"Tenanglah ... cuma sepuluh tahun ..., dan aku pasti akan selalu bersamamu." ucap Amel untuk meyakinkan Risma agar dia semakin mudah mendekati Bayu dengan adanya kerjasama ini.
"Sepuluh tahun!, hidup bersama dengan dia selama sepuluh tahun itu akan terasa jauh lebih lama dari pada seratus tahun dalam kehidupanku, Amel!!!. " kata Risma.
#Dua Hari Kemudian ....
"Tok! Tok! Tok!."
"Tok! Tok! Tok!."
(Suara seseorang sedang mengetuk pintu.)
"Siapa sih pagi pagi gini!." gumam Risma
Risma langsung bergegas membuka pintu, dia kaget dan matanya tak berkedip saat melihat Bayu ternyata telah berdiri di depan pintu kamarnya.
Bayu terlihat sangat tampan dengan mengenakan kemeja berwarna putih, dengan dasi dan jaz berwarna coklat dan dengan sepatu yang mengkilat, sehingga membuat dia telihat sangat gagah.
"Hey!, kenapa bengong ..., apakah kamu tidak ingin menyuruhku masuk?." tanya Bayu sambil memetikkan jarinya karena Risma malah bengong saat melihatnya.
"Masuklah!, kenapa pagi-pagi sekali udah kesini?, dan kamu tau dari mana kalau kamarku di sini?." tanya Risma.
"Pak Rudi yang memberitahuku, dan dia meminta maaf pada ku atas ulahmu." jawab Bayu dan lalu melanjutkan nya.
"Kita akan pergi ke Global Oil, cepatlah mandi dan bersiap siap!." kata Bayu.
"Sepertinya dia memang tidak normal dech!, dengan pakaianku yang sexy dan tipis ..., pasti bentuk tubuhku sangat terlihat jelas di matanya ..., bukannya mengajak ku berkencan dulu, kek!, malah menyuruhku untuk segera mandi dan pergi bersamanya ke Global Oil!." gumam Risma dalam hati.
Beberapa menit kemudian Risma telah siap untuk berangkat.
Kemudian Bayu dan Risma mulai berjalan menuju lobby dan langsung menuju ke sebuah parkiran untuk pergi ke Global Oil.
Namun di perjalanan menuju parkiran. Risma kembali ngomel-ngomel sendiri.
"Sama sekali bukan cowok!, masa aku nggak di gandeng juga saat jalan!." gumam Risma dalam hati.
Bayu tidaklah seperti laki -laki hidung belang yang selama ini berkencan dengan Risma. Jadi ya ..., wajar saja kalau Bayu tidak memperlakukan Risma seperti para lelaki yang bersama Risma sebelumnya.
Sesampainya di parkiran, Bayu segera membukakan pintu untuk Risma.
(Lumayan lah ..., ternyata Bayu nggak dingin-dingin amat sama Risma.)
"Hah!, apakah ini mobilmu?." tanya Risma yang terkejut melihat mobilnya Bayu. Dan Risma dengan rasa kagum mengelilingi mobil tersebut sembari mengelus-elusnya. ( Nora' dasar!.)
Mobil nya Bayu adalah Lamborghini jenis centenario berwarna hitam, dengan strip dan velg yang berlapis emas, mobil tercepat dan hanya satu satunya di dunia. Karena hanya di produksi satu unit saja.
Mobil mewah ini didesain dengan 6,5 liter yang dapat disedot secara alami pada mesin dan 12 tabung, roda belakang steering dan memiliki kecepatan tertinggi 217 mph. Hal itu menjadi mobil Lamborghini tercepat di dunia yang pernah ada.
Dengan empat roda penggerak dan tujuh gear box percepatan manual secara berurutan membuat keajaiban mobil sport ini bisa melesat dengan kecepatan 0-62 mph hanya dalam 2,8 detik dan 0,186mph di 23.5 per detiknya. Untuk harga, ditaksir seharga 1.7 miliar euro (atau setara dengan Rp320triliun).
Jangankan Risma,mungkin semua warga kota Marga juga tercengang melihatnya.
Bayu membukakan pintu untuk Risma dan memintanya untuk masuk.
"Masuklah ...." kata Bayu sembari memandang Risma yang terlihat begitu cantik, sexy dan anggun.
Di sepanjang perjalanan mereka hanya diam, tidak ada basa basi dan tanpa berbincang apapun, bahkan hingga mereka sampai di Global Oil.
