Chereads / FROM SEX TO LOVE 2 / Chapter 19 - Part. 2/Bab. 7 Risma Dianggap gila.

Chapter 19 - Part. 2/Bab. 7 Risma Dianggap gila.

Tak selang berapa lama mereka bercanda di ruangan tersebut, kemudian Thomas ketua Jeweluxe terlihat berjalan menaiki panggung lelang Jeweluxe, yang dengan diikuti oleh sepuluh wanita cantik yang berpakain sexy dan masing masing wanita tersebut sedang membawa kotak yang masih terbungkus dengan kain dan membawanya keatas panggung lelang.

"Selamat datang di acara lelang Jeweluxe dengan sepuluh perhiasan termahal dan terlangka di dunia." ucap Thomas memberi sambutan kepada semua peserta lelang sembari menuju kesalah satu wanita yang membawa kotak perhiasan tersebut.

Sambutan tersebut di sambut dengan tepuk tangan yang meriah oleh para peserta lelang.

"Prok! Prok! Prok! Prok! Prok! Prok! Prok!."

Dan lalu Thomas membuka kain penutup kotak tersebut sembari berkata.

"Lelangan pertama!." kata Thomas sembari menunjukan perhiasan yang berada di dalam kotak tersebut.

"A Heritage in Bloom." (Sebuah kalung perhiasan.)

Semua orang terdiam dengan mata tertuju ke perhiasan tersebut usai Thomas membuka penutupnya.

Lalu Thomas memberi sedikit pemaparan sebelum membuka bandrol awal pelelangan perhiasan tersebut.

"Kalung ini dibuat oleh seorang pengrajin di tahun 1830 yang merancang karya agung yang disebutnya "A Heritage in Bloom", ini dibuat berdasarkan pesanan Raja salah satu kerajaan terbesar di beberapa kerajaan di kala itu. Untuk membuat kalung "A Heritage in Bloom" ini dibutuhkan 22 pengrajin dengan waktu 47.000 jam.

Kalung ini terdiri dari 11.551 batu permata berbentuk bulat, oval dan markis yang tersusun indah, ratusan giok putih dan giok hijau serta berlian putih tanpa noda sebesar 383,4 karat dengan berbagai potongan.

Lapisan bawah liontin menampilkan berlian bulat besar dengan berat 104 karat serta dua buah kupu-kupu bertahta kan berlian putih kecil-kecil sebagai penyeimbangnya.

Sedangkan bagian belakang kalung membentuk kelelawar kembar yang juga bertahta kan berlian. Kupu-kupu dan kelelawar melambangkan keberuntungan.

Heritage in Bloom ini bisa dipakai dengan 27 cara dengan masing-masing memiliki nama sendiri." papar Thomas dan lalu dia memberikan harga pembuka.

"Dan kalung ini di buka dengan harga Rp10 triliun ...!." kata Thomas dengan nada lumayan keras.

Semua orang tercengang melihat barang tersebut dan mereka masih berfikir untuk memulai penawarannya.

Dengan cekatan Dewi langsung berdiri dan mengangkat tangannya, untuk memberi penawaran pertama.

"Rp50 triliun."

Terdengar suara-suara lirih dari beberapa orang  yang berada di sekitarnya saat Dewi melakukan penawaran tersebut, mereka terdengar saling berbisik.

"Padahal aku ingin menawarnya 25 triliun."

"Aku Rp30 triliun mau!."

"Kalau aku mentok Rp40 triliun dah."

Itulah suara-suara lirih yang terdengar dari beberapa orang tersebut.

Karena setelah itu tidak ada yang berdiri lagi dan melakukan penawaran untuk bersaing dengan Dewi, Thomas bertanya dengan nada yang lumayan keras.

"Apakah sudah tidak ada penawaran yang lebih tinggi lagi dari Rp50 triliun?!." tanya Thomas.

Seketika itu ada seseorang pria paruh baya yang berdiri tegak dan berkata dengan suara yang terdengar sangat keras.

"Rp360 triliun."

Sontak semua orang kaget dan tercengang saat mendengar penawaran yang di berikan oleh seorang pria paruh baya tersebut.

