lampu hijau

Chapter 4 - Lampu hijau

Tak kalah dari mahasiswa di kelas, dosen pun sangat terkejut dengan tingkah mereka yang serentak berdiri dan memotong penjelasannya.

Rizki dan bintang...

Mereka berdua yang berhasil mencuri perhatian dosen.

Walaupun sebenarnya, Rizki hanya iseng sedang terpesona oleh kecantikan bintang dengan buku ditangan nya. Ia pun sebenarnya terkejut melihat bintang tiba tiba berdiri, Rizki repleks mengikuti bintang berdiri dan mengikuti menyebutkan kata "Ibnu Sina" setelah bintang menyebutkannya.

Bintang menoleh ke arah yang mengikutinya berdiri, diikuti dengan senyumnya yang sinis. Sementara Rizki malah merespon bintang dengan mengedipkan mata genitnya.

" Ih apaan coba". Gumam biru yang hanya terdengar oleh bulan. Biru merasa jijik melihat Rizki dan bintang yang mencari perhatian semua orang terutama dosen.

Dosen pun sedikit kesal dengan tingkah genit Rizki. Ia melempar spidol yang dipegangnya...

Plakkkk.... Suara itu mengenai kepala Rizki. Rizki hanya cengengesan melihat kearah dosen sembari mengusap ngusap kepala nya.

" Coba kamu jelaskan apa yang kamu ketahui tentang Ibnu sina." Dengan geram, dosen menyuruh Rizki menjelaskan sejarah singkat Ibnu Sina.

"Ibnu Sina merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dokter, dan penulis aktif yang lahir di zaman keemasan Peradaban Islam." Dengan bangga ia menjelaskannya dengan sangat lancar.

Tak salah Rizki menjawab dengan benar, karena Rizki adalah pecinta peradaban islam. Jadi apapun, siapapun ilmuan Islam tak ada satu pun yang tidak di kenalnya.

Semua terperanga melihat ke arah Rizki, kecuali biru. Kali ini biru hanya menunduk sembari meledek mengikuti apa yang di jelaskan Rizki. Biru masih kesal dengan Rizki yang bawel menyebutnya bau secara terang terangan.

Dosen pun salut dan tak menyangka Rizki yang cengengesan itu dapat menjawab dengan benar. Selanjutnya bintang di perintahkan untuk melanjutkan penjelasan Rizki.

" Ibnu Sina adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. " George Sarton menyebut Ibnu Sina ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat dan waktu. Karyanya yang paling terkenal adalah Kitab Penyembuhan dan Qanun Kedokteran (Al-Qanun fi At Tibb). Bintang memberikan pengertian dengan sejelas jelas nya. Dengan sesekali melirik bulan yang hanya bisa bungkam. Bintang merasa lebih maju satu langkah dibanding bulan.

Lebih jelasnya, bulan hanya terlihat pintar ketika ujian tulis atau wawancara face to face. Bulan tidak bisa berbicara di depan semua orang seperti yang dilakukan bintang kali ini.

Bintang merasa menang.

Sementara di sisi lain, biru hanya menopang dagu dan mengomeli bulan. Biru tau benar, tadi pagi yang dibaca bulan itu biografi Ibnu Sina. Biru merasa sedih bulan kalah dari bintang.

Sementara bagi bulan tak ada yang salah, bulan menjelaskan pada biru bahwa ilmu pengetahuan tak akan ada habisnya. Dan tak akan bisa di permainkan.

Biru hanya cemberut mendengar jawaban bulan. Biru masih kesal dengan tingkah sombong bintang.

Masih dengan menopang dagunya, biru kembali memperhatikan penjelasan dosen di depan.

Dosen kembali melanjutkan materi ini lebih dalam mengenai biografi Ibnu Sina, dan sejarah mengapa universitas ini didirikan atas nama bapak kedokteran itu.

Kelas selesai

--

Seisi kelas bersiap untuk pulang ke rumah masing masing. Tapi tidak dengan bulan, ia memilih untuk pergi ke perpustakaan. Bagi bulan perpustakaan adalah rumah ke dua setelah rumah sendirinya. Bulan merasa tenang di kelilingi dengan buku. Bahkan ia merasa inilah dunianya.

Setelah lama diperpustakaan dan sudah terlihat tidak ada orang, bulan benar benar takut dan memutuskan untuk segera pulang. Tapi bulan masih asik dengan buku di hadapannya.

Sesekali bulan melirik keadaan sekitar nya, tapi tak ada yang salah. Perpustakaan itu benar benar hening. Sesekali bulan melirik lagi, kemudian kembali lagi pada buku, bulan mulai ketakutan. Tapi bulan masih bersikeras untuk menamatkan buku yang sedang dibacanya.

Bulan melirik lagi, kali ini bulan melihat penjaga perpustakaan meninggalkan ruangan, mungkin ia haus dan pergi untuk mengambil minum, atau membeli makanan. Pikir bulan.

