Chereads / TAINTED MEMORY / Chapter 20 - (020) FEAR

Chapter 20 - (020) FEAR

Minggu ini terasa sangat sibuk, sudah dari kemarin masalah terus berdatangan ke perusahaan Fei, barang dari rekan bisnisnya selalu bermasalah, hingga dia harus menyuruh Rani menelepon pria tua itu, namun orang itu selalu berputar - putar dan meminta bertemu dengan Fei secara pribadi, yang pastinya ditolak oleh Rani.

Hingga akhirnya mereka setuju untuk mengadakan meeting di kantor Fei, Gio dan Win juga hadir saat meeting itu berlangsung karena mereka berhubungan dengan pembayaran dan barang bermasalah

"jika anda masih mengirimkan barang yang bermasalah kepada kami, saya rasa kita harus mengakhiri kontrak ini", Fei dengan tegas menyatakan maksudnya

"ga bisa gitu dunk nona Fei, kita disini juga sama - sama cari untung, kalau nona minta barang murah ya saya bisa kasih yang kayak gitu, kecuali ada hal pribadi yang mau nona tawarkan ke saya", amarah Fei terlihat dari wajahnya, disaat dia duduk jauh dari pria tua genit itu, namun perkataannya tetaplah sampai kepada Fei

"kita ini kerja profesional, jika tidak sesuai dengan kontrak maka saya minta ini dibatalkan, kita tidak butuh kerjasama yang merugikan", sarkas Fei

"saya ini profesional, yang tidak profesional itu nona Fei yang tidak bisa memberikan sedikit service bagi suplier ini", pria tua itu menjawab sambil mengedipkan matanya

Gio mengepalkan tangannya hendak berdiri dan menonjok pria tua itu namun ditahan oleh Win

"Win, kembalikan semua barang bermasalah itu dan Gio batalkan semua pembayaran untuk barang bermasalah ini, saya tidak mau membayar barang yang tidak bisa saya jual", Fei menutup rapat

Sesaat dia hendak berdiri dan meninggalkan ruang meeting, sebuah tangan meraih pundaknya dan merangkulnya, dengan cepat Fei berbalik dan gemetar saat melihat pria tua mesum itulah pelakunya, Win dengan cepat berlari dan menarik Fei kedalam pelukannya sedangkan Gio yang sudah emosi dari tadi hendak melayangkan pukulannya kearah pria tua itu namun berhasil ditahan oleh teriakannya Rani

"Sudah hentikan", Rani berteriak sambil berusaha menarik Gio

Keadaan diruang meeting itu memanas saat Fei yang gemetaran berada dipelukan Win

"ternyata anda menyukai bocah muda yang miskin dibandingkan pria mapan seperti saya", pria tua itu membenarkan jasnya dan berlalu pergi, sebelum dia keluar ruangan dia berkata, "baik mari kita batalkan kontrak ini, dasar wanita murahan", yang membuat Gio kembali mengamuk namun ditahan oleh Rani

"Fei", Win mencoba mengembalikan kesadaran Fei, namun gadis yang dipanggilnya itu masih ketakutan dan gemetaran

Gio mengguncang badan Fei, namun gadis itu juga tak merespon

"Fei kamu kenapa, jawab aku Fei", namun tetap tidak ada jawaban, pandangan gadis itu kosong

"pak Gio bisa minta tolong untuk mengirimkan berkas pembatalannya segera", Rani menyela, Gio yang fokus kepada Fei kini menatap Rani

"Fei kenapa bisa seperti ini?"

"saya jelaskan diluar", Rani membukakan pintu untuk Gio, dan meninggalkan Fei dan Win berdua diruang meeting

"Fei, semuanya sudah pergi, kamu aman sekarang", namun gadis dalam dekapannya tetap gemetar namun tidak separah sebelumnya, Win memapah Fei dan mendudukkannya di kursi kemudian menatapnya, namun gadis yang ditatapnya hanya menunjukkan tatapan kosong, kemudian Fei menunjukkan ekspresi mual dan ingin muntah, namun Win dengan cepat menarik Fei dan menciumnya, membuat Fei menatap pria itu kemudian terhanyut dalam ciuman itu

Sementara Gio mengikuti Rani kedalam ruangannya

"sekarang jelaskan kenapa Fei seperti itu", Gio menuntut jawaban atas kejadian yang barusan dilihatnya

Rani duduk di kursinya sedangkan Gio masih berdiri sambil melipat tangannya

"bisa kau tutup pintunya", Rani menunjuk pintu yang terbuka

Gio dengan segera menutupnya dan duduk dikursi yang berhadapan dengan meja Rani

"Miss Fei Trauma dengan pria tua",

"kok bisa, waktu dulu aku sama dia, dia ga gitu kok, seingatku dia ga takut sama pria tua", Gio mengingat masa saat mereka masih bersama

"bapak itu berada terlalu jauh dimasa lalunya Ms Fei", Rani menghela nafas

"kenapa dia bisa begitu"

"Ms Fei dulu sempat dijodohkan sama pria tua, dan dia", Rani menghentikan perkataannya

"dia apa?",

"mengalami pelecehan seksual", Rani menundukkan kepalanya

Brak

"apa?", Gio menggebrak meja, membuat Rani terkejut

"kok bisa, siapa yang berani - beraninya jodohin Fei dengan pria brengsek itu", Gio berteriak

"ibunya Fei", Rani menjawab

"tapi mama kan baik", Gio tidak mempercayai apa yang barusan dia dengar

"setelah itupun Ms Fei dijodohkan lagi dengan duda dua anak yang anaknya mungkin seumuran dengan pak Gio", kali ini Gio mengepalkan tangannya erat dia tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh Rani barusan, namun mengingat apa yang terjadi di ruang meeting membuatnya mau tidak mau percaya dengan semua cerita itu

Gio meninggalkan ruangan Rani dan kembali ke ruangan meeting, saat dia membuka pintu dia mendapati Win dan Fei sedang berciuman yang membuat amarah Gio semakin meledak, namun dia tidak bisa memaki Win disaat itu, dia melihat Fei yang lebih tenang didalam pelukannya Win.