"Hah ...!!!, Rp360 triliun ...." suara sahut semua orang seketika itu.

Penawaran yang di lakukan oleh pria paruh baya tersebut, membuat mata semua orang yang duduk di kursi lelang tersebut tertuju kearahnya.

Seorang pria paruh baya tersebut berdiri di depan kursi perusahaan Rudina.

"Kakak ..., siapa dia?." tanya Dewi  kepada Bayu, yang merasa dia belum pernah melihat dan bahkan tidak mengenal orang tersebut. Dewi bertanya dengan tetap berdiri sembari menoleh ke arah Bayu yang sedang duduk dengan santai di belakangnya.

"Dia adalah Rudi, pria berusia 56 tahun yang merupakan pimpinan riteler perhiasan terbesar di kotanya." ucap Bayu sembari menghisap sebatang rokok miliknya.

"Apakah aku harus menaikkan harga nya lagi Kak?." tanya Dewi.

"Sebaiknya jangan, karena memang harga itu harga pasar, Rp360triliun "pas"!, tidak lebih dan tidak kurang, dia sengaja me-maksimalkan harga lelangnya, karena jika ada yang menawar diatasnya, dia adalah orang terbodoh, yang harus siap merugi." ujar Bayu.

Mendengar penjelasan Bayu, akhirnya Dewi mengurungkan niatnya untuk bersaing dengan pria paruh baya tersebut.

"Baiklah kalau begitu Kak ...." ucap Dewi sembari duduk kembali dan menyerah dari penawaran pria paruh baya tersebut.

Karena Dewi telah kembali duduk, akhirnya lelang dimenangkan oleh seseorang pria paruh baya dari perusahaan Rudina tersebut.

Perhiasan demi perhiasan telah di lelang pada saat itu, satu demi satu telah terjual, namun Risma tidak memberi penawaran satupun dari semua barang yang telah dilelang tersebut.

Bayu berpikir kalau Risma mungkin tidak punya uang dan malu untuk menawarnya.

Sementara itu semua orang sedang sibuk melakukan penawaran.

Bayu memanggil Risma dengan pelan, Bayu memanggilnya dengan menggoyangkan kursi yang sedang di duduki oleh Risma.

"Ris .... Hust! " suara Bayu lirih saat memanggilnya sembari menggoyang-goyangkan kursi yang di duduki Risma.

Karena Bayu memanggilnya, Risma segera menoleh dan menatap Bayu yang sedang memanggilnya dan sedang duduk di belakangnya tersebut.

"Kenapa Bay ...?." tanya Risma saat menoleh ke arah Bayu.

"Sudah sembilan perhiasan nih ..., kok, kamu sama sekali tidak melakukan penawaran, apa kamu takut kalau aku tidak mampu membelikan nya untukmu?." tanya Bayu dengan lirih dan berbisik kepada Risma.

"Enggak Bay ..., bukan begitu, hanya saja aku tidak tertarik dengan perhiasan-perhiasan yang di tawarkan." kata Risma dengan lirih dan berbisik pula kepada Bayu.

"Oh ..., begitu ya, mungkin barangnya kurang menarik ya?!." kata Bayu dengan tetap berbisik lirih kepada Risma.

Risma hanya mengangguk sembari kembali menghadap ke depan, yaitu ke arah panggung lelang, dan merekapun kembali fokus ke pelelangan.

"Ini adalah pelelangan terakhir di malam hari ini, di acara Jeweluxe yang di gelar di kota Marga pada tahun ini." kata Thomas, dan semua orang menanggapinya dengan tepuk tangan yang meriah.

"Prok! Prok! Prok! Prok! Prok! Prok! Prok!. "

Lalu Thomas melanjutkan ucapan nya.

"Tentunya barang penutup ini adalah barang yang paling berharga yang sangat special dan lebih tinggi nilainya di bandingkan dengan barang-barang yang telah di lelang sebelumnya." ujar Thomas.

