Leona hampir kena serangan jantung melihat Rio dengan rambut acak-acakan dan wajah khas orang bangun tidur, berdiri di muka pintu kamarnya.
Adik tirinya itu tersenyum saat kali pertama melihat kakaknya keluar, dengan deretan gigi bersih nan mungil seperti iklan Pepsodent.
" Ayo sarapan sama-sama kak. " Ucapnya lalu penuh semangat.
Leona tercenung dengan dahi mengkerut, " kamu belum mandi ! " Sahutnya tanpa menggubris ajakan.
" Oh, setelah itu kakak ikut sarapan ya. " Rio menyerong kan badan menghadap tangga, dia menatap Leona sebentar seakan tanda pamit.
Dan Rio berlalu setelah mendapat anggukan, Leona hanya menggeleng melihat tingkahnya kemudian menutup pintu
Leo mematut bibirnya, duduk di kursi makan tanpa mau bergerak sedikit pun.
Ia kesal pagi-pagi begini dan di hari libur ia di bangunkan tanpa hormat oleh Rio dan parahnya waktu baru menunjukan pukul 05.00
" Jangan marah, aku membangunkan mu kan bagus.. ka ... " Rio menggantung ucapannya.
Mengundang penasaran Leo, sampai-sampai dia menegakkan punggung dan menatap Rio dengan tidak sabaran.
Rio sengaja memandang Leo dan menggoreskan senyum setipis mungkin, Ayu ikut beralih dari penggorengan dan panci, hanya karena terusik dengan senyuman Rio itu.
" Ka ... ??? " Leo ikut menggantung suara, dia benar-benar tidak sabar.
" Karena ... Kamu bisa menghirup udara segar Leo. " Ujar Rio sambil meletakan sepiring bihun goreng.
Leo mendengus dan beranjak dari duduk sebelum dia benar-benar memukul adik beda berapa bulan ini.
Rio termenung di meja makan dengan kedua tangan bertopang dagu, " ibu Ayu.. kakak lama sekali, apa kakak tidak bekerja ? " Mata Rio menatap punggung Ayu yang sekarang sibuk mencuci bekas peralatan masak. Ayu yang berbalik pun hanya mengangkat bahu.
" Bodoh, sekarang baru jam 06.00 !! Kamu saja yang terlalu bersemangat. " Leo duduk dihadapan sepiring mie goreng komplet, yang ia dapat setelah merengek kepada Ayu.
Tidak berapa lama Leona turun, dengan perlengkapan kantor di kanan-kirinya.
" Kakak ... " Rio menyambut dengan suka cita bahkan dia dengan semangatnya mendekati Leona yang masih diatas anak tangga terakhir.
" Ah ... Maaf Rio, hari ini aku buru-buru, aku baru ingat ada presentasi yang harus di siapkan. " Leona berusaha tersenyum.
" Hmmm .. begitu. " Nada suara Rio sendu.
" Lain kali aku janji, kita sarapan bareng. " Leona tidak berbohong, ia benar-benar berharap kali ini.
Rio mengangguk dan mempersilahkan Leona pergi, Leo berdiri mempersiapkan kursinya dipakai Rio.
" Selamat makan tuan muda. " Leo bahkan menyodorkan mie spesialnya yang baru ia rasa sesuap kepada Rio, senyum jenaka tersungging.
Rio menerima tanpa sungkan, bahkan ia makan lebih banyak, membuat Leo memekik.
" Hei ... Itu makanan ku !!! "
Rio menatap polos, " katanya buat Rio. " Skak Matt.
Leo benar-benar apes pagi ini, ia gagal makan mie spesial dengan sosis karena sudah di makan Rio, merengek lagi kepada Ayu pun dia hanya mendapatkan ocehan, yang katanya nasihat orangtua.
" Enak juga. " Rio menggumamkan diantara omelan Ayu dan rintihan sedih Leo.
***
Pukul 09.00 Leona benar-benar dibuat kalang-kabut karena team worknya separuh belum datang, padahal salah satu dari mereka yang akan presentasi, Anita, dia yang minggu lalu memelas meminta mempresentasikan pekerjaan mereka, tapi sampai sekarang dia belum datang.
Deandra datang lima belas menit sebelum rapat, disusul Anita yang datang malah lima menit sebelum rapat.
