Chereads / CHRYSANT / Chapter 3 - SAUDARA BARU

Chapter 3 - SAUDARA BARU

" Rio sayang ... ! " Ayu mensejajarkan posisinya dengan Rio yang sedang duduk melamun memandang pelataran rumahnya yang kosong.

" Rio ... " Ayu menyentuh lembut jemari tirus Rio dan barulah Rio merespon.

Ia tatap Ayu dengan tatapan polosnya membuat Ayu trenyuh.

" ikut ibu yuk, kamu ikut ibu pulang ke kota. "

" ke kota ? apakah disana orang-orang nggak akan ngeledek aku ? mereka nggak bentak aku kan, mereka pasti sayang Rio kan ? "

" tentu sayang ... " Ayu lekas memeluk Rio dan menyembunyikan tangisnya dipundak Rio.

***

Rio takjub memandang rumah Ayu yang indah dikelilingi taman bunga, sama persis seperti yang diceritakan ayahnya tentang kediamannya di kota.

" ayo ... Rio " Ayu menggandeng tangan Rio.

" sekarang Rio saudara kalian, yang akur ya ! dan kamu Lena sebagai kakak tertua tunjukkan teladan yang baik. " Leona hanya cemberut dengan hadiah yang dibawa ibunya.

" ayo Rio ... " Leo dan Rio sudah menjadi akrab.

Ayu tersenyum melihat keakraban dua putranya dan bergegas ke dapur disusul Leona yang tidak mau lepas dari ibunya.

" kenapa Lena ? " Ayu duduk di ruang makan yang berdekatan dengan dapur, sambil menunggu si sulung mengungkapkan apa keinginannya.

" dia anak papa, dia anak dari istri muda papa !!! "

" bicara apa kamu Lena ? " Ayu berusaha tenang.

" jangan bohong ma ... kenapa bukan ibunya yang mengurus ? kenapa papa malah rela anak haram itu merepotkan kita ? " Leona membanting sepucuk surat yang ia temukan di kamar Ayu tempo hari.

" Rio !? ... " Ayu kaget karena dihadapannya sudah berdiri sosok Rio bersama Leo dan sedikit banyak Rio pasti mendengar percakapan mereka barusan.

" sudah ma ! kenapa harus mengejar anak itu ? mungkin, dia sedang membenarkan ucapan ku. " Leona masih saja berjumawa dengan kesombongannya.

" keterlaluan kamu, Leona jaga bicara mu. " Ayu bermaksud mengejar Rio dan Leo yang meninggalkan mereka dengan tergesa.

***

Ingin ia menangis tetapi percuma air mata terasa kering setelah cukup lama ia hidup bersama nyi Asih.

" Rio ... " ia menoleh cepat bermaksud menatap Leo yang mengejarnya. Namun, belum sempat ia menatap Leo, ia sudah hilang kendali, pandangan yang mengabur dan akhirnya ia ambruk dengan napas yang tersengal. Di antara sadar dan tidak Rio melihat kepanikan Ayu dan Leo sedangkan Leona begitu dingin bahkan ia seperti senang dengan keadaan Rio sekarang.

***

" kamu nggak apa-apa nak ? " Ayu menyerahkan segelas air putih kepada Rio yang baru sadar.

Ayu meninggalkan Rio disusul Leo untuk membiarkan Rio istirahat.

" istirahat sayang kamu pasti lelah. " Leona yang mendengar ibunya memanggil sayang kepada Rio menjadi gondok.

" kenapa ... ?? " Leona ketus menegur Rio yang terus memandanginya.

Tak tahan terus dipandangi, Leona pun pergi.

Leo kembali masuk ke kamar hendak menanyakan kebenaran ucapan kakaknya,

" benarkah kamu anak papa ? apa kamu melihat pemakaman papa ? "

Rio mengangguk.

