( PESTA PERNIKAHAN)
Setelah Gatot menjenguk aku yang sedang kurang fit hari ini. Akhirnya dia membawa aku berjalan keliling Jakarta dengan mobilnya serta mengajak aku dinner di pinggir jalan.
" Kamu kan udah mendingan. Enggak pengen makan apa gitu yang bikin kamu ngiler?!" tanya Gatot sambil merangkul pinggangku.
" Aku mau bebek rica-rica, cah kangkung dan es jeruk manis" Ujarku tersenyum.
" Yakin nih perut kamu enggak apa-apa kalo makan pedes?!" tanya Gatot curiga.
" Insyaallah enggak apa-apa kok. Ih kamu mah lucu. Tadi bilangnya nawarin aku mau makan apa. Giliran aku udah ngucap mau aku makan apa eh malah nanya balik perutku enggak apa-apa kalo makan pedas?!!" ucapku bingung.
" Aku masih khawatir sama kondisi tubuh kamu yang belum sembuh total aja. Ngeri kamu masuk rumah sakit lagi!!!" ujar Gatot cemas.
" Ya ampun pacar aku emang paling so sweet banget sih?! " Ujarku sambil mencubit pipinya Gatot.
Lalu kami menikmati hidangan makanan malam sederhana namun romantis menurut versi kami. Kemudian Gatot mengantarkan aku pulang ke rumah.
" Terimakasih ya sayang atas waktu luang kamu untuk mengajak aku makan malam romantis" Ujarku sambil tersenyum.
" Iya sama-sama sayang. Aku juga mau terimakasih juga sama kamu yang udah mau makan di pinggir jalan sama aku" ujar Gatot sambil memeluk erat tubuhku.
" Iya sayang. Aku cinta kamu" Ujarku sambil mencium pipi Gatot.
" Aku juga cinta kamu. Aku pamit pulang ya. Salam buat ayah dan bunda kamu ya" ujar Gatot mencium bibirku.
" Iya hati-hati di jalan" Ujarku sambil melambaikan tangan kepada Gatot.
Lalu Gatot pergi meninggalkan rumahku dengan mobilnya. Dan aku masuk ke rumah langsung bergegas menuju kamar tidur untuk beristirahat. Esok harinya Gatot sudah di rumahku untuk mengajak berangkat bersama ke sekolah. Sesampainya di sekolah aku langsung pergi ke ruangan kepala sekolah.
" Assalamualaikum,selamat pagi pak kepala sekolah!!" ujar ku menyapa.
" Wa alaikum salam, dan selamat pagi juga Miss Nana. Kalo boleh tahu ada perlu apa ya datang ke ruangan saya?!" tanya bapak kepala sekolah.
" Pada pagi hari ini saya datang ke ruangan bapak dengan maksud dan tujuan ingin menyerahkan surat pengunduran diri saya untuk tidak lagi bekerja mengajar di sekolah ini di karenakan saya ingin menjadi mencoba bisnis bersama ibu saya" Ujarku menjelaskan.
" Miss Nana yakin nih mau resign?! Sedangkan cara mengajar Miss Nana sangat di sukai oleh semua anak murid di sekolah ini" ujar pak kepala sekolah.
"Saya udah mempertimbangkan keputusan dan bertekad bulat untuk berhenti mengajar. Dan fokus usaha dengan ibu saya " Ujarku menjelaskan.
" Saya belum bisa tanda tangan dan appove pengajuan surat resign. Saya kasih waktu tiga hari lagi untuk Miss Nana pikirkan dengan matang keputusan nya dan jangan sampai ada penyesalan nantinya" ujar pak kepala sekolah.
" Oke baiklah pak. Tiga hari lagi saya akan ke ruang ini dengan maksud dan tujuan yang sama seperti ini" ujar ku dengan wajah kecewa.
Lalu aku ke ruang kelas untuk mengajar dengan hati yang masih kecewa. Saat jam istirahat sekolah aku pun bergegas ke halaman sekolah sambil merenung karena sedang tak nafsu makan. Tiba-tiba datanglah Roger sambil membawa makanan dan minuman menghampiri aku.
" Ngapain kamu ada disini?!" Ujarku dengan wajah ketus.
