Ayu cemas menanti kepulangan Rio, ingin menelepon tapi ia baru ingat kalau Rio tidak mempunyai ponsel, bertanya kepada Leo percuma sedari pagi ia hanya di rumah tidak bersama Rio, menelepon ke kantor Leona juga nihil, Leona tak tahu apa-apa.
Hampir Ayu menangis karena kepikiran dengan tanggung jawabnya kepada Bagas yang sudah menitipkan Rio kepadanya.
" assalamualaikum ... mama kenapa kok murung ? " Leona disambut Ayu dengan mata berkaca-kaca.
" adik mu belum pulang ... mama takut dia kenapa-napa. " baru saja usai berujar Rio muncul dengan menenteng helm dan sekantong buah apel.
" hmmm malah asyik nenteng apel mam, dicemasin juga. " Leo menoyor kepala Rio.
" yey, tadi ketemu kak Lena sekalian aja bareng kebetulan kak Lena mau beli apel mampir dulu deh ke pasar. " Rio dengan kasar menyerahkan sekantong apel kepada Leo.
" kenapa bu Ayu ? " Rio merangkul Ayu dan mendekapnya erat.
" cemas sama loe cumi ... " celetuk Leo.
" apa ... ? hati-hati kalau ngomong ... " Rio menggertak, helm ia acungkan seperti orang yang marah.
" sudah, ibu nggak apa-apa Rio, yang penting kamu udah pulang. Kalian belum makan kan ayo kita makan nanti keburu dingin. " ibu senang melihat keakraban anak-anaknya.
" mam, besok sabtu boleh aku ke pesta temen ... " sela Leona saat makan malam.
" boleh aja tapi jaga diri ya nak, pulang jangan terlalu larut. "
" satu lagi mam, boleh aku ajak Rio ? " ibu menghentikan makan untuk menatap Rio yang sedang lahap makan.
" kamu tanya aja Rio mau temenin kamu atau nggak ? "
" mau ... " sahut Rio cepat.
Terdengar bel pintu berbunyi setelah terjadi saling tunjuk menentukan orang yang membuka pintu, akhirnya Ayu juga yang turun tangan membuka pintu.
Pintu terbuka dan Kenita berdiri
dibalik pintu itu dengan senyum dan bungkusan yang tertutup rapi.
" Kenita !!! ayo masuk ... "
" makasih saya cuma mau kasih ini buat Rio karena udah bantuin saya bawa belanjaan, maaf cuma itu yang bisa dikasih. "
" oh, jadi tadi siang Rio bantuin kamu, makasih ya neng. "
Ayu meletakkan makanan
pemberian Kenita diatas meja makan, mengundang pertanyaan dua jagoannya.
" apa itu bu ? dari siapa ? " Tanya mereka hampir berbarengan.
" nggak tahu, ini dari Kenita. " mendengar nama Kenita keduanya langsung seperti orang kebakaran jenggot, saling susul untuk menghampiri Kenita.
" dasar lelaki, nggak boleh liat cewek cantik. " celetuk Leona sambil memandang dua adiknya dengan wajah jutek. Ayu mesem-mesem melihat Leona seperti itu.
" makanya punya pacar biar nggak bĂȘte liat mereka kayak begitu. " ucapan Ayu membuat Leona tersipu.
" Kenita boleh ke rumah kamu lagi besok ?? " Kenita mengangguk setelah berpamitan kepada Leo dan Rio, ia kembali pulang.
***
Sabtu sore...
Rio dan Leo benar-benar melaksanakan ucapan mereka, mereka datang ke rumah
Kenita untuk bertamu.
Rio lekas disambut Fabian untuk bermain catur lalu, Leo yang juga bekas teman SMP Kenita langsung akrab dengan Kenita mereka sibuk membicarakan apa yang akan terjadi nanti saat mereka masuk SMK pertama kali.