Mereka malah terlihat mengobrol dan cekikikan, benar-benar membuat Leona gondok, tidak bisakah Leona tidak kehilangan mood setiap bekerja ?
***
Rio duduk termenung diatas ubin, menghadap ke taman kecil hasil karya Ayu.
Duduk sendirian tanpa melakukan apa pun, sementara pikirannya bekerja keras mencari tahu mengapa Leona selalu menolak berkumpul dengannya dengan berbagai alasan, padahal dia merasa jika mereka sudah saling terbuka.
Seekor kucing liar berwarna abu-abu menghampiri Rio yang membenamkan wajahnya kedalam pangkuan, menyembunyikan tangis yang akan luber.
Miaawww ... Suaranya nyaring, mengusik Rio.
" Hei kucing manis, kemana aja ... Kamu sudah bosan jalan-jalan hah ? " Rio menggelitik leher manis, nama yang ia berikan kepada kucing jantan yang sempat sering main ke rumah lalu menghilang beberapa hari ini.
Leona melihat Rio bermain dengan Kitty, kucing peliharaannya yang sempat ia pikir kabur.
Leona melewati Rio tanpa basa-basi.
" Kakak. " Rio buru-buru berdiri dan memberikan senyuman.
Ekor mata Leona melirik Kitty yang sedang menggosok-gosokkan badan diantara kaki Rio.
" Kakak bilang mau makan bersama, apa kakak masih sangat sibuk ? " Rio tersenyum sampai matanya membentuk bulan sabit.
Leona membuang wajah, ada perasaan tak enak karena telah berjanji tanpa menepati, dan lagi dia melihat ada setitik air mata di sudut salah satu mata Rio.
" Kucingnya bagus. " Leona mengalihkan pembicaraan, sebisa mungkin dia menghindari kontak mata, yang sekarang teralih kepada kucing abu-abu yang malah mendengkur di kaki Rio.
" Oh ... " Rio berjongkok dan membelainya. " Manis ya kak, dia sering main kesini loh tapi sempat pergi, dia penurut kak. " Rio panjang-lebar menjelaskan tanpa mengalihkan pandangan dari belaiannya membuat Leona tersenyum dan menghangat tepat di sanubarinya.
" Baiklah, akan aku pertimbangkan ajakan mu. Tapi hari ini aku sangat lelah, rapat dan tetek-bengek di kantor membuat ku pusing. "
Rio senang bukan main, " benarkah ?! Pastikan janji kakak kali ini sungguh terjadi. " Rio hampir memeluk pinggang Leona, saking antusiasnya.
Leona keburu melenggang dan menyisakan senyum kecut Rio.
Leona berbalik kemudian, " sepertinya Kitty menyukai mu, dan ... Dia itu peliharaan ku yang sempat hilang, pastikan Kitty tidak mencakar tuan barunya. " Leona tersenyum kemudian berlalu.
Rio berjongkok lagi, " wah, kamu jadi dewa penolong ku kucing manis, rupanya kamu milik kak Leona. Aku beruntung. " Rio tidak henti membelai dan memuji si abu-abu tersesat yang ternyata Kitty peliharaan Leona.
***
Leona terus tersenyum disepanjang koridor rumah menuju tangga, ia akan ke kamarnya.
sungguh penat di pekerjaan yang membuatnya bad mood seperti mencair usai dia bicara kepada Rio dan melihat interaksi antara Rio dengan Kitty.
" kamu sedang bahagia sekali, Leona putri mama. " goda Ayu yang muncul dari dapur.
" hmmm... " Leona hanya membalas dengan senyuman perkataan ibunya, dan bergegas naik menuju kamarnya.
Ayu menoleh ke teras yang ternyata ada Rio bersama kucing abu-abu yang selama ini di cari Leona. Ayu tersenyum melihat mereka.
" Rio, ayo bantu ibu siapkan makan malam ! "
Rio menoleh dan bergegas menghampiri ibu Ayu. " buat makanan enak ya Bu Ayu. "
" tentu... hari ini pasti senang kita akan makan enak, nanti kamu panggil Leo ya. " Ayu membelai Rio.
Rio mengangguk, " kak Lena pusing, jadi tidak usah?! " itu terdengar seperti pertanyaan.
" MMM, baiklah ! nanti kakak sibuk mu itu pasti akan ikut makan sama-sama. " Ayu gemas dan mendekap Rio dengan lembut ke pelukannya.