Chereads / FROM SEX TO LOVE 2 / Chapter 16 - Part. 2/Bab. 4 Nggak Mau Ditinggal.

Chapter 16 - Part. 2/Bab. 4 Nggak Mau Ditinggal.

"Bajingan kamu Amel ...!!!." sahut Risma dengan teriak memaki Amel yang sudah meninggalkan rumah tersebut sembari bergegas membopong Bayu menuju ke arah kamar mandi.

Karena badan Bayu lumayan berat kalau buat seorang wanita yang seperti Risma untuk menggendongnya, dia berajalan dengan sempoyonyan saat membopong membawa Bayu menuju ke kamar mandi tersebut.

Sesampainya di kamar mandi, kemudian Risma mengguyur Bayu dengan air di kamar mandi tersebut, Risma terus menerus menguyurnya tanpa henti, dia berharap dengan mengguyurnya, Bayu membuka mata dan sadar dari pingsannya.

"Bangunlah Bay ..., ayolah bangun ..., aku nggak mau kehilangan kamu Bay ...." ucap Risma sembari menangis dan terus mengguyurnya.

Setelah beberapa menit mengguyurnya, namun Bayu tidak kunjung sadar juga, dan justru bibirnya mulai mengerut. Lalu Risma memutuskan untuk tidak lagi mengguyurnya.

"Bay!!! Bangun!!!." teriak Risma dengan keras sembari menggoyang-goyangkan tubuh Bayu dengan sekuat tenaga dan dalam kondisi panik karena Bayu tetlihat semakin pucat dan bibirnya mengerut berwarna biru kebiru-biruan dan keluar busa dari mulutnya.

Pada saat itulah Risma mengingat bahwa dia masih punya sebotol kecil obat penghilang racun dan peluntur segala jenis obat.

Risma adalah seorang peminum, jadi obat tersebut selalu di konsumsi nya saat dia merasa sudah sangat mabuk berat dan sudah terlalu over, Risma menduga bahwa Bayu telah mengalami hal yang sama seperti yang ia alami sebelum-sebelumnya, hal itu diduga karena Amel memberinya beberapa obat sekaligus kedalam minuman yang ia berikan kepada Bayu.

Lalu Risma bergegas mencari dan segera mengambil obat milik nya tersebut. Setelah mengambilnya, Risma segera memberikan obat tersebut untuk Bayu.

Muka Bayu sudah semakin memucat pada waktu itu, Risma membuka mulut Bayu lalu meneteskan obat tersebut kedalam mulutnya Bayu yang sudah berusaha dibuka olehnya.

Risma berhasil memberikan obatnya, namun saat itu, Bayu terlihat tidak menelannya.

Karena ia tau kalau Bayu belum menelan obat tersebut, lalu Risma kembali membuka mulut Bayu, kemudian menempelkan mulutnya ke mulut yang tengah ia buka tersebut, lalu kemudian meniupnya dengan sekuat tenaga, berharap obat itu bisa masuk ketenggorokan Bayu dan Bayu menelan obat tersebut.

Risma terus menerus melakukan itu sembari air matanya mengalir dan terus mengalir tanpa henti.

Hatinya mulai gundah, dia sangat gelisah pada saat itu.

Namun setelah beberapa puluh kali Risma melakukan hal tersebut untuk mencoba membuat Bayu menelan obat yang di berikan olehnya. Tiba-tiba ....

"Uhuk! Uhuk!. " Bayu tersendak.

Perlahan-lahan Bayu mulai memmbuka matanya.

Spontan seketika melihat Bayu perlahan membuka matanya, Risma langsung memeluk Bayu, yang sedang tergeletak lemas di kamar mandi dan dalam keadaan basah kuyup tersebut dengan hati yang lega dan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

Usai membuka mata, Bayu pun membalas pelukan Risma sembari membelai rambut Risma dan lalu kemudian memegang kedua pipi Risma dan menghadapkannya ke arahnya, sehingga Risma yang sedang berlinang air mata tersebut mampu memandang muka Bayu yang masih pucat dengan tubuh yang lemas.

Usai membuat Risma memandangnya, Bayu menatap mata Risma yang masih berkaca kaca dan penuh air mata, lalu dia berkata.

"Hey ..., kenapa menangis?, bangunlah jangan menindihku, aku tidak bisa bernafas." kata Bayu yang merasa Risma telah menindihnya saat memeluknya yang masih tergeletak di lantai kamar mandi tersebut.

Mendengar keluhan Bayu, Risma yang sedang dengan tajam menatap mata Bayu dan memeluknya tersebut, tanpa menunggu waktu, ia pun langsung berdiri agar Bayu bisa bernafas lega.