" apa yang bakal terjadi menurut mu Leo !? "
" pasti MOS yang menjengkelkan kita di suruh macam-macam. "
" Leo ayo pulang, nanti bu Ayu cemas... "
" pulang duluan sana. Bilang aku disini, nanti aku pulang sendiri. "
***
Rio mencari bu Ayu tapi tak ia jumpai seorang pun di rumah, ia yang bosan berjalan melewati kamar Leona, yang kebetulan tidak tertutup rapat, Rio pun mengintip dari celah
pintu yang terbuka, melihat Leona sedang tersipu menatap wajahnya di cermin, memandangi sosoknya yang cantik dengan gaun pesta warna silver.
" kalau aku punya pacar apa yang bakal diucap ya, kalau aku memakai gaun ini ? "
" kamu cantik malam ini Leona ! " Leona menoleh kaget melihat Rio yang memandanginya.
" Rio !!! kebiasaan kalau masuk ketuk pintu dulu. " Leona melempar box jam tangan yang ada dihadapannya dan tepat mengenai kening Rio hingga menimbulkan bunyi yang lumayan
nyaring.
" aww ... " Rio mengusap keningnya yang membiru, Leona cuek, hingga ia lihat yang tak beres dengan Rio, ia limbung dihadapan Leona dan tentu saja membuatnya panik.
" Rio kamu nggak apa-apa kan ? Rio jangan buat aku takut. " Leona mengguncang tubuh Rio yang tak bergerak.
Segurat senyum dan akhirnya tawa terpecah membuat Leona lemas, sekarang ia tersungkur di lantai.
" hahaha ... aku pandai acting kan kak ? kakak benar-benar cemas ya "
Rio tampak bahagia karena berhasil membuat Leona cemas.
" kak ... " Rio melunak ia tak tega melihat Leona tertunduk ketakutan.
" maaf Rio cuma bercanda, aku cuma mau tahu apakah kakak akan cemas kalau aku kenapa-napa. Kakak jangan menangis dong ! "
" jahat kamu Rio ... aku takut kamu kenapa-napa, kamu malah bercanda. " Leona membentak Rio, mereka sekarang membiarkan senyap menguasai kamar Leona.
Rio menghampiri Leona dan mengulurkan tangan bermaksud membantu Leona berdiri, disambut uluran tangan Rio, mereka berdiri sejajar.
" maaf nggak akan Rio ulangi lagi, tapi kakak ku ini memang cantik asal nggak ada air mata yang membasahi wajahnya. Berdandan yang rapi ya kak, aku tunggu diluar. Kita jadi ke pesta temen kak Leona bukan ? " Rio membenarkan rambut Leona yang menutupi wajahnya dan dengan lembut ia seka air mata yang tersisa diwajah Leona dengan jemarinya.
Leona diam ia sedang berpikir kalau perhatian Rio kepadanya melebihi seorang teman apalagi adik, ia lebih mirip seorang kakak dibanding teman atau adik paling bungsu. Dan ia senang memiliki Rio yang bersifat seperti itu, dalam hati ia berdoa agar mendapat teman hidup yang bersifat sama dengan ayahnya dan Rio. " Ahh ... " ia rindu dengan sosok ayah sekarang.
***
" ibu Ayu ... " Rio menyambut Ayu dengan ramah, cium tangan dan senyumnya berhasil membuat lelah Ayu selama diperjalanan hilang ditambah lagi pelukan hangat dari Rio yang berhasil menguasai punggung Ayu, membuat nyaman Ayu yang merindukan Bagas.
Rio benar-benar mewarisi sosok Bagas dengan sempurna, bukan cuma wajah dan postur tubuhnya, tetapi juga perilaku dan senyumnya sama.
Mengecup kening saat Rio akan
pergi beraktifitas sama seperti Bagas, merangkul dan mendekap saat ia sedih dan memeluknya dari belakang saat ia kelelahan semua sama seperti yang dilakukan Bagas untuknya. Rio memang anak istimewa, pantas ia menjadi kesayangan Bagas.
