🌃🌃🌃🌃
"tawa gila lah yang menutupi kisah untuk hari ini, tidak benar benar buruk" gumamku merenung di jendela kamar menikmati pesona bulan yang memancarkan cahaya nya yang begitu cantik.
Pesonanya membuatku terhipnotis dan tenggelam dalam ketenangan.
Sepertinya inilah alasan ibu memberi namaku bulan
aku bisa memahami ini bahwa kebahagian bukan soal memiliki . Tapi cobalah tengadahkan wajah mu di malam gelap, dan lihat langit sungguh indah dengan bulan yang bercahaya di temani bintang bintang.
Seolah ia mengatakan kitalah komandan cahaya di malam gelap ini..
Aku bersyukur lahir di keluarga sederhana ini. Karena kehangatan nya masih kurasakan sampai detik ini.
Meskipun kita tidak memiliki segala hal, setidak nya kita memiliki hati untuk saling mencintai dan kasih sayang untuk saling mengasihi.
Karena sejatinya Rasulullah Saw pun di turunkan ke bumi ini tiada lain untuk menjadi rahmatan Lil alamin. Menjadi rahmat bagi seluruh alam....
Sekarang pukul 22.00.
Aku mendengar itu.
Suara langkah kaki itu. Semakin mendekat menuju kamarku.
Aku segera menutup jendela dan bersiap tidur.
Suara langkah kaki yang mendekati ku,menutup tubuhku dengan selimut. Ia berbisik ditelinga ku.
" Tidur nyenyak malaikat kecil".İBU.
---
Kringgg⏰⏰⏰
Suara itu benar benar memekakan telinga. Membuat Biru terbangun, tapi hanya untuk mematikan alarm itu. Selepasnya Biru kembali menarik selimut.
"Non Biru ayo bangun ini sudah siang."(Biru tau sumber suara itu bibi. Yang tak pernah menyerah untuk membangunkan Biru.)
Biru tak mempedulikannya Dengan tidak menjawab dan selimutnya masih melekat di tubuh. Biru benar benar merasa sedang berada di surga jika sedang tidur.
" Sekarang sudah jam 07.30. non Biru ada kelas jam 08.00." bibi berusaha keras membangunkan. Karena khawatir Biru akan terlambat lagi .
"APA BI!!! SEKARANG JAM 07.30??? GAK SALAH??? ADUH INI GAWAT BI...." Biru terperanjat heboh kesana kesini gosok gigi, cuci muka, dan mengganti pakaian.
"Non gak mandi dulu???.." tanya bibi. Yang sebenarnya khawatir jika Biru tak mandi akan mengganggu banyak orang.
Biru tak mempedulikannya. Ia berlari menelusuri anak tangga satu persatu dengan cepat menuju keluar rumah..
Bibi pun tak mau kalah. Ia masih mengikutinya
"Non gak sarapan dulu?? İni bibi bekalin yah..." Tangannya bergerak sangat cepat membekali makanan untuk Biru.
Biru masih tak menghiraukannya..
Sampai di depan motor
Biru menyerah. ia berhenti sembari membalikan badan menunggu bibi menghampirinya dengan napas ter engah engah .
"Bibi harus ingat ini..
Yang kesatu, panggil aku Biru, gak pake non.
Yang kedua, ini rahasia yah (gak mandi) wkwkwkw..
Udah ah aku mau pergi dulu." Ucap Biru sembari mengambil bekal yang di ulurkan bibi. Bibi tak berbicara sepatah kata pun. ia masih merasa cape dengan napas yang Ter engah engah. Ia merasa sudah mengikuti ajang lomba maraton.
"Assalamualaikum..bye bi ". Biru melambaikan tangan dan siap meluncurr..
" Waalaikum salam".
--
Sesampai nya di kampus..
"Huh untung tepat waktu" dengan bangga karena tidak terlambat Biru melangkahkan kaki menuju kelas. Dan langsung menghampiri Bulan.
" Pagi Bulan..."sapa Biru.
" Pagi Bi. Sini duduk sampingku.." Bulan menawarkan Biru untuk duduk di sampingnya meskipun ia tahu Biru akan duduk di sana.
" Kamu kenapa baru datang Bi ??"
"İya nih tadi di jalan macet".sembari garuk kepala ( wkwkwk ).
"Tapi aku gak terlambat kan??" Lanjut Biru
"Gak sih, tapi kali ini sepertinya dosenya deh yang telat." Timbal Bulan terlihat gusar membaca buku di depannya, sedikit gelisah jika hari ini tak ada kelas. Sebaliknya dengan Biru, ia tak masalah jika dosen tak masuk kelas. Ia bisa makan, melanjutkan aktivitas paginya yang terpotong ....
--
Di tengah kita berbincang bincang, tiba tiba ada 2 lelaki masuk kelas dan berhasil mencuri perhatian seluruh mahasiswa di kelas ini. Benar benar mempesona.
