Setelah beberapa menit menunggu!, akhirnya makanan yang telah di pesan Amel, juga sudah diantar ke rumah tersebut, dan disusul dengan kedatangan Dewi.
"Ting tung!. " (bell pun berbunyi.)
Mendengar bell rumah tersebut berbunyi, Bayu bergegas membuka pintunya.
"Kreket .... " (pintu terbuka.)
Ternyata Dewi sudah berdiri di depan pintu rumah tersebut., dan langsung heboh saat melihat Bayu, usai Bayu membuka pintunya.
"Kakak!," ucap Dewi dengan heboh dan langsung memeluk Bayu.
"Apa'an sich!, jangan lebay dech!." kata Bayu sembari melepaskan diri dari pelukan Dewi dan langsung kembali berbaring di sofa, tempat ia bersantai sebelumnya.
"Kakak ...." ucap Dewi dengan suara serak-serak manja sembari berjalan menghampiri Bayu yang sedang berbaring di sofa tersebut.
Setelah berada di dekatnya, Dewi langsung mencubit lengan Bayu.
"Aduh!, sakit tau!, apa'an sih kamu ini!." gumam Bayu kesal.
Dewi seorang gadis yang sudah berumur 20thun ini, memang sangat manja kalau sama Bayu, selain pintar dia juga suka ngadu lho ... sama Papa dan Mama nya!.
"Kakak!. " teriak Dewi.
"Kakak kenapa sich nggak ngasih tau aku, Papa dan Mama kalau menikah?!." tanya Dewi dengan nada sedikit keras.
"Makanya ..., jangan suka paksa buat nge-jodohin kakak!. Kan, kakak sudah bilang kalau kakak punya pacar!." ujar Bayu.
"Iya ..., maaf dech ..., oiya!, Mama nitip pesan buat Kakak loh ..., katanya ..., kalau Kakak pulang ke kota Royal, Kakak sudah harus bawa cucu buat Papa sama Mama." ungkap Dewi.
Mendengar apa yang telah Dewi katakan, seketika itu Bayu langsung terbangun dari posisi berbaringnya.
"Hah!, Mama sudah gila ya?!." kata Bayu dengan nada lumayan keras.
Suara Bayu yang lumayan keras tersebut sampai terdengar di telinga Risma yang sedang bersantai di kamarnya. Hingga perkataan Bayu membuat Risma yang mendengar nya langsung turun dari lantai kamar tersebut, dan bergegas untuk menghampiri Bayu.
"Siapa yang gila Bay ...?." tanya Risma dari kejauhan yang masih berada di tangga dekat ruang tamu tersebut (Ruangan dimana Bayu dan Dewi sedang mengobrol.), dan sedang berlari ke arah Bayu.
"E_ e_ enggak ada sayank!, oiya sayank ..., kenalin, ini Dewi adik aku, yang sering aku ceritakan itu loh ...." kata Bayu sembari mengedipkan matanya kepada Risma.
Risma paham kenapa Bayu memanggilnya dengan sebutan sayank dan lalu mengedipkan mata padanya.
"Pasti minta aku akting ya ...." ucap Risma dalam hati sembari tersenyum.
Dan Risma pun langsung menyahut ucapan Bayu.
"Oh ...ini ya ..., adik iparku yang kamu bilang paling cantik itu yank?!." kata Risma dan langsung memeluk Dewi.
Saat Risma memeluknya, Dewi tersenyum,dan dengan senang hati menerima dan membalas pelukan tersebut.
Lalu setelah pelukan itu selesai ....
"Kakak pasti yang namanya Kak Risma ya ...?." tanya Dewi.
Sembari tersenyum, Risma mengangguk.
"Wah ..., Kakak cantik banget ..., pasti Mama akan sangat senang melihat Kakak ...." kata Dewi sembari terkagum saat melihat kecantikan Risma.
"Terima kasih sayank ..., kamu juga cantik ...." ucap Risma sembari tersenyum dan mencolek pipi Dewi.
"Dasar cewek-cewek lebay!. " gumam Bayu dalam hati saat mendengar pembincangan mereka.
"Oiya Kak!, karena kalian belum berpesta bersamaku di hari pernikahan kalian, malam ini aku mengundang beberapa clien Royal Industri dan beberapa temanku dari kota Marga loh ..., kita akan berpesta malam ini. " ucap Dewi.
"Mau pesta dimana?." sahut Bayu.
"Disini dong Kak ...,masa di Royal!." kata Dewi.
Seketika itu Bayu dan Risma terlihat sangat terkejut.
"Hah!. Disini?! Sekarang?!." tanya Risma dan Bayu kompak secara bersamaan dengan expresi syok dan kaget setelah mendengar ucapan Dewi.
