Perasaan sialan yang mampu membuat Qionglin tidak tidur semalaman. Tidak hanya itu Qionglin juga mendengar kembali lonceng yang sempat dia dengar beberapa hari lalu. Dan ya semua orang berbaju merah dengan lampu menggantung lagi-lagi melewati rumah Qionglin. Kali ini Qionglin tidak melihat ada tandu atau mungkin isakan wanita. Bahkan saat Qionglin mengikutinya kembali, semua orang itu seakan tahu dan merasa jika ada yang mengikutinya. Padahal Quonglin sudah merubah dirinya menjadi ular.
Sejujurnya Qionglin sangat penasaran dengan Kuil itu, Wenhua bilang jika Kuil itu dijaga oleh makhluk jahat yang menyerupai Iblis. Entah bagaimana bentuknya tapi Qionglin sangat penasaran akan hal itu. Dia ingin tahu isi kuil itu apa saja, dan suasana kuil itu bagaimana. Sampai-sampai semua orang tidak ada yang berani ke kuil itu.
Bahkan saat bertanya pada Xianlun pun Qionglin tidak pernah mendapat jawaban apapun. Wanita itu juga pertama kalinya melihat Kuil itu selama dia hidup di dunia manusia. Dan mungkin saja Kuil itu dihilangkan saat siang hari, dan akan muncul malam hari pada hari tertentu.
Pusing. Itulah yang dirasakan oleh Qionglin, dia sudah berjanji jika dia akan membantu Bao Yu untuk mendapatkan raganya. Dia tinggal di raga manusia, yang dimana keluarganya pasti akan mencarinya. Sedangkan Qionglin berpikir sukma raga manusia itu kemana? Hal yang sama sekali tidak pernah Bao Yu pikirkan sebelumnya.
"Mungkin sukmanya masuk ke tubuhku.."
Ucapan Bao Yu yang mungkin sudah ada seratus kali itu terus saja dia ucapkan. Mana mungkin sukma manusia bisa masuk ke raga siluman? Belum lagi jika manusia itu jahat dia akan menggunakan kekuatan siluman untuk membunuh siapapun. Dan mungkin saja akan melanggar peraturan siluman. Diana manusia dan siluman harus berdamai walaupun susah. Atau yang mati pun akan menjadi budak siluman jahat.
"Lebih baik kita pikirkan saja nanti, aku pusing harus berpikir dengan keadaan seperti ini."
Bao Yu menoleh sejenak dia pun menatap Qionglin heran. Wanita itu memang sedikit berbeda akhir-akhir ini. Bao Yu melihat jika wanita itu seperti memiliki beban pikiran yang cukup berat. Kalau saja raganya masih ada dan dia memiliki kekuatan, mungkin Bao Yu bisa membaca dan merasakan apa yang Qionglin rasakan saat ini.
"Apa kau sedang ada masalah? Akhir-akhir ini kau tampak aneh." ucap Bao Yu plan, takut jika ucapannya akan menyinggung perasaan Qionglin.
Wanita itu menggeleng, "Tidak, aku hanya merindukan Ibuku." tentu saja itu berbohong, dia tidak merindukan Ibunya, dia hanya memikirkan ucapan Yuenyi beberapa hari lalu.
Entah kenapa Qionglin jadi berpikir jika Yuenyi akan membatalkan pernikahannya dengan Cheng Feng dan kembali pada Liu. Atau mungkin Yueyin memaksa Liu, untuk berbicara pada Han Co'an jika mereka saling mencintai dan ingin hidup bersama. Dan saat ini Qionglin hidup dalam ketakutan sendiri, sehingga membuat hati dan pikirannya gundah.
Xianlun yang memang berada di sana pun mencela, dan berkata jika Qionglin berbohong. Mana mungkin dia merindukan Ibunya, sedangkan Ibunya saja sudah meninggal dunia sejak Qionglin bertapa. Dia tinggal di Summer Palace bersama dengan hewan-hewan lainnya dan juga Wenhua.
Dia sedang tidak merindukan Ibunya, tapi dia sedang memikirkan ucapan Yueyi dan juga Liu yang membuat Qionglin gundah. Xianlun juga berkata jika Qionglin sebenarnya menyukai Liu hanya saja karena ada Yuenyi, dia memilih pergi dan mengalah. Hitung-hitung Yuenyi itu adalah teman kecil Liu dan lebih lama hidup bersama dengan Liu sebelum Qionglin datang.
Bao Yu tertawa kecil dia pun menganggukkan kepalanya, "Kau sedang jatuh cinta ya? Makanya kau murung beberapa hari ini. Kalau saja aku memiliki kekuatan mungkin aku bisa membaca apa yang kau pikirkan."
