๐๐๐๐
Bel pun berbunyi. Menandakan jam kelas sudah selesai.
" Ke kantin yuk.."
Biru mengajak bulan. Ia tak tahan dengan suara perutnya yang protes. Yang di khayalinnya daritadi belajar, hanya cacing cacing di perutnya itu mendemo memakai spanduk bertuliskan LAPAR dan berteriak " kasyuk kasyuk kasyuk"
"Eh biru, aku masih merasa bersalah deh sama dua orang lelaki itu, kita harus minta maaf bi ." Bulan yang merasa bersalah dengan kejadian tadi.
" Kita kan gak salah bulan..
Ayolah kita ke kantin, nanti lagi kita pikirkan mereka. Aku mau pingsan nih." Biru membela diri dan merengek meminta bulan tak terlalu memikirkan dua lelaki itu...
" Bi, tapi mereka juga gak salah kan. Lagian kamu apaan sih masa orang pingsan bilang dulu, udah tahan, bentar kok." Bulan masih tetap ingin meminta maaf pada dua lelaki tadi.
" Wkwkwkw....
iya ok lah kalau begitu ." Biru menyerah dan mengikuti apa yang dikatakan bulan. Meskipun ia tak tahan lapar, tapi kata sebentar bulan sepertinya tak akan membuatnya benar benar pingsan.
--
Dosen menghampiri dua orang lelaki itu.
" Naufal, Rizki, sekarang kamu bisa pergi ke gudang
mengambil kursi untuk dapat duduk seperti yang lainnya."
" Baik pak." Sahutnya. Sembari beranjak menuju gudang.
--
Di gudang...
Naufal dan Rizki sedang sibuk memilih kursi yang masih bisa di pakai.
Tiba tiba....
"HEY...." Ceria biru sedikit menganggetkan mereka.
"Ada apa ??
kalian gak cukup merpemalukan kita ?? ".
Setelah biru memperhatikan dua lelaki itu, ia sadar Ternyata lelaki yang terlihat ceria itu bawel juga. Karena daritadi ia terus yang berbicara.
Bulan dan biru bingung harus memulai darimana. Biru memojokkan bulan untuk berbicara. Bulan benar benar gugup sampai tak mengucapkan sepatah kata pun.
Kedua lelaki itu tak mempedulikannya dan siap mengangkut kursi menuju kelas..
"ฤฐhhh bulan apaan sih..
Tuh kan jadi mereka keluar. Ayo kejar ..."biru sedikit kesal dengan bulan yang tak mengucapkan sepatah kata pun.
" Heh tunggu dulu dong orang mau ngomong juga.." Biru menghentikan langkah Naufal dan Rizki.
" Apa " akhirnya lelaki cool itu merespon.
"Ayo cepet bulan.." Bisik biru mendesak agar bulan berbicara.
" Kita minta maaf".
Dengan gugup dan menundukan pandangan nya bulan memberanikan diri.
" Oke kita maafin asal kalian mau mengangkut kursi ini." Jawab lelaki cool itu.
"Dan jangan lupa jika kalian Mau berbicara dengan kita, kalian harus mandi dulu." Lelaki bawel itu menyindir biru yang memang tak mandi pagi tadi.
" Naufal ayo kita pergi. Disini bau. Dan biarkan mereka yang mengangkut kursi itu ." Lanjut lelaki bawel itu.
Naufal dan Rizki pergi meninggalkan bulan dan biru..
Setelah satu dua langkah lelaki itu meninggalkan bulan dan biru.
Tiba tiba biru pingsan. Membuat bulan kaget dan sangat bingung sekaligus panik harus meminta tolong pada siapa. Karena di sana masih area luar gudang yang tak ada siapapun selain mereka berempat...
Sampai akhirnya....
" Tolong ." Kata yang membuat dua lelaki itu terhenti karena merasa iba jika meninggalkan dua perempuan lemah disini. Dan mau tak mau mereka harus membalikan badan nya untuk menolongnya...
" Baru juga minta maaf." Bisik Rizki kepada Naufal.
Naufal tak merespon bisikkan Rizki, ia hanya menyuruh Rizki menggendong biru ke UKS.
Muka Rizki pucat pasi harus menggendong biru ke UKS.