Yang satu ia tinggi dan menggandeng tas nya dengan satu pundak. Ia terlihat cool membuat seisi kelas pun tak berkedip. Termasuk Biru. Tapi Tidak dengan Bulan, karena ia hanya bisa curi curi pandang ( wkwkwk ).
Yang satu lagi terlihat bersinar dengan senyum di bibirnya. Ia merasa seperti artis yang dilihat banyak orang. Ia tak terlalu tinggi dan memakai tas selendang.
" Mereka kesini Bi. ada apa yah.. Aduh kok aku jadi gugup" Bisik Bulan yang benar benar salah tingkah dan sangat gugup. Bulan tak pernah mengenal laki laki dalam hidupnya. Jadi ia sangat takut jika ada yang mendekati.
Setelah sadar dari tatapan memperhatikan dua lelaki itu Biru menggosok matanya, dan kepercayaan dalam dirinya pun dimulai.
" ah gak jauh Bulan, paling mereka mau ngajak kita kenalan, kalau Gak apalagi coba." Bisik Biru kepada Bulan sembari merapihkan rambutnya.
Dua lelaki itu semakin dekat. Sampai akhirnya berdiri tepat di hadapan Bulan dan Biru.
" Maaf yah, bukan nya kita sok jual mahal, tapi kita gak bisa Menerima perkenalan kalian sekarang". Ucap Biru dengan gugup, merasa malu dong jika perkenalan dilihat semua mahasiswa lain dalam kelas.
" Maaf. ini bangku kita." Balas lelaki yang terlihat cool itu menaruh tangannya di atas meja biru dengan santai.
" Dan saya tahu. Nama kamu Biru." Lanjut teman nya dengan sorot mata acuh tak acuh.
Ahh...Biru benar benar merasa dirinya jatuh dari langit. Ia merasa lemas, malu dan mati rasa. Lidahnya kelu, mukanya pucat pasi Karena dua lelaki itu tak ada niat sedikitpun untuk berkenalan dengannya. Di tambah ia kembali menjadi tontonan seisi kelas.
"Maaf ini bukan SD yah...yang kita punya tempat hanya di situ situ aja". Tegas Bulan dengan pandangan tertunduk.
" Kita sudah dari kemarin duduk disini, dan kalian tidak ada bukan??" Yang terlihat ceria itu membalas, dan ia berubah menjadi sedikit menakutkan.
" Kemarin kita terlambat, makannya kita tak dapat tempat." Bulan menjelaskannya baik baik, berharap kedua lelaki itu mengalah.
" Dan itu salah kalian dong. Kita gak peduli ! Dan kalian gak bisa duduk disini." Lanjut yang terlihat ceria itu tidak mau kalah. Saat ini ia benar benar menakutkan.
" Hari ini kamu berdua yang terlambat, makannya kalian yang tak dapat tempat." Tegas Bulan yang kali ini ia sangat takut posisinya direbut. Kali ini ia tak mau mengalah seperti hari hari sebelumnya.
" Aku setuju Bulan.
Dan kita tak peduli bwlee!! (wkwkwk)" Balas Biru membuka suara setelah daritadi bungkam. Dan ia mengakui keberanian Bulan patut di acungi jempol.
------
" Selamat pagi semuanya. Maaf saya terlambat." Suara yang diiringi langkah kaki terburu buru itu berhasil mengalihkan perhatian. Terlihat ia berjalan lurus dan duduk sejajar dengan pintu, tidak ada yang tidak tahu bahwa itu tempat dosen.
Setelah ia duduk, lalu melihat sekeliling kelas.
Tapi ada sedikit yang mengganggu nya.....
Ssssttttt kedua bola matanya berhenti seketika ketika melihat kejanggalan itu.
"Ini ada apa yah,kalian kenapa berdiri di situ ?" Sorot matanya tertuju pada dua orang lelaki di hadapan bulan dan biru.
" Maaf pak ini tempat kita, dan mereka merebutnya." Lelaki yang terlihat ceria itu berusaha untuk mendapatkan respon baik dari sang dosen.
" Apa yang bisa meyakinkan saya bahwa itu tempat kalian, adakah tulisan nama kalian tertera dalam kursi itu ?"
" Kalian jangan mengganggu suasana kelas, cepat duduk."
Sang dosen benar benar merasa terganggu.
" Pak tak ada lagi kursi, dimana kita bisa duduk??." Dua lelaki itu kebingungan untuk duduk dimana.
" Maju kalian ke depan, dan duduk di bawah".
" Dasar tengil !!" Ucap lelaki cool itu sembari meninggalkan Bulan dan Biru, melangkahkan kakinya ke depan kelas mengikuti perintah sang dosen. Tak lupa yang terlihat ceria pun mengikutinya di belakang setelah sebelumnya mengisyaratkan dua jarinya kearah mata Bulan dan Biru dan kearahnya, menandakan tunggu pembalasan kita.
Bulan dan Biru hanya terdiam..
Sampai akhirnya menghela napas panjang karena merasa menang...
Disisi lain kita menahan tawa karena sudah mempermalukan dua lelaki itu.