" Manasa.." Suara bisikan mengusik telinga Azhura, membuat peri itu memgernyitkan dahi dalam tidurnya. Merasa sangat terganggu.
" Manasa, dengarlah panggilanku" Azhura ingin membuka matanya, tapi sulit dan berat.
" Manasa bangkitlah. Penuhi panggilanku." Mata mana terbuka tapi dalam mode tempur berwarna merah menyala, kukunya menghitam lalu meruncing tajam. Asap hitam menyelimuti tubuhnya, merubah baju yang dikenakan Azhura menjadi merah begitu juga rambut panjangnya.
" Haahh...huh..huh..huh.." Azhura terbangun, menyadari bahwa dai baru saja bermimpi.
" Hei. Kau baik-baik saja Azhura." Arest yang tidur di sebelahnya terbangun. Ops perlu diluruskan ne yaaa... diranjang terpisah.
Arest menghampiri Azhura, melihat Azhura berkeringat dingin dan wajahnya memucat. Dia pun menghampirinya dan duduk tepat disebelah Azhura seraya menggenggam tangannya dengan cemas. Sementara peri cantik itu hanya melempar tatapan kosong kedepan tanpa menghiraukan Arest.