Beberapa orang di perusahaan tersebut tidak asing dengan Risma, bahkan beberapa dari mereka ada yang sudah pernah berkencan dengan Risma.
Terdengar suara dari beberapa orang di lobby perusahaan tersebur sedang membicarakan mereka (Bayu dan Risma).
"Bisa bisanya Mas Bayu jalan dengan wanita murahan itu ya ...." (suara-suara lirih dari mereka).
Risma yang mendengar perbincangan mereka, menanggapinya dengan biasa-biasa saja, santai dan rileks. Tidak masalah bagi Risma, karena hal tersebut sudah sering ditemui oleh Risma.
Tetapi entah kenapa saat dia berada di samping Bayu, di dasar lubuk hatinya yang paling dalam, ia merasa sedikit sakit saat mendengarnya dan merasa dirinya telah membuat malu Bayu.
Namun Risma hanya diam, dan menundukkan kepalanya sambil berjalan memegang tangan Bayu.
"Sebenarnya aku tidak pernah malu dengan kejadian seperti ini!, tapi karena kamu orang baik, aku jadi merasa malu saat berjalan bersamamu Bay ...," kata Risma dalam hati.
Risma terus saja menunduk hingga ada salah satu staf dari perusahaan tersebut yang menyapa mereka.
"Selamat datang Mas Bayu ...,dan istrinya!, di perusahaan kami." kata Indra.
"Perkenalkan Mas, saya Indra wakil direktur di Global Oil, dan kak Bian berpesan sama saya bahwa saya harus menyambut Mas Bayu dan menunjukkan produk yang akan di bintangi sama istri Mas Bayu." ungkap Indra dan langsung menyambung ucapan nya sebelum Bayu mengatakan sesuatu.
"Tapi ngomong-ngomong istri Mas Bayu sangat memuaskan lho ..., saya pernah menidurinya tiga kali, dan kalau boleh saya boking, saya akan boking dia hari ini dan berkencan dengan nya di ruangan kantor saya Mas, setelah selesai urusan kita. " kata Indra.
Sontak semua orang yang berada di lobby tersebut tertawa terbahak bahak dengan semua mata tertuju kepada Bayu dan Risma.
Risma yang biasanya tegar, entah kenapa saat itu pula dia meneteskan airmata dan langsung memeluk Bayu dan berkata.
"Antarkan aku pulang saja ..., aku tidak pastas berada di sampingmu, aku hanya akan membuatmu malu. " kata Risma sembari meneteskan air mata.
Ternyata di situ Risma bukan sedih karena dia dihina, tetapi Risma sedih karena bersamanya pasti Bayu merasa sangat malu saat semua orang menatap mereka, dengan gunjingan-gunjingan yang di lontarkan oleh orang-orang tersebut kepada mereka.
Namun Bayu tidak seperti apa yang difikirkan Risma.
Perlahan Bayu melepaskan diri dari pelukan Risma dan pelan-pelan berjalan mendekati Indra.
Lalu Bayu memegang punggung Indra dan berkata.
"Bapak Indra yang terhormat!, semua orang berhak untuk berubah, dan hargailah dari setiap perubahan seseorang itu. Apakah anda merasa lebih baik ketika anda sudah punya istri dan anak, bahkan anak bapak seumuran dengan gadis ini!." kata Bayu sembari menunjuk Risma dan lalu melanjutkan ucapan nya.
"Tetapi bapak tidak menjaganya dan malah menidurinya, apakah perbuatan itu jauh lebih mulia dari seekor binatang yang paling hina?." tanya Bayu.
"Tetapi, kan saya membelinya!." kata Indra.
Bayu tersenyum.
"Lebih baik kita memberinya uang, tetapi tidak akan menyentuhnya dan bahkan menidurinya. Demi menjaga harga diri kita dan hati pasangan kita, karena meniduri wanita tersebut secara tidak sengaja telah membuat kita justru akan jauh lebih hina dari padanya. " kata Bayu.
Dan semua orang pun terdiam
"Apakah bapak Indra tau bagaimana perasaan istri Bapak saat Bapak melakukan itu semua?!, atau bahkan mungkin Bapak tidak pernah perduli dengan perasaan istri Bapak!. " kata Bayu.
"Kenapa Mas Bayu malah menceramahi saya?!, memangnya Anda siapa?!." tanya Indra dan lalu kembali bicara sebelum Bayu menjawabnya.
"Istri itu urusan keluarga saya, jadi Anda jangan ikut campur dengan urusan keluarga saya." kata Indra.