Bulan mulai tak fokus membaca bacaanya, bulan memikirkan kenapa penjaga perpustakaan masih belum balik lagi. Ketakutannya benar benar menghantui. Bulan mengalah dan memutuskan untuk pulang.

Sebelum pulang, bulan membereskan buku yang ia baca ke rak sebelumnya. Rak buku itu seperti lorong lorong yang gelap. Bulan berusaha tenang dan bulan yakin tidak ada apa apa.

Tiba tiba bulan mendengar suara pintu berdecut (menutup). Bulan segera melihatnya. Dan benar, pintu perpustakaan tertutup.bulan mendekati pintu, terdengar seseorang mengunci nya.

" Hey..siapa di sana?? Tolong buka, masih ada orang di dalam." Bulan menggedor gedor pintu. Seseorang yang mengunci pintu itu tak mendengarkan suara bulan.

Bulan benar benar takut, gelisah, dan sangat panik. Bulan bingung harus melakukan apa. Matanya melirik keseluruh ruangan perpustakaan, keringat dingin mulai bercucuran..

Sampai akhirnya ia lemas. terduduk dan menangis.

Tiba tiba dari ujung perpustakaan terdengar suara derap langkah kaki mendekatinya. Bulan merasa tangisnya mengundang pemilik derap suara itu. Bulan tak berani melihatnya, tangisnya semakin keras. Suara itu semakin mendekat. Nafas bulan mulai ter engah engah.

.

.

.

.

.

.

langkah kaki itu

.

.

.

.

.

.

Lebih dekat

.

.

.

.

.

.

."HEH"

Suara bayangan yang sekarang sudah di hadapan bulan. Terdengar menggema mengisi seluruh penjuru perpustakaan. Suaranya santai dan bulan menyadari pemilik suara itu adalah laki laki.

Bulan mulai sedikit tenang dan berhenti menangis, bulan mencoba menengadahkan wajahnya pelan pelan untuk melihat pemilik suara itu. Dengan mata yang sembab dan raut muka ketakutan Bulan kaget dan repleks ketika mengetahui pemilik sumber suara.

Badanya tinggi, matanya melihat ke arah bulan dengan wajah datar, dengan buku ditangan nya. Muhammad Naufal namanya. Kalau biru sih memanggilnya dengan sebutan si cool.

Bulan langsung menghapus air mata nya. Kondisinya sekarang sudah lebih baik, dan bisa berpikir tenang. Lelaki itu melangkah pergi meninggalkan bulan dan duduk di kursi Membaca buku yang ia pegang. Sepertinya teriakan dan tangisan bulan sudah mengganggu nya. sekarang naufal bisa kembali membaca dengan tenang.

Sementara bulan langsung mencari hp didalam tas nya.

Bulan langsung menghubungi biru. Tapi sayang, sepertinya biru sedang dalam perjalanan. Bulan tak tau harus berbuat apa sekarang. Bulan terus berusaha menghubungi Biru Berharap biru bisa menolongnya.

--

Jam kelas sudah usai.

Biru memutuskan langsung pulang dengan kendaraan motor yang dibawa biru sendiri. Meskipun biru memiliki mobil dan bisa saja biru diantar jemput oleh supir pribadi ayahnya.

Biru senang merasakan udara langsung dari dunia. Biru lebih menikmati udara alami dibandingkan dengan AC. Biru bosan karena ruangan di rumahnya pun di penuhi dengan AC dimana mana. Ketika biru menghirup udara segar, biru lebih merasa hidup.

Tapi kali ini tidak, biru merasa panas terus memanahnya. Jalanan juga padat, macet, dan di penuhi lampu lalu lintas.

Selingan lampu lalu lintas diselingi suara pengamen itu membuatnya kesal. Tapi apa daya, biru tak bisa berbuat apa apa. Biru memainkan kaca spion motornya, biru narsis tangan nya memainkan membentuk huruf peace, tap jempol, dan fighting. Biru berlonggak lenggek di kaca spion nya sembari tersenyum lucu.

Tidak lama kemudian ada yang membuatnya janggal di kaca spion itu, biru melihat seseorang yang biru kenal di dalam kaca spion nya. Biru menyadari benar bahwa itu

Rahmad Rizki!!!

--

Lampu merah.

Menandakan seluruh pengendara wajib berhenti. Begitupun Rizki. Rizki menikmati pengamen yang bernyanyi di tengah tengah jalanan itu dan memberinya uang. Setelah pengamen itu pergi, Rizki melihat kearah sekitar, ia melihat seseorang memainkan spion kacanya. Dengan tangan yang lebay bergaya. Rizki mengabaikannya dan tak menyadari bahwa itu biru.

Tapi tak lama tiba tiba Rizki merasa mencium aroma bau itu.

"aarrgghh.....pasti aroma tubuh si tengil itu nempel di tubuh gue.." gumam Rizki dalam hati dan Rizki tak akan pernah melupakan kejadian buruk itu.

Lampu hijau...