"Oiya maaf ..., ayo aku bantu." kata Risma saat berdiri dari memeluk Bayu yang masih tergeletak lemas di lantai tersebut sembari mengulurkan tangannya untuk membatu Bayu berdiri dan bangun dari tempat ia tergeletak tersebut.

Dengan senang hati Bayu menerima uluran tangan yang diberikan oleh Risma untuk membantunya berdiri tersebut, dan lalu Risma segera mengantar Bayu untuk ke kamarnya, dengan cara merangkul Bayu yang kondisinya masih lemas tersebut. Namun kamar yang di tuju tersebut adalah kamar Risma, bukan kamar Bayu.

"Kenapa kesini?." tanya Bayu yang tidak mengerti kenapa Risma justru Membawa nya kembali ke kamar tersebut, sedangkan kondisinya dia sedang tidak mabuk seperti yang telah terjadi padanya semalam.

"Kan, kamarmu masih di pakai Dewi, jadi ini kamar kita untuk sementara waktu, lagian juga!, kalau kita pisah-pisah, nanti Dewi bakal curiga. " ujar Risma.

Karena penjelasan dan alasan Risma untuk membawanya kembali kekamar tersebut, menurutnya sangatlah masuk akal, akhirnya Bayu mengikuti kemauan Risma, tidak menolak dan pasrah berada di kamar tersebut, yaitu kamar Risma.

"Baiklah ..., aku mengaku kalah, mungkin memang kamu benar untuk kali ini. " kata Bayu yang masih berdiri dan belum duduk di ranjang kamar tersebut karena pakaiannya masih dalam keadaan basah setelah Risma menguyurnya.

Risma hanya tersenyum saat mendengar apa yang telah Bayu katakan, dan lalu dia pergi mengambilkan baju untuk Bayu yang bajunya sedang basah tersebut.

"Tunggulah disini ..., aku akan mengambilkan baju untukmu." kata Risma yang bergegas mengambilkan baju ganti untuk Bayu.

Bayu hanya diam.

Dan setelah kembali, Risma segera menggantikan bajunya Bayu yang sudah basah kuyup tersebut, namun yang Risma gantikan tidak termasuk celana dalam nya ya.

Usai digantikan bajunya oleh Risma, lalu Bayu berbaring di ranjang tempat tidur yang berada di kamar tersebut, lalu Risma memberikan ia selimut, untuk menutupi dan menghangatkan tubuhnya agar tidak kedinginan.

Setelah itu lalu Risma melangkahkan kakinya beranjak pergi dari kamar tersebut, namun tangan Bayu meraih tangannya pada saat itu, dan dia ingin agar Risma tidak meninggal kan nya.

"Mau kemana kamu?, tetaplah disini." kata Bayu sembari menahan Risma yang hendak meninggalkannya dengan memegang tangan Risma dan menahannya.

Karena Bayu meraih tangannya saat ia ingin pergi, lalu Risma menatapnya dan perlahan berusaha melepaskan genggaman tangan Bayu yang tengah memengang tangannya.

Setelah tangan tersebut terlepas, kemudian Risma kembali melanjutkan langkahnya.

Bayu hanya bisa terdiam dan memandang Risma yang dengan pelan dan perlahan terus saja melangkah meningggalkannya tersebut, yang tanpa sesekali ia menolehnya.

Setelah langkahnya tiba di pintu kamar tersebut, sembari menutup pintu, Risma memandang Bayu yang masih menatapnya dan Risma tersenyum memandangnya. lalu ....

"Tenanglah ..., aku hanya pergi untuk menemui tamu, he he he." kata Risma lalu terkekeh lirih sembari memandang Bayu yang juga memandangnya dan langsung menutup pintu kamar tersebut usai mengatakan hal itu.

"Hah!, menemui tamu." kata Bayu lirih saat Risma telah meninggalkan kamar tersebut.

Entah apa yang di fikirkan Bayu saat itu, yang jelas didalam hatinya terasa ada yang ganjal ketika mendengar Risma ingin pergi untuk menemui tamunya.

Namun Bayu tidak menyadari hal dan perasaannya tersebut, dan seolah-olah dia tidak memperdulikan nya.

"Ah!, bodo amat!, ngapain aku mikirin dia!." kata Bayu dan langsung menutupi mukanya dengan selimut yang sedang ia pakai untuk menghangatkan tubuhnya dan seolah-olah samasekali tidak memperdulikan Risma.

#Beberapa menit kemudian ....

Bayu yang sedang berusaha memejamkan matanya namun tetap saja dia tidak bisa tidur, dia justru bergegas membuka selimut yang telah menyelimuti tubuhnya hingga kemukanya tersebut setelah mendengar ada sesorang  yang datang dan membuka pintu kamar tempat ia beristirahat tersebut.

"Kreket ...." suara pintu terbuka.