" Tolong jangan salah paham dahulu. Aku kesini mau makan bareng kamu, Miss Nana. Enggak ada maksud apa-apa kok. Aku juga mau bilang terimakasih kasih karena tidak melaporkan aku ke guru BK( bimbingan konseling) karena telah bertengkar dengan pak Gatot" ujar roger sambil memberikan makanan padaku.
" Jangan berterimakasih kepada aku tapi berterimakasih lah sama Gatot. Dia yang menahan aku untuk tidak melaporkan kamu ke guru BK( Bimbingan Konseling). Karena dia tau kalo kamu di laporkan pasti kamu akan makin membenci Gatot dan bisa jadi akan balas dendam" Ujarku menjelaskan.
" Kini aku sadar kalo memang pak Gatot lebih pantes dengan Miss Nana. Maafkan atas sikap dan perilaku aku selama ini yang menyakiti hati miss Nana ya" Ujar Roger meminta maaf.
" Iya sama-sama. Maafkan aku juga kalo ada salah ucap dan sikap yang pernah menyakiti hati kamu" Ujarku sambil tersenyum.
Dan kamipun mengobrol sambil menikmati makanan yang telah di bawakan oleh Roger. Kami makan berdua sambil bercanda dan mulai memaafkan satu sama lain.
" Ngomong ngomong Miss Nana mau resign ya dari sekolah?!" tanya Roger.
" Iya bener. Kok kamu tahu sih?! Tahu dari mana?!" tanyaku penasaran.
" Iya waktu tadi pagi aku enggak sengaja mendengar percakapan Miss Nana dengan pak kepala sekolah. Maaf ya telah menguping" ujar roger bersalah.
" Iya enggak apa-apa. Aku mulai jenuh mengajar. Mungkin bukan impian aku untuk menjadi guru disini. Aku lebih suka kerja bebas tanpa terikat" Ujarku tersenyum.
" Tolong jangan resign!! Aku janji enggak akan bertengkar lagi!! Enggak akan cari masalah lagi!! Kalo karena aku sering bertengkar dengan pak Gatot. Aku minta maaf ya Miss Nana!!" ujar Gatot merasa bersalah.
" Jangan merasa bersalah. Ini semua bukan kesalahan kamu kok. Seriusan. Aku mau cari suasana baru. Lagian gak enak kalo semua guru tahu kalo aku sama Gatot pacaran. Nanti apa kata mereka mikirnya aku pacaran di sekolah dengan sesama guru" Ujarku berbohong.
" Iya juga sih pendapat dari Miss Nana untuk menghindari omongan yang kurang enak" ujar Roger.
Dan tiga hari kemudian. Aku kembali ke ruang kepala sekolah untuk mengajukan surat resign kembali.
" Selamat pagi,pak kepala sekolah" Ujarku yang sangat ramah.
" Selamat pagi juga Miss Nana. Saya pikir anda merubah keputusan untuk tetap mengajar dan tidak mengundurkan diri" ujar pak kepala sekolah.
" Oh tentu tidak pak. Kan waktu sebelum nya saya bilang ke bapak. Bahwa tekad dan niat saya sudah bulat tentang keputusan untuk resign dari sekolah ini. Jadi saya tidak usah bertele-tele dan ngomong panjang lebar lagi mengenai maksud kedatangan saya ke ruangan bapak" Ujarku to the points.
" Ya sudahlah kalo Miss Nana memaksa. Dengan berat hati saya akan menandatangani surat resign dan memberikan cap dari sekolah ini untuk melagalisir bahwa tepat hari ini Miss Nana telah mengundurkan diri. Dan besok bisa berpamitan dengan semua guru dan semua murid di Sekolah ini" ujar bapak kepala sekolah bersedih.
" Alhamdulillah. Terimakasih atas kerjasama nya pak selama ini. Dan terimakasih sudah menandatangani surat persetujuan pengunduran diri saya" ujarku bahagia.
Kemudian aku keluar dari ruangan kepala sekolah dengan wajah bahagia. Dan aku mulai merapikan semua buku mata pelajaran dan tas ku untuk segera pulang ke rumah. Dan keesokan paginya aku mulai berpamitan kepada seluruh guru yang mengajar bersama di sekolah termasuk Gatot. Tangis campur haru mengiringi kepergian aku meninggalkan sekolah yang telah menjadi pengalaman seru buat aku menjadi pengajar.