"Iya Kakak ..., sekarang lah ..., masa taun depan!, tenanglah Kak ..., aku sudah menyiapkan semuanya termasuk kue pernikahan buat kalian".ucap Dewi.
Lalu Dewi memberi isyarat kepada seseorang yang berada di luar rumah yang telah mengawalnya, dengan menepukkan tangannya beberapa kali.
"Plok! Plok! Plok!."
Usai Dewi menepuk kan tangan kemudian datanglah beberapa orang dan menurunkan beberapa kotak hadiah dari sebuah mobil box,dan beberapa krat Anggur, beserta kue pernikahan yang indah dengan tampilan yang cantik.
"Terimalah hadiah dariku ini ya Kak ...." ucap Dewi dengan lembut sembari mengangkat salah satu kotak hadiah dan memberikan nya ke pada Risma.
Sembari tersenyum, Risma pun menerima kotak pemberian dari Dewi tersebut.
"Bukalah Kak ...." ucap Dewi setelah Risma menerimanya.
Sebelum membuka kotak tersebut, Risma menatap Bayu, dan Bayu hanya mengangguk saat Risma menatap nya, yang berarti tandanya "iya".
Melihat Bayu telah mengangguk, Risma bergegas membuka kotak hadiah tersebut sesuai permintaan Dewi.
Dan Risma terkejut, ketika melihat isi dari dalam kotak tersebut. Isi dari dalam kotak tersebut adalah sebuah kalung yang indah yang dilengkapi dengan liontin permata berwarna biru.
"Hah!, ini kan permata harapan?!." ucap Risma sembari menatap Dewi.
"Iya Kakak ..., itu adalah permata harapan (The hope diamond).
Perhiasan ini terbuat dari permata biru seberat 45,52 karat senilai 37triliun. Warna biru yang ditimbulkan oleh batu permata ini diduga merupakan berlian terlangka dan termahal di dunia.
Terlepas dari kenampakan yang mewah, perhiasan ini memiliki cerita yang unik. Cerita menyebutkan bahwa perhiasan ini akan membawa keberuntungan dan nasib baik bagi siapa yang memilikinya.
Dan itu adalah hadiah dari Mama untuk Kakak ...." ungkap Dewi.
"Pakailah Kak ...." ucap Dewi sembari mengambil perhiasan tersebut untuk memakaikan nya pada Risma.
Dan Risma lagi-lagi kembali bengong sembari menatap Bayu, Bayu hanya mengangguk saat Risma menatapnya, saat itu pula Dewi memakai kan kalung tersebut untuk Risma.
Dengan kecantikan yang dimilikinya, menggunakan kalung permata harapan membuat Risma semakin mempesona dan terlihat lebih elegan.
Di saat yang bersamaan pula, para tamu yang di undang Dewi satu persatu mulai berdatangan, mereka dari beberapa perusahaan di kota Marga, termasuk Bian dan Aga juga hadir.
Bayu dan Risma menyambut mereka dengan sangat ramah.
Kemudian merekapun berpesta. Bian, Aga, Bayu dan Risma berada dalam satu meja saat berpesta. Dan mereka minum bersama dalam satu meja tersebut.
Sedangkan Dewi, berada di meja yang lain bersama teman-teman nya.
Walaupun secara mendadak, pesta yang direncanakan Dewi tersebut lumayan ramai. Walau hanya sekedar hanya untuk minum dan makan bersama.
Karena Bayu tidak terbiasa dengan minuman, hanya dalam beberapa teguk saja dia sudah mabuk dan bicaranya mulai ngawur. Pada akhirnya, Risma yang membantu menghabiskan jatah minuman Bayu demi menghormati Bian dan Aga.
"Oiya Mas ..., sebenarnya Mas Bayu dan Mbak Risma ini sudah menikah berapa lama?, kok saya belum melihat anak kalian ya?!." tanya Bian.
Karena mabuk, justru Bayu menjawabnya dengan jujur. (Apa emang orang mabuk itu jujur gini ya?.)
"Si_ siapa yang menikah?, kalau tidak menikah mana bi_ bisa punya an_ nak?." jawab Bayu dengan suara tidak begitu pakem, putus-putus dan tidak jelas sembari menyandarkan kepalanya diatas meja.
"Maksud Mas Bayu gimana?, kok saya nggak paham ya. " kata Bian.
Saat melihat hal itu dan menyadari perkataan Bayu, Risma langsung mengalihkan pembicaraan mereka.
"Sudahlah Pak ..., jangan dengarkan dia, dia kan, lagi mabuk. Jadi bicaranya pasti ngelantur. " kata Risma sembari menepuk-nepuk bahu Bian.