Hari itu Gecha tersenyum lebih manis dari biasanya. Dia juga terlihat semakin cantik setiap harinya dimata Aron. Pengendali api itu tidak sadar bahwa cinta sudah tumbuh secara liar didalam hatinya. Dia juga tidak paham bahwa perasaan cintanya yang tumbuh subur saat ini sedang terancam musnah dalam hitungan jam.
Gecha seolah terlahir kembali karena wujud barunya, hatinya juga ikut ganti kulit kayanya. Soalnya dari yang beringas, brutal dan penuh dendam. Berubah jadi lembut, penyayang dan rapuh. Tapi semua itu membuat hari-hari Aron jadi lebih indah. Bahkan saat ini dia masih belum lupa bagaimana Gecha yang terus menempel padanya, perlahan membuatnya melakukan hal-hal indah yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya.
" Aku tidak tau apakah informasi ini penting atau tidak. Tapi kupikir bisa sedikit membantu." Ucap Aron membuka pertemuan Controller, semuanya hadir kecuali Efora dan Jumi.
" Gecha sebelum...uh..." Aron kembali membuang napas berat. Sulit untuk menahan air mata yang terus mendobrak keluar. Tapi tidak mungkin di aterus kalah dengan kesedihan ini dia harus bangkit
" Selama menjadi pengikut Evost Gecha menyadari satu hal yang aneh dari penguasa kegelapan itu. Tepatnya itu dimulai saat Kak Arest dilahirkan, Evost terlihat tak berdaya dan lemah. Dan mulai memerintahkan untuk memberikannya tubuh dari Controllers terkuat, untuk dijadikan inang. Tapi dia tidak pernah tau alasan Evost melakukan itu. Yang pasti Evost akan marah jika mereka terlambat memberikan korban inang atau iang yang mereka berikan mudah rusak atau tidak bertahan lama." Aron
" Jadi dia butuh tubuh orang lain untuk tetap hidup?" Gase bergumam sendiri
" Bukan, lebih tepatnya energi. Kelahiran Kak Arest sepertinya mematahkan beberapa mantra kegelapannya, sesuai ramalan bukan. Evost melemah karena kehadiran Kak Arest, tubuh para Controller itu sepertinya membantunya memulihkan cakra." Analisa Hyeka
" Hmmm... ada benarnya juga, sebelum Arest lahir dia tidak membutuhkan semua tubuh itu. Berarti bukan alasan utama untuk hidup. Yah...Hyeka benar, Cakra murni seorang Controller dapat meningkatkan cakra sekaligus power Controller diatasnya (level). Itu kenapa Controller dengan level rendah sering terbunuh dalam pertarungan Controllers terkuat. Atau setidaknya cakra mereka terhisap... yah ...itu masuk akal." Thunder
" Ok...anggap saja analisa kalian benar, lalu apa yang harus kita waspadai untuk hal itu? BIsa kita langsung saj ake intinya, karena aku sedang malas untuk berpikir." Venus. Hadehhh...males mikir banget sih ne orang.
" Zerro." Illo menjawab otomatis tanpa sadar sambil gemetar, serius dia sedang takut sekarang.
" kau kenapa Kak?" Venus menyadari tubuh Illo yang mendadak gemetar, wajahnya juga memucat.
" Diantara kita hanya Zerro yang tercipta dari cakra murni, dia tidah lahir dari jiwa terpilih. Tapi lahir dari cakra yang diciptakan Arest sendiri." Thunder
" Hei... tunggu. Itu berarti Arest adalah ibu mu kak?" Oska tertawa, entah kenapa baginya itu sangat lucu. Zerro tersenyum.
" Aku tidak perduli darimana asalku, tapi satu hal yang pasti tidak ada sekutu bagiku termasuk kalian bahkan Arest. jadi maaf, Arest bagiku kau tetap... si lemah." Zerro
" Kak Zerro, kau keterlaluan." Alpha
" Heh.... Arest yang memberikan sikap ini padaku, jika kalian tidak suka silahkan salahkan dia."
" Kalian terhubung? Emmm...maksudku jika Zerro itu...maka itu artinya kalian pasti memiliki ikatan kan? " Dave
" Hmmm..." Zerro tersenyum
" Aku tidak merasakan apapun." Arest
" Kau yakin?" Aron
" Ya setidaknya sampai saat ini. Menurut tidak ada pengaruh apapun dari kak Zerro padaku, apapun yang dia lakukan. Kecuali....jika itu.." Arest
" Apa?" Oska tampak tidak sabar
" Apakah sebaliknya? Aku mempengaruhi Kak Zerro?" Arest mulai menyadari sesuatu
" Wah... ini semakin menyeramkan." Illo
" Ternyata kau tidak terlalu bodoh Arest. Hmmm...tidak buruk." Zerro
" Jadi itu benar Zerro?" Thunder mulai paham kenapa Illo terlihat sangat takut.