Usai berkata, lalu kemudian Thomas membuka kain penutup kotak yang terakhir tersebut, dan semua peserta lelang sangat menanti-nanti dengan jantung yang berdetak kencang dan rasa penasaran yang tinggi pada saat itu. Saat Thomas hendak membuka kain penutupnya.

"Inilah dia ...!!!." ucap Thomas dengan keras sembari membuka kain penutup yang menutupi kain tersebut.

Begitu kain terbuka semua orang berdiri dengan mata melotot melihat barang tersebut.

Kalung berlian dengan liontin berlian berwana kuning emas kecokelat-cokelatan.

Usai membukanya kemudian Thomas memberi sedikit pemaparan tentang berlian tersebut.

"Ini adalah (THE GOLDEN JUBILEE DIAMOND). Bintang raksasa ini di temukan di tambang berlian kota Marga sekitar ribuan tahun yang lalu di kedalaman lebih dari 3000 meter.

Dan perhiasan ini pernah dibeli oleh seseorang dari kota Marga sendiri pada beberapa ratus tahun yang lalu.

Dan entah kenapa berlian ini di telantarkan begitu saja, hingga kembali di temukan oleh seseorang di salah satu pemakaman di kota Marga sekitar satu tahun yang lalu.

Dan orang itu menjualnya ke Jeweluxe beberapa bulan yang lalu, yang kemudian hari ini Jeweluxe melelangnya special di kota Marga.

Dan kami selaku pelaksana lelang di Jeweluxe akan menyumbang kan sebagian hasil pelelangan THE GOLDEN JUBILEE DIAMOND, kepada sebuah yayasan di kota Marga, sesuai dengan amanah dan permintaan almarhum yang sudah menemukannya. Beliau telah meninggal satu bulan yang lalu dikarenakan usinya yang sudah sangat tua." ujar Thomas yang di sambut dengan tepuk tangan yang meriah dari semua peserta lelang.

"Plok! Plok! Plok! Plok! Plok! Plok! Plok!. "

Usai mendapat tepukan tangan yang meriah Thomas kembali mengatakan sesuatu dengan suara yang sangat keras.

"Dan, perhiasan ini ..., di buka dengan harga ...., Rp100 triliun ...!!!." ucap Thomas dengan keras.

Semua orang melihat berlian tersebut dengan sangat terkagum-kagum, apalagi mereka yang berasal dari kota Marga.

"Wah ... luar biasa." terdengar kata dari beberapa orang di pelelangan.

Risma juga tidak berkedip saat menatap perhiasan tersebut. Lalu Risma menoleh ke arah Bayu yang duduk di belangnya sembari berkata.

"Maukah kamu membelikannya untukku?." tanya Risma saat ia tengah memandang Bayu.

"Apakah kamu menyukainya?." tanya Bayu yang sedang duduk dengan santai saat Risma menoleh dan memandangnya.

"Aku sangat menyukainya, aku menginginkannya Bay ..., menurutku benda itu sangat berarti bagiku." kata Risma sembari meraih dan memegang tangan Bayu dengan tetap menatap matanya dengan mata yang berkaca-kaca.

Tanpa berpikir panjang saat melihat Risma yang mata nya tengah berkaca-kaca untuk meyakinnyanya tersebut. Akhirnya Bayu meng iya kan nya.

"Baiklah ..., asal tidak lebih dari nilai pasarnya saja, cobalah buka penawaran pertamamu. " kata Bayu.

Usai mendengar apa yang Bayu katakan, hati Risma merasa lega, dan bersemangat untuk melakukan penawaran terhadap perhiasan tersebut.

Saat semua orang telah sibuk melakukan penawaran.

Terdengar beberapa penawaran dari beberapa orang yang sedang beradu penawaran.

"Rp150 triliun."

"Rp170 triliun."

"Rp250 triliun. "

Disaat itulah Risma berdiri dan mulai ikut menawarnya.

"Rp900 triliun." ucap Risma dengan keras sembari mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

Semua orang tercengang begitu mendengarnya penawaran yan dilontarkan oleh Risma.

"Apa?!, Rp900 triliun ...."

"Rp900 trilun."

