Dewi yang kebingungan dan syok mendengar penawaran Risma, kemudian dia menarik tangan Risma yang sedang berdiri didepannya.
Risma segera menoleh ke Dewi dan membungkuk dengan menyodorkan telinganya berharap Dewi membisikkan sesuatu kepadanya.
Dewi pun berkata lirih di telinga Risma.
"Apa Kakak yakin ..., kalau Kakak benar-benar menyukainya?." tanya Dewi berbisik lirih sembari memegang tangan Risma.
"Iya ..., dan Kakak janji, Kakak akan mengembalikan uang Kak Bayu setelah mendapatkan berlian itu." kata Risma dengan berbisik lirih pula kepada Dewi.
Dewi yang sangat pesara dan menyayangi Risma seperti layaknya ia menyayangi Kakaknya sendiri, justru meneteskan air mata begitu mendengar apa yang Risma katakan, dia merasa haru, dan merasa bahwa berlian itu memang benar-benar berarti bagi Risma. Lalu kemudian Dewi memberi semangat kepada Risma.
"Baiklah Kak ..., semoga berhasil ya Kak." kata Dewi sembari menatap Risma dengan mata yang berkaca-kaca.
Risma tersenyum mendengar ucapan dan dukungan dari Dewi, kemudian ia segera kembali dan berdiri tegak.
Tak selang beberapa detik, Ardian kembali mengangkat tangannya.
"Rp3000 triliun." ucap Ardian dengan pelan dan ragu-ragu.
Karena Ardian tau harga berlian itu hanya Rp2000 triliun saja.
"Sial!, aku sudah rugi Rp1000 triliun, aku harus membuat Risma menaikkan tawarannya agar aku tidak rugi." kata Ardian dalam hati.
Semua orang terdiam,dan menatap Risma pada saat itu, padahal Ardian yang telah menaikkan harga penawarannya.
Pada saat itu pula Thomas berkata dengan tegas.
"Rp3000 triliun!, apakah masih ada penawaran lagi?!, saya beri waktu 10menit untuk berfikir!." kata Thomas.
Thomas hanya memberi waktu 10menit untuk melakukan penawaran, tentu itu membuat Risma dan Ardian sama-sama gelisah.
Ardian akan rugi jika Risma tidak melukan penawaran ulang, sedangkan Risma sangat menginginkan perhiasan tersebut, namun dia harus bisa menyaingi harga penawaran dari Ardian.
"Risma!, apa cuma segitu hartamu?!, sudahlah ..., tidur saja dengan ku!, dan aku akan memberikan berlian itu kepadamu." kata Ardian sembari memandang Risma.
Dan semua orang yang ada di ruangan tersebut tertawa usai mendengar apa yang dikatakan oleh Ardian.
"Ha ha ha ha ...."
Mendengar itu semua, Risma dengan muka tertekuk lesu dengan mata yang berkaca-kaca dia berusaha menoleh kebelakang dan kembali menatap Bayu.
Namun Bayu hanya diam dan tidak memberikan isyarat apapun saat Risma menolehnya.
Menggelengkan kepala enggak menunduk pun juga enggak.
Waktu terus berjalan dan sudah 5menit, Bayu hanya diam, sedangkan Risma tetap menoleh padanya dan menunggu jawaban darinya.
Melihat Risma diabaikan, Dewi juga ikut menatap Bayu pada saat itu, Dewi menolehnya sembari menggoyang-goyangkan paha Bayu yang sedang duduk dan terdiam.
"Ayolah Kak ..., lakukan sesuatu ..., ayo ...." ucap Dewi sembari menggoyang-goyangkan paha Bayu.
Pada saat yang bersamaan pula, Ardian masih tetap mengolok Risma dan berharap dia bisa menaikkan tawarannya.
"Woey!. Risma!, kalau kamu kalah di lelang ini, kamu harus tidur denganku malam ini!, karena aku tau kamu tidak punya uang untuk membayarnya. Ha ha ha ha ...." ucap Ardian dengan keras dan lalu tertawa.
Mendengar ucapan Ardian, semua orang menyoraki Risma pada saat itu, bahkan beberapa dari mereka ikut mengolok Risma.
"Hu ...."
