Chereads / ELEVEN ELEMENTS. The Beauty Controllers Ever / Chapter 18 - Winta Woods dan Pewaris Cleova

Chapter 18 - Winta Woods dan Pewaris Cleova

Kabut gelap tampak rapat dan nyaris tanpa cahaya, hanya beberapa obor yang menghiasi lorong itu pun sangat sedikit. Bisa dikatakan tidak menerangi apapun di kastil tua penuh kegelapan ini. Di lorong gelap itu Zord menyeret tubuh seseorang yang tampaknya sudah tidak bernyawa.

" Anda benar tuan, manusia ini sangat teguh dengan rahasianya. Dia bahkan tidak mengatakan apapun hingga nyawa nya tercabut."

Mayat yang sedang dibicarakan Zord adalah mayat dari seorang Klan Cleova, mayat itu terlihat sangat dehidrasi karena menolak apapun yang anak buah Evost berikan padanya, baik makanan atau minuman. Dia takut apapun yang berasal dari Evost dapat memaksa rahasia yang dijaganya (Sang Jada) keluar darinya. Karena itu dia memutuskan tidak makan atau minum apapun, hingga akhirnya dia mati kedinginan dan kelaparan.

" Hmmm, dia baru mati." Seketika Evost dalam wujud awan hitam dengan mata ungunya terbang meninggalkan tubuh yang ia tempati dan masuk ke dalam tubuh mayat klan Cleova itu. Untuk beberapa saat Evost dapat melihat penggalan-pengalan ingatan yang tidak utuh dan juga tidak jelas. Dalama potongan ingatan itu tampak simayat memiliki seorang putra, lalu ingatan itu berganti memperlihatkan bahwa dia adalah kepala suku klan tersebut. Lalu Evost melihat ada jalan setapak, tapi tidak jelas itu dimana. Di ujung jalan itu ada mawar putih berukuran besar yang perlahan menghitam, lalu si putra kepala suku itu tampak memijakkan kakinya diatas mawar itu dan membiarkan kakinya berdarah oleh duri-duri batang mawar. Lalu ingatan itu perlahan samar dan hilang.

Evost keluar dan melayang sesaat di udara. Dia terlihat berpikir sangat keras. Zord yang bingung terus memperhatikan Evost yang terbang berkeliling ke sana ke mari tidak tentu arah.

" Apa yang mengganggu pikiran anda tuan?"

" Ingatannya sangat ambigu, aku tidak mengerti. Potongan ingatannya terlalu singat dan rumit. Sepertinya mengkhawatirkan banyak hal, sehingga tidak jelas yang kulihat dari ingatannya adalah ingatan yang sesungguhnya atau mimpi buruk yang menghantuinya. Tapi satu hal yang pasti, dia adalah kepala suku Klan Cleova. Harusnya aku bisa mengorek informasi yang penting tapi...Errggghhh."

" Kepala suku?"

Zord mulai mengingat kembali dimana dia menemukan orang ini saat perburuannya di perbatasan Negara Arian. Lelaki ini sendirian berlari menjauhi Arya. Zord barusan memyadari sesuatu, bahwa kepala suku ini bukan lari darinya tapi justru menyerahkan diri. Terlebih dia tidak memakai atribut apapun yang menandakan dirinya kepala suku sebuah Klan. Itu artinya dia sudah menentukan kepala suku yang baru, dan lelaki ini sedang menjauhkan Zord dari klannya dengan mengorbankan dirinya.

" Tuan, sepertinya kita harus kembali berburu Klan Cleova. Jika dugaan anda benar bahwa dia kepala suku maka..." Evost berbalik menatap Zord

" Dia memiliki sesuatu yang sangat penting untuk dijaga." Evost menambahkan

" Anda benar tuan, mungkin klan Cleova benar-benar tidak tau dimana Sang Jada, mereka hanya tau bagaimana membangkitkannya. Tapi tidak dengan kepala suku, pasti kepala suku memiliki pengetahuan yang lebih dari itu. Maka itu artinya dia bisa saja tau dimana Sang Jada bersembunyi."

" Tempat?" Evost mengingat tempat yang dilihatnya dalam potongan ingatan tadi, tempat itu sangat asing baginya. Tapi dia menyadari sesuatu.

" Apakah anda melihat sesuatu dalam ingatannya Yang Mulia?"

" Yah...tempat itu. Tempat yang belum pernah kulihat itu... awalnya kau sangat kesal karena tidak tau dimana tempat itu. Tapi aku sadar bahwa satu-satunya tempat dibelahan bumi yang yang belum pernah kulihat hanyalah isi Winta Woods. Jika tempat itu belum pernah kulihat maka bisa jadi itu bagian dari Winta Woods. Mengingat bagaimana sulitnya Winta Woods ditembus siapapun, berarti tempat itu tidak ingin disentuh. Itu artinya...."