"Mana mungkin, dia memiliki cambuk emas yang siluman lain tidak memilikinya. Dan siapapun siluman yang memiliki cambuk itu, tidak ada siluman lainnya yang bisa membaca pikirannya." sahut Xianlun menunjuk Qionglin.
Wanita itu terus saja membanggakan Qionglin dengan cambuk itu. Bahkan Xianlun juga menceritakan apa yang terjadi sebelum Bao Yu datang. Termasuk siuman burung raksasa dan juga siluman lukisan.
"Wah kau mengalahkan itu semua Nona Qiong?" Bao Yu menatap Qionglin tidak percaya, dia meminta wanita itu untuk mengajarkan bertarung. Selama ini dia sama sekali tidak bisa bertarung, dia memang memiliki kekuatan tapi sekalipun saat ditindas wanita itu tidak mampu membalasnya. Dia sangat ketakutan saat mengangkat tangannya untuk bertarung.
"Kau hanya perlu mengepalkan tanganmu dan melayangkan kepalan itu ke arah musuh. Itu sangat mudah, dan aku akan mengajarimu."
"Benarkah? Mulai sekarang ajari aku bertarung, aku ingin kuat sepertimu dan juga Nona Qiong."
Xianlun mengangguk dia pun langsung meminta Bao Yu untuk berdiri dari duduknya. Mumpung cuaca sangat bagus dan tidak turun hujan, wanita itu mulai mengajari Bao Yu untuk bertarung. Kali ini mereka menggunakan tangan kosong lebih dulu, setidaknya Bao Yu memiliki latihan dasar dan tau aturan bertarung seperti apa. Sedangkan senjata mungkin akan sedikit susah, hanya saja perlu kesabaran yang ekstra.
"Apa yang kau pikirkan? Kau memikirkan hal yang sama sekali tidak ada gunanya Qiong. Fokuslah pada tujuan utamamu dan juga perintah Dewi Kwan In."
Ucapan itu langsung membuat Qionglin menoleh, dia pun menatap Wenhua yang duduk di sampingnya dengan tatapan yang fokus pada Xianlun dan juga Bao Yu yang sedang berlatih. "Qionglin, satu diantara mereka bukanlah urusanmu. Kenapa kau bersikeras untuk membantunya." ujarnya.
"Membantu itu tidak perlu melihat penting atau tidaknya. Aku tahu tujuan utamaku untuk mencari tabib Han Guo, dan menyelamatkan pengikut Dewi Kwan In. Menyadarkan manusia dari keegoisan, cinta dan juga kasih sayang. Aku tahu Wenhua, jadi tidak ada salahnya jika aku menolong orang itu bukan?"
Itu memang tidak salah, tapi yang salah adalah saat Qionglin menyimpan rasa untuk manusia itu. Bukannya siluman itu untuk hidup abadi? Dan kenapa Qionglin melanggar satu sumpah siluman untuk hidup bersama dengan manusia? Padahal Qionglin juga tahu jika siluman dan juga manusia tidak bisa bersatu. Sama halnya dengan Zhinu dan juga Niulan. Seorang Dewi Kahyangan yang menikah dengan seorang gembala.
"Aku harap kau tahu siapa kamu dan juga manusia itu, Qiong."
Qionglin semakin gundah dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Disisi lain dia juga tidak mengerti apa itu cinta, dan disisi lain juga Qionglin tidak tahu harus berbuat apa. Pria itu memang terlihat biasa saja, tapi mampu mencuri perhatian Qionglin untuk tidak jauh bersama dengan dia.
Mungkin ucapan pria itu begitu manis, sehingga Qionglin merasa jika dia sangat aman bersama dengan pria itu. Tapi dia juga harus memikirkan keselamatan pria itu jika dia bersama dengan Qionglin. Tidak akan benar dan semua siluman pasti akan mengincar pria itu untuk ditukarkan dengan cambuk emas milik Qionglin.
"Beri aku kesempatan Wenhua, jika aku gagal kita kembali ke Summer Palace."
Wenhua mengangguk, "Ya aku memberimu satu kesempatan. Ingat betul tujuanmu, jangan sampai kau jatuh cinta dengan manusia itu, Qionglin."
Setiap orang memiliki perasaan yang sensitif. Tapi bukankah perasaan itu muncul juga bukan atas kemauan kita? Jika suatu saat nanti Qionglin jatuh cinta dengan Liu, apa itu juga termasuk kemauan dan juga kesalahan Qionglin?
-LoveMyDestiny-