Ruangan accounting, Win masuk tanpa mengetuk pintu, dia menghampiri Gio yang sedang sibuk dengan komputernya

"tolong bawa pulang motorku", Win menyerahkan kunci kehadapan Gio

Silvia admin HRD yang kebetulan berada diruangan itu menggoda mereka

"cie cie"

"bawa pulang sendiri, kenapa lu suruh gue", kesalnya

"aku mau antar Fei pulang sekarang, ga mungkin dia aku bonceng naik motor", Win menghela nafas menghadapi pria didepannya.

"bukan urusan gue", Gio mengindahkan Win dan kembali menatap komputernya

"ini urusan lu juga, kalo dirumah ga ada motor gue ga bisa beli bahan makanan untuk makan malam kita berdua", ancam Win yang membuat kaget seisi ruangan yang mendengarnya.

Gio berdiri dan menatap Win marah tangannya mengepal hendak memukul Win, namun tertangkap oleh Win sebelum mengenai mukanya

Silvia sudah berlari menuju ruangannya

"Pak Frans, pak, Win sama Gio berantem", silvia mengadu kepada pria berkacamata didepannya

"berantem apa?, bukannya mereka lagi meeting ya", Frans yang sibuk mengurus data karyawan itu mau ga mau harus ikut campur

"pak Gio marah karena ga mau bawa pulang motornya Win, mereka tinggal serumah kayaknya pak", Silvia menjelaskan dengan nada meyakinkan

"bagaimana bisa, hmm, pasti ini salah satu ulahnya Fei", Frans mulai menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"ya sudah saya kesana, mereka berantem dimana?"

"ruangan pak Gio pak", Silvia mengambil botol minumnya dan segera meneguknya, dia merasa haus setelah melihat adegan panas barusan.

Gio mengambil kunci motor Win dengan kesal, sedangkan Win tersenyum penuh kemenangan dan meninggalkan ruangan itu sambil bersiul

"Gio apa yang kau lakukan", Frans membuka pintu ruang keuangan dengan tergesa gesa

Seluruh ruangan melihat ke arah Frans kecuali Gio yang sibuk dengan pekerjaannya

"kerja", jawabnya tanpa melihat Frans

"kamu bertengkar lagi dengan Win?"

"kalau kau maksud gue mukul tuh bajingan, belom kesampean", jawabnya sarkas

"kenapa kalian ga bisa akur seh?", Frans menggaruk kepalanya

"kenapa katamu hah?, gimana gue bisa akur kalo dia nyium Fei didepan mata gue, terus sekarang dia nganter Fei pulang, lu suruh gue sama dia akur hah", Gio berdiri dan mengamuk

Seisi ruangan terdiam, mereka merasa perkataan Gio terlalu aneh

"kok aku dengernya kayak istri yang marah saat lihat suaminya mencium wanita lain dan mengantarkan wanita itu pulang", ledek Frans

Gio benar - benar marah, namun dia tidak bisa memukul kepala HRD ini, nyawanya diperusahaan ini ada ditangan orang ini. Akhirnya dia membanting pantatnya kasar ke kursinya

Win merangkul Fei masuk kedalam rumahnya, gadis itu tidak berbicara sepatah katapun, dia hanya melepaskan celana panjangnya dan berjalan menuju halaman belakang, Win mengikutinya dengan was - was, Fei memasukkan tubuhnya kedalam kolam, menenggelamkan kepalanya kedalam air, sedangkan Win melihatnya dengan cemas dari pinggir kolam, tidak sampai 10 detik Fei mengangkat kepalanya kemudian berenang seperti biasa.

Win menunggu Fei di tepi kolam, hingga gadis itu menyudahi berenangnya, Win memberikannya handuk yang diambilnya dari dalam rumah.

"mau makan apa", tawar Win begitu mereka masuk kedalam rumah

"nanti saja gampang",

"kamu pasti ujung - ujungnya beli makanan siap saji, ga bagus Fei", tegur Win

"kalau gitu ayo belanja kepasar, aku mandi dulu tapi", dijawab dengan anggukan oleh Win sedangkan Fei sudah berjalan menuju kamar mandi

"Win ambilin baju dunk", Fei berteriak dari dalam kamar mandi, Win berjalan kelantai 2 kedalam kamar yang sudah berubah fungsi menjadi walk in wardrobe oleh Fei, dia mengambil sepasang pakaian dalam, celana pendek dan kaus kemudian turun dan memberikannya kepada Fei.

Fei yang sudah berpakaian keluar dan berjalan bersama Win kemobil, mereka pergi menuju pasar terdekat.

Gio berjalan dengan kesal menuju parkiran motor, beberapa pegawai melihatnya sambil berbisik dengan temannya.