"Iya, dia kan, anak pemilik perusahaan yang sekarang sudah bangkrut, dan sudah menjadi milik Ardian mana mungkin dia mampu membayarnya." kata salah satu dari beberapa orang yang ada di ruang lelang tersebut.
Mendengar perkataan seseorang tersebut, semua orang menertawakan Risma.
"Ha ha ha ha ha ha ha ...."
Melihat hal tersebut, Thimas kembali menegaskan kepada Risma bahwa waktu untuk dia kembali menawar akan segera habis.
"Nona Risma!, waktu mu tinggal 1menit lagi!, apakah anda menyerah?!." tanya Thomas dengan tegas.
Pada saat itu, Risma hanya bisa berdiri sembari memandang Bayu dan meneteskan air mata, namun Bayu hanya diam dan dengan santainya menghisap sebatang rokok miliknya tanpa memperdulikan Risma yang menunggu petunjuk darinya.
Karena merasa Bayu sudah tidak memperdulikannya, akhirnya Risma kembali menatap kearah berlian tersebut sembari meneteskan air mata, lalu dengan perlahan Risma mencoba untuk kembali duduk dan menyerah dengan hati yang sangat sedih.
Namun ketika Risma hendak kembali duduk, dengan cepat Bayu meraih tangannya, dan memegang tangan tersebut lalu mengangkatnya tingi-tinggi sembari berteriak.
"Rp5000 triliun!." teriak Bayu sembari mengakat kembali tangan Risma.
Tat tanggung-tanggung, Bayu menaikkan tawarannya hampir dua kali lipat dari penawaran Ardian.
Semua orang tercengang dan ikut berdiri saat mendengar teriakan dari penawaran yang Bayu berikan.
"Hah!, Rp5000 triliun ...." kata semua orang di ruang lelang tersebut secara bersaman sembari berdiri dan tercengang dengan semua mata tertuju kepada Bayu dan Risma.
"Ardian!, jika kamu menawar lebih dari pada penawaranku ini!, maka berlian itu akan menjadi milikmu!." tegas Bayu kepada Ardian sembari membasuh air mata Risma dengan menggunakan jari jemarinya.
Risma hanya bisa tersenyum sembari terus memandangi Bayu saat dia tengah membasuh air matanya.
"Bodoh jika aku menawar lebih dari itu, Rp3000 triliun saja aku sudah rugi banyak!." kata Ardian dalam hati.
"Baiklah ..., kali ini saya mengaku kalah sama Anda, Anda sangatlah bodoh dan tidak tau harga berlian!." kata Ardian yang lalu langsung berjalan meninggalkan acara pelelangan tersebut.
Karena Ardian telah meninggalkan pelelangan tersebut, berarti dia telah menyerah, dan kini berlian itu telah menjadi milik Risma. Sebelum itu Bayu harus menyelesaikan pembayaran berlian tersebut dengan Thomas dan Jeweluxe.
Setelah metode pembayan diselesaikan oleh Bayu, sebelum mereka pulang, Risma meminta Bayu dan Dewi untuk mengantarnya ke kantor polisi dahulu.
#Di dalam mobil saat dalam perjalanan.
"Bay ..., makasih ya ...." ucap Risma.
"Sama-sama." kata Bayu.
"Tapi masih ada satu hal yang harus kamu lakukan utuk ku Bay. " kata Risma.
"Apa?. " tanya Bayu.
"Antarkan aku ke kantor polisi dulu sebelum kita pulang. " kata Risma.
"Ngapain sih kita harus ke kantor polisi?, apa kamu ada masalah dengan berlian itu?." tanya Bayu.
"Berlian ini nantinya yang akan menyelamatkanku, Bay ...." kata Risma.
Perkataan Risma justru semakin membuat Bayu bingung, hingga dia kembali bertanya pada Risma.
"Kok, aku malah semakin bingung sih, kenapa kamu begitu menginginkan berlian itu?, dan bilang berlian itu akan menyelamatkanmu?." tanya Bayu.
"Baiklah ..., akan aku ceritakan sama kamu karena kamu sudah rela kehilangan Rp5000 triliun, hanya demi memberiku berlian yang seharga Rp2000 triliun ini." ungkap Risma.