" Winta Woods melindungi sesuatu atau sesuatu sedang melindungi Winta Woods. Maka dapat dipastikan Sang Jada ada disuatu tempat di dalam Winta woods, begitukan tuan?"

" Hahahahaha...Hahahahahaha." Evost terlihat senang, matanya berbinar dan membesar.

" Kita tidak perlu lagi memburu Klan Cleova, yang kita butuhkan saat ini hanya mencari cara untuk masuk dalam Winta woods. Benarkan tuan?"

" Ditambah lagi Arest dan semua Controller terkuat sudah dengan suka rela mengumpulkan dirinya disana. Aku cukup mendatangi satu tempat tapi semua tujuanku ada disana, Hahahahahahahha..."

" Katakan perintah anda tuan." Zord yang udah sangat paham situasi, ngedadak semangatnya jadi membara

" Tahan dulu Zord, sebelum kita mengunjungi mereka aku akan memastikan satu hal terlebih dahulu. Zord letak mayat ini di tepi Winta Woods, jika dugaan kita benar maka mayat ini akan sangat cukup untuk mengucapkan salam "

*****

" Semakin hari Zerro semakin mengerikan, aku takut Arest." Dave

" Kau masih mencemaskan itu kak?" Arest. Dave mengangguk serius. Wajahnya terlihat sangat gelisah dan gusar.

Kedua sahabat ini sedang keluar dari rumah perlindungan dang menyisiri hutan Winta Woods tanpa tujuan yang jelas. Awalnya sih karena Dave pengen cari udara segar aja. soalnya kelamaan seruangan denga Zerro ngebuat Immortal Ice ini sulit bernapas dengan normal. Syok terus ngeliat kelakuan Zerro yang udah diluar batsa sabar.

" Apa kau tidak takut Arest?"

" Entahlah kak, entah kenapa aku yakin pada Kak Zerro bahwa dia tidak akan melukai ku. Meski dia sudah hilang nalurinya, kadang sangat kejam dan kasar tapi aku mengagumi nya."

" Kau serius Arest?" Dave syok hebat, terlebih melihat tawa polos Arest yang seolah menjelaskan bahwa perasaan Arest tulus sekaligus polos.

" Ya kak. Coba pikirkan, jika memang dia ingin melukai ku dia bisa saja melakukannya saat aku belum menguasai element apapun kan. Tapi dia tidak melakukannya, dan tanpa kita sadari dia terus memberi pengetahuan hal-hal yang harus aku waspadai. Benar kan?" Arest menyantap buah ditangannya dengan lahap tanpa perasaan khawatir sedikit pun. Seolah emang ga ada yang sedang terjadi.

Oh iya sedikit informasih neh, Arest udah bisa menguasai pengendalian tanaman. Jadi suka numbuhin buah ini itu seenaknya sambil dia jalan atau duduk. Secara emang Raja cakep yang satu ini doyan banget makan. Oh iya juga, lupa lagi neh...selera makan doi udah balik loh.

" Yah juga sih..."

Krakkk...

Wajah Dave dan Arest seketika membeku, mendengar suara ranting yang dipijak. Arest mengeluarkan pengendalian hewannya, mengganti pandanganya menjadi setajam elang. Lalu memeriksa sekeliling dengan seksama, pandangannya berhenti pada sebuah pohon yang rindang tak jauh dari mereka berdiri. Tampak seorang anak kecil laki-laki keluar dari balik pohon dengan hati-hati. Dave segera berubah ke mode tempur, pikirannya langsung otomatis aja ngelindungin Arest. Ga perduli, padahal Arest udah bisa ngelindungi dirinya sendiri.

" Hentikan kak, itu hanya anak kecil." Mata controller Dave memudar karena tepukan tangan Arest.

" Anak kecil? Bukankah tidak ada seorang pun yang bisa memasuki Winta Woods selain kita. Lalu kenapa bisa ada anak kecil di Winta Woods?"

Pikiran Dave sedikit terbuka, tapi saat dia hendak menjawab pertanyaan Dave dirinya dikejutkan karena si anak kecil tiba-tiba aja udah menyentuh tangannya. entah sejak kapan dan gimana juga gituh si anak kecil udah sangat dekat dealam hitungan detik. Dan anak kecil itu bicara.

" Ikutlah dengan ku."

Arest dan Dave kembali membeku, hati mereka menolak keras. Mau dipikir gimana pun tetap aja ini aneh. Tapi pesona anak kecil ini seolah menghipnotis keduanya.