Rizki sebenarnya sangat enggan apalagi dengan aroma tubuh biru yang bau.
Tapi daripada memperlambat waktu, akhirnya ia pun menggendong biru ke UKS di ikuti bulan dan Naufal di belakang nya...
_Di UKS
Sesampai di UKS Rizki dan Naufal memutuskan untuk langsung pergi dan membiarkan Bulan yang mengurusi sisa nya.
Rizki langsung pergi ke toilet, ia muntah karena benar benar tak tahan dengan aroma tubuh Biru..
Dan Naufal hanya menertawakannya. Ia juga tak habis pikir bagaimana Bulan bisa terus tahan bersama Biru.
" Ayo ki, kita harus mengangkat kursi." Ajak Naufal yang teringat telah meninggakan kursi yang mau di angkat menuju kelas.
Rizki merasa sial dan Naufal terus menertawakannya.
Rizki merasa dirinya sangat kotor dan ingin mandi dengan bunga 7 rupa.
--
Bulan membiarkan Biru terbaring di ranjang UKS dan membiarkan Biru mencium aroma therapy minyak kayu putih.
Biru membuka matanya pelan pelan...
"Bulan mereka sudah pergi?" Suara kecil Biru terdengar..
" Siapa ?? kamu gimana udah merasa baikan? Minum yah minum." Bulan panik dan memberikan minum pada Biru.
" Ih apaan sih lan. Aku gak mau minum, aku mau makan. Hayuu ah kita ke kantin." Biru terperanjat dari ranjang nya setelah ia bisa memastikan benar bahwa dua lelaki itu sudah pergi.
" Ih Biru kamu berbohong." wajah Bulan seketika berubah menjadi cemberut. Bulan ikut kesal setelah mengetahui Biru berbohong.
Biru menjelaskan bahwa dirinya benar benar tak kuat menahan lapar dan tak mau di suruh mengangkut kursi kedalam kelas.
Sampai akhirnya Bulan dan Biru memutuskan untuk pergi ke kantin. Memberi makan cacing cacing dalam perut Biru.
Sesampai di kantin orang orang yang di laluinya merasa terganggu dengan aroma tubuh Biru, mereka menutup hidung masing masing. Dan ketika Bulan dan Biru duduk pun orang orang di dekat nya memilih untuk pindah ke meja lain..
Biru merasa tersinggung, tapi ia tak mempermasalahkannya. Ia makan dengan sangat lahap. "Lagian masih ada Bulan kok yang menemani Biru." Pikir Biru.
Dan Bulan pun cuek dengan sikap orang orang. Bulan tak suka keramaian, dan dengan hadirnya Biru ia merasa Biru berhasil mengusir keramaian dalam hidupnya.
" Bulan aku mau tanya??"
Biru membuka suara setelah makanannya habis.
"Hhmmm" Bulan masih sibuk dengan makanannya
" Emang aku sebau itu yah??
Tapi kok kamu kayak yang biasa aja dan tak terganggu." Tanya Biru sedikit merasa sedih.
" Emang kamu gak mandi?"
Bulan Tak mengiyakan pertanyaan Biru bahwa dirinya bau, dan juga tak menjelaskan alasan kenapa ia tak merasa terganggu.
Biru menceritakan pagi tadi yang terburu buru sehingga ia tak sempat mandi.
Bulan hanya tertawa kecil mendengar cerita Biru, apalagi mendengar bibinya juga tak mau kalah cepat berlari. Mereka seperti sedang mendapatkan uang kaget, heboh kesana kesini...
"Eh Bulan ngomong ngomong kenapa yah dua lelaki itu mengenalku?? Jangan jangan mereka sudah mengenalku jauh jauh hari?? Atau....jangan jangan mereka penggemar rahasia lan.." Biru sangat antusias bertanya pada Bulan. Dan mengharapkan Bulan pun berpikiran sama.
" Iiihhh Biru apaan sih?? Kan kamu sendiri yang memperkenalkan diri di depan kelas, pas kita pertama kali masuk tuh.." Bulan menyangkal jika dua lelaki itu mengenal Biru dari jauh jauh hari, apalagi penggemar rahasia.
" Oh iya!! kamu benar Bulan, aduh gimana ini...
Aku malu." Biru mengingat hari itu, ia merasa menyesal telah memperkenalkan diri. ia menutup wajah dengan kedua tangannya.