" mam, boleh pinjam Rio ? " Ayu menoleh mengikuti arah suara Leona.
" oh iya Leo masih di rumah Kenita bu Ayu. " Rio mengecup kening Ayu dan berlalu dengan tersenyum.
***
Rio terus menggandeng tangan Leona sejak turun dari motor sampai mereka berkumpul bersama teman Leona, Rio baru melepas tangan Leona ketika Leona berpamitan ke toilet.
Cukup lama ia berada di toilet hingga ia mendengar obrolan Anita dan Bella.
" heh, gue tahu Lena nyewa cowok buat dipamerin ke kita. " seru Anita ketika sedang memoles wajahnya dengan bedak.
" hah, masa sih ? tapi mereka kayaknya cocok, mereka mesra. " Bella membela.
" apa loe bilang, mereka mesra ? biar didandanin setua apa pun ketahuan kali kalau mereka beda usia jauh, mereka kayak tante girang yang nyewa gigolo. "
Leona baru keluar toilet setelah Anita dan Bella keluar lebih dulu.
Leona menarik tangan Rio dan berjalan menjauh dari kerumunan pesta.
" astagfirullah ... ada apa kak ? " Rio terkejut ia tidak sempat menaruh gelas yang ada ditangannya. Leona tidak menjawab ia terus berjalan menjauhi pesta yang seharusnya tidak didatangi.
" heh, liat-liat kalau jalan .... Dasar nggak punya mata apa ? "
" ma ... maaf saya nggak sengaja ! " Leona menatap orang yang tidak sengaja Rio tabrak, tetapi ia kembali tertunduk ketika tahu orang itu adalah Anita.
" Rio, ayo kita pulang. " Leona kuat mencengkram lengan Rio.
" heh, berapa loe dibayar buat nemenin tante girang kayak dia, kalau loe kurang ? mending maen sama kita-kita ! " ucap Anita lantang hingga mengundang kerumunan orang.
" saya ... " Rio menunjuk dirinya sendiri, ia bingung dengan semuanya.
" ya loe lah siapa lagi ? "
" dia membayar ku dengan nyawa, dia berikan semuanya untuk ku apa kalian bisa membayar ku ? ... asal kalian tahu kami adalah saudara apa salah adik mengantar-jemput kakaknya ? "
" bohong kalian saudara, kenapa kalian begitu mesra ? " sela Anita.
" hah, apa salahnya aku mencium kakak ku sendiri, kenapa kalian begitu usil ? mencampuri urusannya ? aku tahu kalian iri dengannya, oleh karena itu kalian memfitnahnya yang nggak masuk akal, apa salah dia membela diri dengan mengajak adiknya karena kalian selalu mengejeknya penyuka sesama jenis. Ingat karma berlaku !!! " sorak terdengar, sekarang orang-orang berbalik menyudutkan Anita.
***
" kenapa kakak nangis seharusnya kakak membalas ucapan mereka. "
" aku nggak suka mereka menjelekkan Rio, aku sayang Rio, Rio seperti papa, aku nggak mau Rio disakiti dan aku senang Rio bersamaku. " Rio diam ia biarkan Leona menangis yang tertelan suara knalpot motor.
***
Rio menyetandarkan motornya dan membiarkan Leona turun lebih dulu dari motor, " terima kasih Rio ... sekarang aku maafkan kamu dan aku mohon kamu juga maafkan kakak mu yang bodoh ini karena sempat membenci adik terbaik seperti Rio. " Rio tersenyum mendengar kata maaf sekaligus pujian dari kakaknya.
***
Ayu masuk ke kamar Rio dan Leo yang menjadi satu, ia kecup pipi Rio tanda terima kasih karena menjaga Leona.
" ayah ... " Ayu tersenyum mendengar igauan Rio.
" kami juga rindu Bagas. " ucap Ayu.
***