"Rp900 triliun. "

"Gila ...."

Itulah suara-suara beberapa orang di ruang lelang tersebut saat mendengar Risma telah melontarkan penawaran pertamanya.

Penawaran yang dilakukan Risma tersebut, hingga membuat mata semua orang di ruangan tersebut tertuju kepadanya, bahkan beberapa orang yang telah menawar, mulai duduk kembali dan tidak berani bersaing dengannya.

Mendengar penawaran yang di lontarkan oleh Risma, Bayu dan Dewi juga sangat terkejut.

Lalu Bayu dan Dewi segera berdiri dan menghampiri Risma, Bayu berdiri disamping Risma sembari menatapnya.

Karena Bayu menatap Risma dengan mata yang tajam, Risma pun perlahan menunduk kan kepala dan berkata.

"Apa aku salah sehingga kamu menatapku seperti itu?." tanya Risma saat Bayu menatapnya dengan tajam.

"Bukan begitu ..., tapi apa kamu yakin, kalau nilainya lebih dari itu?." kata Bayu yang kemudian balik bertanya.

"Entahlah ..., aku tidak begitu paham dengan harga berlian, tapi entah kenapa, aku sangat menyukai berlian itu." ucap Risma sembari menunduk kan kepala.

Bayu hanya menghela nafas dan lalu menghembuskannya begitu mendengar ucapan Risma.

"Huf ...."

Usai Risma berkata kalau Risma menyukai perhiasan tersebut, akhirnya Bayu dan Dewi kembali duduk di tempat mereka masing-masing.

Dan seketika itu terdengar suara yang keras.

"Rp1500 triliun."

Sontak penawaran tersebut membuat mata semua orang tertuju kearah berasalnya suara tersebut.

Penawaran itu di lontarkan oleh seseorang yang telah berdiri tegak di depan kursi perusahaan Lion Group, dan penawar utu adalah Ardian.

Ya, Ardian yang menawarnya, usai menawar perhiasan tersebut Ardian menepuk kan tangannya dengan pelan hingga sebanyak tiga kali.

"Prok! Prok! Prok!. " Ardian menepuk kan tangannya dan berkata.

"Risma ...,Risma!, apa modalmu cukup!, untuk bersaing denganku?!." kata Ardian sembari memandang Risma yang berdiri tidak jauh dari tempat ia tengah berdiri.

Mendengar penawaran Ardian yang menurutnya tidak masuk di akal, Bayu mencoba melihat pasaran berlian tersebut dari daftar harga berlian yang ada diperusahaan Grib Royal melalui HP nya.

Dan harga berlian THE GOLDEN JUBILEE DIAMOND jika dihitung dari kadar dan berat karat nya adalah senilai Rp2000 triliun.

Bayu hanya tersenyum usai mengetahui harga pasar dari perhiasan tersebut.

Sebelum kembali melakukan penawaran yang bernilai diatas penawaran yang telah di berikan Ardian untuk perhiasan tersebut, Risma yang sedang berdiri kembali menoleh kearah Bayu yang sedang duduk dengan santai sembari menikmati sebatang rokoknya.

Risma terus memandang Bayu pada saat itu, lalu Bayu hanya menganggukkan kepala saat Risma memandangnya, karena Bayu tau, kalau Risna memandangnya hanya untuk meminta ijin kepadanya. Ijin untuk jembali melakukan penawaran pada perhiasan tersebut.

Melihat Bayu telah menganggukkan kepala, Risma tersenyum, karena menurutnya Bayu telah mengerti maksud hatinya, dan anggukan tersebut adalah tandanya iya, Bayu mengijinkan nya.

Dengan cekatan Risma segera  mengangkat tangan nya kembali dan berkata dengan keras.

"Rp2500 triliun."

Semua orang kembali dibuat syok, hingga banyak suara suara lirih saling  dari perbincangan mereka.

"Rp2500 triliun."

"Rp2500 triliun."

"Rp2500 triliun."

"Dia memang benar-benar sudah gila."

"Bodoh."

Suara lirih dari orang-orang tersebut yang sedang memperbincangkan Risma.