"Jadi ..., sebenarnya kamu tau kalau nilai berlian ini hanya Rp2000 triliun?!." tanya Bayu yang sempat terkejut saat Risma sebenarnya mengetahui harga berlian tersebut.
"Hah!, jadi Kak Risma tau kalau harganya cuma Rp2000 triliun ...?!." tanya Dewi yang sedang duduk di bangku bagian belakang saat mendengar ungkapan Risma.
Risma mengangguk, kemudian dia menjelaskannya.
"Berlian ini adalah perhiasan turun temurun dari keluargaku, sebenarnya Mama ku yang memakai berlian ini. Aku menemukannya saat aku menemukan jasad Papa dan Mama yang tergeletak hangus terbakar di salah satu ruangan di peeusahaan Lion group. Kalung berlian ini masih melingkar di leher jasad Mama yang terbakar pada saat itu, aku mengambilnya dan aku menyimpannya, lalu aku memakainya dan membawanya kemanapun aku pergi, dan saat aku ber ziarah ke makamnya Mama dan Papa, tanpa sengaja aku menjatuhkannya. Berhari-hari aku mencarinya, namun aku tidak menemukannya, dan sekarang aku menemukannya disini berkat kamu dan Dewi." ujar Risma sembari tersenyum.
"Oh ..., jadi begitu ceritanya ...." ucap Bayu dan Dewi secara bersamaan setelah mendengar cerita dari Risma.
"Berlian itu sangat istimewa buat kamu, dan berlian itu sangat banyak menyimpan kenangan di masalalumu, pantas saja, kamu begitu menginginkannya." kata Bayu.
"Bukan itu juga kali ..., yang menjadi alasan kenapa aku sangat menginginkannya." kata Risma.
"Lalu?." tanya Bayu
"Lihatlah lekukan yang terdapat di bagian bawah di liontin berlian ini, yang selebar jari sedikit cekung seperti lubang tetapi bukan lubang." ungkap Risma sembari menunjuk kannya kepada Bayu dan Dewi.
"Iya benar, aku kira berlian ini utuh melingkar, ternyata tidak." ucap Dewi usai melihat lekukan tersebut.
"Ini memang utuh Dew ..., dari dulu juga seperti ini bentuknya, dan ini adalah kunci sidik jari, jika jariku di tempel disini maka berlian ini akan terbuka dan terbelah menjadi dua bagian." ujar Risma.
"Memang apa isi di dalamnya?, dan kenapa bisa sidik jari kamu?." tanya Bayu.
"Pertanyaan yang bagus." sahut Risma dan lalu ia memberi sedikit pemaparan tentang berlian tersebut.
"Jadi ..., berlian ini memiliki kamera proyeksi transparan yang sangat kecil di setiap sudutnya, dan kamera tersebut tidak mampu dilihat dengan kasat mata. Didalam berlian ini terdapat memori yang mampu menyimpan beberapa data, file dan gambar sekaligus suara yang telah direkam oleh kamera proyeksi yang ada pada berlian ini. Tidak hanya itu saja, semua bukti kejahatan Ardian ada di berlian ini. Dulu waktu aku masih kecil Mama menempelkan jariku di berlian ini sebagai sandi, makanya kenapa hanya aku yang bisa membukanya, dan kenapa Mama dan Papa menyuruh ku ke Lion Group beberapa menit sebelum meraka meninggal beberapa tahun yang lalu?!." ungka Risma dan berhenti sejenak karena Bayu kembali bertanya.
"Kenapa itu Ris ...?." tanya Bayu.
"Karena ..., Mama dan Papa berniat ingin membongkar semua kejahatan Ardian. Pada saat itu, Ardian mengetahui rencananya, dan membakar ruangan yang didalamnya berisi beberapa orang termasuk Papa dan Mama. Asal kalian tau saja!, bahwa sebenarnya berita tentang Lion Group yang terbakar habis adalah rekayasa Ardian. Lion Group hanya terbakar satu ruangan saja, tetapi polisi tidak menemukan kejanggalan insiden penyebab terbakarnya ruangan tersebut, dan kejadian tersebut dianggap sebagai sebuah kecelakaan kerja." ungkap Risma sembari meneteskan air matanya teringat akan masalalunya tersebut.