" Jika kau sudah tau maka sebaiknya dari sekarang kendalikan dirimu Arest. Emosimu sangat mempengaruhiku terutama saat kau marah, sedih, takut dan putus asa. Semakin besar emosimu maka semakin besar kekuatan ku meningkat." Zerro. Dave meremas lengan Arest, mewakili rasa takut yang merayapi pikirannya.
Arest mengumpulkan ingatannya dan kembali mengingat ke belakang mirip adegan mundur. Sialnya dia menemukan fakta-fakta yang cukup membuat matanya terbelalak. Sikap kasar Zerro, cara dia bicara bahkan sikap diamnya membiarkan hal berbahaya sedang terjadi didekat mereka. Itu semua dia sengaja untuk memancing emosi Arest. Dan bayangkan saja jika mereka belum mengetahui fakta ini, seperti apa semena-menanya Zerro memanfaatkan Arest untuk meningkatkan kekuatannya. Lalu apa jadinya jika Zerro meningkatkan kekuatannya untuk mengalahkan Arest.
" Jadi itu jebakan?" Arest, yang lain diam karena ga ngerti apa yang sedang Arest pikirkan.
" Itu sebabnya kau tidak melakukan apapun saat aku berlutut memohon padamu, tidak menyerang atau menggunakan kekuatanmu. Karena saat itu aku melakukan hal yang benar? Jadi jika aku bersikap bijaksana atau katakanlah melakukan hal yang benar maka kau juga terpengaruh dengan hal itu kak?"
" Jadi sebenarnya kau juga melemah saat itu Zerro? Itu kenapa kau menerima permintaan Arest dab bergabung begitu saja dalam kelompok ini?" Thunder bergumam dalam hati.
" Apa aku saja yang baru menyadari kalau Arest ternyata cukup pintar?" Gi Ai berbicara sendiri sangat pelan, hingga hampir tidak ada yang mendengarnya.
" Jadi saat itu kau juga ikut lemah kak?" Tatapan Arest penuh selidik ke arah Zerro. Jika apa yang dipikirkannya benar, maka Arest sudah menemukan solusi untuk menghadapi Zerro.
" Hmmm... bisa dibilang begitu tapi itu bukan satu-satunya alasan" Zerro tersenyum, tapi anehnya wajahnya ikut senang.
" Dan pecayalah alasan sebenarnya juga tidak terlalu bagus buat kalian. Malah mungkin lebih buruk." Sahara, yang sejak kematian Gecha dia jadi sangat ketus dan tempramen.
" Kau sudah mulai mengerti cara kerjanya kan Arest? Berarti kau sudah siap." Zerro
" maksudmu?" Dave
" Dia sudah siap untuk menghadapi Evost." Zerro
" Secepat itu? Tidak. Jangan gegabah Arest, kau harus kontrol kekuatanmu dulu." Dave
" Evost tidak akan menunggu dia siap atau tidak. Evost bisa datang kapan saja dan menghancurkan Arest dengan semua kemampuannya. Dan kapan pun itu Arest harus menghadapinya. Aku sarankan dia siap sekarang atau jika kau tidak yakin menyerah saja." Zerro. Serius? sekarang di asudah muali memprovokasi Arest? untuk apa coba? Bukankah mereka tidak sedang berperang?
" Tunggu." Hyeka yang sejak tadi diam, nyimak gitulah ceritanya trus mikir keras. Dan sepertinya dia mulai ngerti.
" Kak... apa kau juga menyadarinya?" Hyeka bertanya ke Zerro dan Arest. Menatap mereka bergantian mewakili pikirannya yang menuntut jawaban segera.
" Evost mengincar Kak Zerro untuk dijadikan inangnya. Selain karena Zerro adalah jiwa murni yang mampu menopang kekuatan Evost, kekuatan Zerro ditambah pengaruhnya terhadapku maka itu seperti.." Arest
" Menang banyak kan." Dave
Semua hening sesaat dan mulai memahami situasi dengan satu suara yang sama. Dana masing-masing dari mereka mulai merasakan hal mengerikan apa yang sedang Evost rencanakan."
" Apa kau juga menginginkan Evost kak?" lagi-lagi pikiran polos Gase memberi pencerahan.
" Kau tidak memikirkan hal yang sama dengan Evost kan kak?" Oska
*****