Bulan masih tertawa kecil melihat tingkah Biru. Dan ia merasa senang tak sedikitpun merasakan terganggu dengan aroma tubuh Biru.
" lan kita masih ada kelas gak ?" Biru berharap tak ada kelas habis istirahat ini. Ia tak mau bertemu orang orang di kelas. Apalagi kedua laki laki itu.
Bulan tidak banyak bicara. Ia hanya mengangkat bahunya.
Sementara di sisi lain terlihat 3 perempuan yang daritadi memperhatikan kita dan saling berbisik menertawakan.
Bulan sudah biasa dengan tingkah mereka yang selalu memperhatikannya. Tapi Biru merasa risih dan menghampirinya.
"Maaf ada apa yah?? Ada yang salah dengan kita??" Biru mengusir rasa penasaran nya dan memberanikan diri dengan mulai bertanya.
"Biru kita perhatikan kamu tuh kasian yah. sebenernya daritadi tuh kamu berbicara sama siapa sih??"
"KALIAN GAK LIAT?? ITU YANG DISANA NAMANYA RUFAIDA BULAN SYAHDA.''
Biru menunjuk ke arah Bulan. suara tinggi Biru berhasil menarik perhatian seisi kantin.
" Oh kirain mayat hidup."timbal perempuan yang duduk di tengah diantara mereka.
Dan Biru tahu pemilik suara itu adalah Bintang. Siswi yang paling populer di kampus ini karena kecantikan dan kepintarannya. Wawasan nya pun luas, jadi wajar saja banyak yang tertarik.
"Eh Bintang and friend kenapa kalian yang repot yah? Aku juga gak mempermasalahkan nya kok." Bela Biru
" Eh Biru. Kalau kamu bersih dan wangi kita akan mempertimbangkan kamu buat bareng kita lohh." Sindir Bintang.
Kali ini Biru menyadari bahwa Bintang merasa tersaingi oleh Bulan. Karena Bulan pun tak kalah pintar dan juga cantik, tapi Bulan lebih memilih menutup diri. Dan Bintang menginginkan Bulan menutup dirinya lebih dalam. Agar ia bisa bersinar lebih terang.
" Heh emang kalian bersih dan wangi gitu ?? Sampah ya tetep sampah lah bau dan kotor." Biru membalas nya sembari mendorong pundak salah satu temen Bintang itu.
" Ih apaan sih ? Jangan pegang pegang. Ihh bau sana kamu." Teriak teman Bintang yang lebih dekat dengan Biru.
Dan Biru makin menempelkan tubuhnya dan memeluknya.
" Iiuuhh..." Seisi kantin menjerit jijik melihat biru memeluk teman Bintang itu.
Sampai akhirnya Bintang berhasil melepaskan nya dan mereka pun pergi.
Di sisi lain, Naufal dan Rizki baru datang ke kantin setelah lelah mengangkat kursi menuju kelas, di tambah Rizki harus mengangkut Biru ke UKS...
" Naufal lihat, lo bisa lihat kan, itu si tengil kan ?? Wah cari gara gara nih sama hidup gue. Liatin aja nanti loe tengill dasar tengil. "
Rizki komat Kamit terus menyesali telah menolong biru. Saat ini ia benar benar marah. Dan ia merasa inilah hari terburuk yang pernah ada. Ia pun memutuskan untuk tak makan, karena nafsu makannya sudah hilang dan langsung pergi meninggalkan kantin.
" APA KALIAN LIHAT LIHAT?? MAU AKU PELUK JUGA??" Teriak Biru sampai akhirnya Bulan membawa Biru pergi juga...
Bulan membawa Biru pergi meninggalkan kantin menuju ke dalam kelas. Dan berusaha menenangkan nya.
Sampai akhirnya Bulan dan Biru bisa mengobrol seperti biasa lagi.
--
Kelas kembali dimulai. Sang dosen kali ini menjelaskan tentang sejarah universitas ini didirikan.
Universitas avicenna didirikan merujuk pada ilmuan muslim yang di juluki bapak kedokteran yaitu....
"Ibnu Sina." serentak dua orang menjawab bersamaan menghentikan penjelasan dosen di depan....
Semua melihat ke arah sumber suara yang ternyata.....