Chereads / FROM SEX TO LOVE 2 / Chapter 8 - Bab. 8 Beda Kamar

Chapter 8 - Bab. 8 Beda Kamar

Tak selang berapa lama Bayu menunggu, Risma dan Amel akhirnya sampai juga di parkiran, Bayu yang sudah menunggunya di dalam mobil tersebut, segera membukakan pintu untuk mereka dari dalam mobil.

"Cepat kalian, masuklah ...." perintah Bayu.

Risma segera masuk ke dalam mobil tersebut, namun Amel masih saja terdiam di luar.

"Saya duduk dimana Bos?!." tanya Amel.

"Di sini ..., samping aku." ucap Risma sembari menepuk-nepuk bangku yang sedang ia duduki.

Amel mengerutkan kening, dan dengan berat hati, dia pun duduk berdampingan dengan Risma dalam satu bangku.

Karena mobil Bayu cuma ada dua bangku ya terpaksa Amel dan Risma duduk berhimpitan.

"Bos ..., ini mobilnya Bayu?." tanya Amel dengan berbisik kepada Risma.

"Iya." jawab Risma dengan sangat lirih.

"He_ bat!." kata Amel.

"Apanya yang hebat Mel?." tanya Bayu yang mendengar perkataan Amel.

"Enggak!. Ini! Apa!. Bos Risma hebat bisa bekerja sama dengan Anda." ucap Amel sambil tersenyum kebingungan.

"Oh ..., itu sih ... kebetulan saja." kata Bayu

"Oiya Ris!, dua orang tadi siapa?, kenapa bisa masuk ke kamarmu?." tanya Bayu.

"Mereka adalah pihak lesing ..., aku memiliki kreditan mobil yang belum lunas, padahal ... aku sudah kasih Rp9triliun sama mereka, tapi ... mereka malah tidak menerimanya!, dan malah meminta tubuhku sebagai pengganti nya!. " ungkap Risma.

"Wao ..., Rp9triliun ...?, mobil apa yang angsuran nya hingga Rp9triliun?." tanya Bayu.

"MC LAREN P1." sahut Risma.

"Hah! Mc Laren!, kamu pengusaha ya?, mobil itu kan, harganya sekitar Rp50triliun. Bahkan mungkin sangat jarang orang dari kalangan biasa untuk bisa membeli mobil itu!, apalagi di kredit!, mana mungkin di Acc. " kata Bayu.

Risma tersenyum.

"Dulu orang tua ku adalah pemilik Lion Group sebelum perusahaan itu jatuh ke tangan Adrian, perusahaan itu terbakar bersama dengan kedua orang tuaku dan hingga mereka meninggal.

Dan aku yakin bahwa yang merencanakan itu semua adalah Ardian, yang saat itu masih menjabat sebagai staf di Lion Group, namun aku tidak punya cukup bukti untuk menjebloskan-nya ke penjara.

Mobil itu adalah hadiah ulang tahunku, sekitar dua tahun yamg lalu, ketika aku masih berumur 20tahun.

Namun sayang nya Papa membeli mobil itu secara kredit, dan dengan angsuran Rp3triliun per bulan yang harus aku bayar, maka dari itulah aku menjual diri." ungkap Risma sembari menangis di dalam mobil tersebut.

"Maafkan aku ya ...,aku tidak bermaksud untuk menyinggung perasaanmu." ucap Bayu.

"Tak apa!, sekarang kamu tau, kan?, alasan nya, kenapa aku melakukan ini semua!, karena mobil itu adalah satu satunya peninggalan Papa ku yang aku miliki." ungkap Risma sembari meneteskan air mata.

"Baiklah ..., besok aku akan suruh orang mengantar nya ke rumah baru, dan kamu tidak perlu lagi memikirkan angsuran nya, aku yang akan melunasinya." kata Bayu.

"Benarkah?! " tanya Risma seakan tak percaya.

"Iya ...." sahut Bayu.

"Makasih ya Bay ...." ucap Risma dengan sangat bahagia dan langsung memeluk Bayu yang sedang mengemudi dan lalu langsung mencium nya.

"M_ muach ...."

Bayu tersenyum sembari menggeleng-geleng kan kepalanya dan berkata.

"Iya ..., sama-sama ...."

"Tapi ini tidak masuk dalam kontrak kan?!." tanya Risma sembari tersenyum menatap Bayu.

"Enggak ..., cukup kamu patuhi perintahku saja!, dan berhentilah dari pekerjaan lamamu itu!. " kata Bayu.

"Siap Bos ...," sahut Risma dengan riang gembira sembari mencolek hidung Bayu dengan jarinya.

Amel yang melihat kedekatan Risma dengan Bayu yang semakin hari semakin dekat itu, membuat Amel merasa sangat kesal, karena Amel menaruh hati sama Bayu sejak di awal pertemuan mereka.

"Ehem! Ehem!. " Suara Amel dengan batuk yang di sengaja.

"Kayaknya ..., aku nggak di anggap ada nih!." gumam Amel sembari minyingkurkan muka menghadap ke luar cendela.

"Apan sih Mel ...." ucap Risma tersipu malu sembari memegang dagu Amel dan mencobanya untuk menghadap kan muka Amel ke arah jalan.

Amel menolaknya dan tetap menghadap ke samping jendela.

Setelah beberapa waktu berlalu. Akhir nya mereka telah sampai di rumah baru, rumah itu sangat besar menurut Amel dan Risma.