" apa Leo juga ingin memusuhi ku karena aku anak ayah ? ... "

Leo menggeleng dan melanjutkan ucapannya. " aku senang punya saudara baru, apa kamu bisa memanggil ku kakak ? ... "

Leo harus kecewa karena jawabannya adalah gelengan.

" ya ... sudah ! istirahatlah semoga cepat sembuh. " Leo meninggalkan Rio seorang diri.

Rio memegangi dadanya yang tiba-tiba sesak, air yang tersisa buru-buru ia habiskan agar

sesaknya hilang dan bisa lekas bertemu kakak perempuannya untuk minta maaf apa pun kesalahannya.

***

" Maafkan aku ... " Rio sengaja mendatangi kamar Leona yang kebetulan tidak tertutup rapat, mendapat kejutan seperti itu Leona yang tak suka ada orang masuk kamarnya tanpa mengetuk pintu apalagi saat ia sedang tiduran, langsung menampar wajah Rio hingga wajah Rio membekas merah dan agak bengkak.

" muka kamu kenapa Rio ? ... " Ayu heran dengan memar diwajah Rio. Rio mengalihkan pandangannya dari tatapan Ayu tapi, Ayu adalah ibu yang gigih dan ia dapati memar itu mulai menghitam.

" kamu bilang muka kamu kenapa ? "

Rio meringis dan mencoba menghindarkan wajahnya dari sentuhan Ayu.

Ayu keluar dari dapur dan menemui putri sulungnya yang sedang bersantai di kamar.

Leona sebenarnya ingin marah tetapi setelah tahu yang menggebrak pintu kamarnya adalah ibunya sendiri ia urungkan niatnya tadi.

" kamu apakan adik mu ? ... " ucap Ayu menahan marah.

" Leo nggak aku apa-apakan, tanya aja sama orangnya. " Leona pura-pura tidak paham dengan maksud ' adik ' yang dibicarakan Ayu.

" jangan buat mama kesal, kamu apakan Rio ? " Ayu menarik Rio yang kebetulan mendekat kearah mereka, dan dengan kesal menunjuk pipi Rio yang lebam.

Leona bangun dari ranjangnya dan memperhatikan Rio yang menunduk, dengan wajah tanpa merasa bersalah Leona menyahut ucapan ibunya, " ma ... !!! kenapa belain anak pengaduan kayak dia sih ?! mending pulangkan aja sama ibunya. "

" Lena ... !!! " Ayu sudah hilang kata-kata ketika Leona membawa-bawa tentang ibu Rio.

Rio pelan menarik lengannya yang digenggam Ayu dan memilih menjauh dari pembicaraan yang tidak akan pernah ia mengerti sama sekali ' ibu ' wajahnya saja Rio tidak pernah tahu.

***

Rio berpapasan dengan Leo ditengah jalan dan mereka hanya bicara lewat tatapan mata, sebelum akhirnya Rio benar-benar pergi.

" kamu jangan menyakiti adik mu seperti itu, Rio tidak punya siapa-siapa, ayah, ibu Rio

sudah meninggal dan bahkan saudara ayah kamu tidak menganggap keberadaan Rio. Ia dicap pembawa sial. " akhirnya Ayu menceritakan segalanya tentang Rio.

" aku nggak peduli, mau dia yatim, piatu atau yatim-piatu sekalipun. Dia jahat mengambil papa dari kita mungkin kakek dan nenek benar dia memang pembawa sial. " Leona berujar, seakan pintu hatinya telah terkunci untuk seorang bernama Rio yang ia cap pengambil kebahagiaan keluarganya.

" keterlaluan kamu Leona. " hampir Ayu bersikap kasar, akan menampar putrinya itu, namun amarahnya bisa ia kunci dan meninggalkan Leona, Leo yang melihat dan mendengar apa yang sebenarnya terjadi mulai merasa iba dengan keberadaan adik barunya? Namun, disatu sisi ia tidak bisa membenci atau menjauhi kakaknya yang sudah baik menjaganya saat ia sakit.

***