"Kalau Anda tidak mau keluarga anda saya usik!. Ya Anda!, juga jangan pernah sekalipun mengganggu ataupun menyinggung keluarga saya!. Atau kalau tidak!, saya tidak akan segan-segan memecahkan kepala Bapak!. " kata Bayu dengan tegas sembari mengeluarkan sebuah pistol dari balik bajunya.
Semua orang di ruangan tersebut langsung bubar ketika mendengar peringatan dari Bayu dan melihat hal tersebut.
Namun Indra masih tetap berdiri tegak di tempat tersebut tanpa beranjak satu langkahpun dari tempat ia tengah berdiri.
Tanpa Indra sadari sebenarnya Bian dan Isma sudah berdiri di depan pintu lobby perusahaan tersebut.
Indra mempunyai seorang istri yang bernama Isma, dan selain dari istri Indra, Isma adalah salah satu adik nya Bian, yang menjabat sebagai sekretaris di Global Oil.
"Indra!!!," sekarang juga kamu hengkang dari perusahaan saya!!." teriak Bian dengan keadaan marah.
Saat itu pula, Isma langsung menampar Indra.
"Plak! ."
"Dan aku akan mengurus surat perceraian kita." kata Isma menyahut perkataan Bian.
Indra langsung berlutut dihadapan Isma.
"Istriku ..., maafkan aku ..., aku hilaf sayank ..., aku mohon jangan ceraikan aku." kata indra.
Usai berkata Indra langsung berlutut di bawah telapak kakinya Bian.
"Kakak ..., aku mohon maafkan aku Kak!, jangan mengusirku hanya karena wanita jalang dan pemuda tak berguna ini Kak." kata Indra.
Seketika itu Bian langsung menendang Indra, hingga dia terkapar.
"Tutup mulutmu Indra!, apa kamu sadar kamu sedang berhadapan dengan siapa?!." ucap Bian.
"Iya Kak, dia kan cuma model iklan kita!, diluar sana masih banyak model lain yang lebih baik dari nya Kak. " kata Indra.
Mendengar apa yang telah Indra katakan, Bian langsung menampar Indra sampai beberapa kali.
"Plak! Plak! Plak!."
"Asal kamu tahu!, Mas Bayu adalah pengusaha muda, pemilik ROYAL INDUSTRI, dan dialah yang nanti akan membeli minyak dari Global Oil!." kata Bian.
"Apa!!!, kenapa Kakak tidak bilang dari awal!" Kata Indra yang begitu mendengar penjelasan dari Bian, dia langsung berlutut di depan Bayu.
"Mas Bayu ..., tolong maafkan saya Mas, saya sudah salah telah menghina istri Mas Bayu. Kumohon Mas ...." kata Indra sembari menangis memohon sama Bayu.
Dan saat itu pula langsung terdengar suara teriakan yang begitu keras.
"Satpam!!!. Seret dan usir dia dari sini, sekarang juga!." teriak Bian yang telah memanggil satpam dan menyuruhya untuk mengusir Indra.
"Jangan bawa aku ..., istriku ..., tolong aku istriku ...." teriak Indra yang telah di seret keluar oleh beberapa Satpam.
Isma sama sekali tidak memperdulikan Indra, dan hanya diam walaupun air matanya menetes membasahi pipinya.
"Terima kasih ya Mas Bayu dan Mbak Risma ..., dengan kejadian ini akhirnya saya bisa menceraikan suami saya." ucap Isma.
Mendengar ucapan adiknya, Bian merasa senang, karena Isma mampu menerima semua ini dengan lapang dada.
"Apa kamu baik-baik saja Isma?, jangan menangis ya ..., laki-laki semacam itu tidak pantas untuk di tangisi." kata Bian.
"Tidak Kak ..., aku justru senang. Karena dia sering memukuliku hingga aku pingsan dan bahkan semalam dia hampir membunuhku Kak. " ungkap Isma.
"Hah!, jadi luka di lehermu ini ...?!." kata Bian sembari melihat kembali luka di leher Isma.
"Iya Kak ..., dia yang melakukannya." sahut Isma.
"Sialan!, kenapa kamu tidak pernah menceritakan nya padaku, dan justru selalu menutupinya!." ucap Bian dengan kesal.
"Maafkan aku Kak ..., yang penting semuanya sudah beres dan sudah tidak ada lagi yang namanya Indra." kata Isma dengan lembut.