"Wah ..., itu sangat mewah ...." kata Amel yang terus memandangi sekeliling hunian tersebut.

"Iya Mel ...." sahut Risma.

Rumah itu memang masih tergolong rumah mewah dan tampilan nya memang lumayan megah, dengan luas 500meter persegi dan dengan bangunan 3 lantai, beserta hiasan hiasan di setiap sudut bangunan rumah tersebut yang di susun dengan sangat bagus, rapi dan indah, sehingga membuat hunian itu terlihat begitu mewah.

Rumah itu memiliki garasi yang mampu menampung 6 mobil, dan lapangan parkir yang luas, di samping itu rumah tersebut di lengakapi dengan beberapa fasilitas lain nya.

Seperti kolam renang, ruang karaoke, studio musik, tempat gym dan masih banyak lagi yang lainnya.

Rumah hunian tersebut terletak di kompleks elite Panorama. Kawasan rumah mewah yang di kembangkan oleh salah satu perusahaan terbesar di kota Marga yang bergerak di bidang property.

"Kenapa kita harus kesini sih ...?, kenapa kita tidak menemui adikmu di hotel saja?." tanya Risma saat mereka bersantai di sofa ruang tamu.

"Adik ku Dewi itu cerdas!, dia tidak mungkin menghubungiku untuk menemuiku, bahkan untuk ke hotel!, pasti dia langsung menghubungi Bian dan akan menuju kesini!." ujar Bayu.

"Oh ...,gitu!. " ucap Risma.

Bayu mengangguk.

"Oiya!, karena hari sudah hampir gelap sebaiknya kalian pesan makanan gih!, untuk jamuan nanti." kata Bayu.

"Amel ..., pergilah untuk beli makanan yang pa ... ling enak!." perintah Risma disertai gerakan merentangkan tangan. (Ungkapan banyak atau lebih. Entahlah ... ,apa namanya).

"Siap Bos!." sahut Amel dengan tegas dan langsung bergegas pergi untuk membeli makanan.

Setelah Amel pergi, Bayu dan Risma ingin melihat-lihat isi rumah tersebut.

"Sebaiknya kita lihat kamar kita dulu yuks ...." ajak Risma sambil menarik tangan Bayu dan membawanya ke lantai dua.

Di rumah itu hanya terdapat empat kamar.

Dua di lantai bawah, dan dua lagi di lantai dua, sedangkan lantai bawah adalah kamar tamu.

Jadi Bayu dan Risma naik ke lantai dua untuk melihat kamar mereka.

"Aku pilih yang itu." ucap Risma sembari menunjuk salah satu kamar di lantai dua tersebut.

"Baiklah ..., kamu disitu dan aku disini." kata Bayu.

Mendengar perkataan Bayu, Risma langsung mengerutkan kening.

Karena Risma berpikir bahwa kamar yang di tunjuknya tadi adalah kamar yang nantinya untuk dirinya dan Bayu.

"Hah!, jadi kita pisahan nich?!," tanya Risma.

"Yang benar saja aku mau sekamar denganmu!," kata Bayu sembari berjalan kembali ke ruang tamu.

"Trus buat apa kamu mengontrak ku kalau tidak untuk tidur denganmu?!., apa cuma jadi bintang iklan saja?!. " tanya Risma dalam hati.

"Benar-benar pria meragukan!, nggak normal!." ucap Risma dengan lirih sambil menggelengkan kepalanya.

Risma memasuki kamarnya dan kemudian memasuk kan semua baju yang ia bawa ke dalam lemari yang terdapat di dalam kamar tersebut.

"Aduh!. Mati aku!, baju kesayanganku ketinggalan diho_ tel, lagi!. " ucap Risma sembari menepuk jidatnya.

Risma segera menghampiri Bayu yang sedang berbaring di sofa.

Lalu Risma perlahan duduk disamping sofa, dimana Bayu sedang berbaring. Dengan duduk di samping atas kepala Bayu sambil mengelus-elus rambut Bayu.

Bayu sudah bisa menebak pasti dia lagi ada maunya.

"Kenapa ....?." tanya Bayu saat Risma mengelus rambutnya.

"Bay ..., baju aku ada yang ketinggalan di hotel ...," kata Risma dengan nada manja.

"Suruh Amel aja untuk mengambilnya ..., sama sekalian ambil mobil kamu." kata Bayu.

Tanpa menjawab Risma langsung berdiri dan segera menelepon Amel yang sedang pergi beli makanan.

"Hallo Mel ..., kamu dimana?, tolong kamu ambilkan bajuku yang ketinggalan di hotel ya ..., sambil bawakan Mobil sekalian!." kata Risma.

Lagi-lagi Amel mengerutkan kening.

"Balik lagi ke hotel?!. " kata Amel dalam hati.

"Tapi ini, kan sudah hampir malam Bos, dan lagian makanan pesanan kita juga belum jadi!." kata Amel.

"Suruh saja orang resto nanti yang mengantar makanan nya kesini, dan kamu pergi saja ke hotel. " kata Risma

"Baik Bos ..., tapi kalau nanti saya kemalaman, mobil dan bajunya saya antar besok ya Bos. " kata Amel.

"Terserah!, yang penting diantar kesini!." ucap Risma dengan tegas.

"Ok Bos!." sahut Amel.

Dan telepon pun mati.

Amel langsung nenuju ke hotel sesuai perintah Risma, dan berpikir sesampai disana dia akan tidur pulas dulu.