Chereads / pesta pernikahan / Chapter 32 - BAB 32. MEMELUK BULAN

Chapter 32 - BAB 32. MEMELUK BULAN

( PESTA PERNIKAHAN)

Setelah terjadi keributan di toko bundaku. Akhirnya bundanya Gatot mengadukan hal tersebut ke Hanabi dengan penuh amarah. Dan membuat perang dingin antara keluargaku dengan keluarga Gatot. Bunda Gatot pulang dengan wajah penuh kesal dan marah terhadap perlakuan aku dan bundaku.

" Bunda abis dari mana?! Kok cemberut Begitu?!" tanya Gatot sambil menonton TV di ruang tamu.

" Bunda abis ketemu sama Nana di toko roti Nya.

" Lah kok enggak bilang kesana?! Kan aku bisa ikut mampir juga kesana" ujar Gatot.

" Ogah. Dan bunda enggak Sudi lagi ketemu Nana juga ibunya yang gak ada akhlak sama bunda. Masa tadi bunda di teriakin sama Nana saat ngobrol. Mana di liatin orang banyak. Udah gitu bunda lagi diem di siram pake air botol mineral oleh ibunya Nana. Kan itu udah kurang ajar banget mas. Masa mereka bersikap seperti itu sama Bunda" ujar bunda Gatot pura-pura menjadi korban penganiayaan.

" Ah masa sih Nana dan bundanya bersikap enggak sopan sama bunda?! Aku enggak percaya. Soalnya kan Bunda udah tahu dan kenal banget sama keluarga Nana. Makanya Menurut aku itu ada yang aneh!!" ujar Gatot tak percaya omongan bundanya.

" Ih beneran. Ngapain sih bunda bohong sama kamu" ujar bunda Gatot.

" Ya udah coba aku telpon Nana sekarang' ujar Gatot.

" Eh jangan dong" ujar bunda Gatot.

" Tuh ketahuan kan bunda bohong sama aku" ujar Gatot meledek.

" Ah kamu. Udah ah bunda enggak mau ngomong lagi sama kamu" ujar bunda Gatot sambil masuk ke kamarnya.

" Hahahha.. bunda bikin ulah Mulu nih" ujar Gatot.

Kemudian Gatot menelpon aku untuk menanyakan kejadian yang telah terjadi di toko roti tadi Sore.

"Kamu lagi dimana sayang?!" tanya Gatot.

" Aku lagi kamar. Baru pulang tutup toko roti. Hari ini tutup cepat karena lagi kurang sehat akunya" Ujarku berbohong.

" Ya udah aku on the way rumah kamu ya" ujar Gatot memaksa.

" Aku mau tidur nih" Ujarku.

" Bodo amat. Aku akan tetap ke rumah kamu" ujar Gatot yang segera meluncur ke rumahku.

Sepuluh menit kemudian Gatot datang ke rumahku dan kamipun mengobrol di halaman depan rumahku.

" Hai sayang. Kelihatannya capek banget hari ini" ujar Gatot sambil mengusap rambutku.

" Iya hari ini lelah banget. Makanya aku dan bunda tutup toko rotinya cepat " Ujarku berbohong.

" Tadi sore bunda mampir ke ruko kamu ya" ujar Gatot bertanya.

" Iya bunda mampir cicipi kue dan roti di toko kami" ucap ku jutek.

" Kalo boleh tau apa yang kalian obrolin?! Aku penasaran nih" ujar Gatot.

" Kamu tanya aja sama bunda" Ujarku ketus.

" Aku udah tanya bunda. Tapi kata bunda suruh nanya ke kamu" ujar Gatot berbohong.

" Aku males ngebahas hal ini" ujar ku cuek.

" Ayo dong. Ceritakan padaku. Aku penasaran banget nih" ujar Gatot sambil menggenggam tanganku.

" Iya. Oke. Aku bakalan cerita dari awal. Jadi sore hari bunda kamu datang ke toko roti kami. Terus aku bawakan kue dan jus. Awal mulanya tanya kabar dengan baik-baik. Terus kemudian bunda kamu nyuruh kita pisah dengan alasan aku gak selevel sama kamu dan hanya Hanabi yang pantas berada sama kamu. Yang parah bunda kamu melempar uang ke wajahku karena kesal denganku. " Ujarku menjelaskan.

" Astaghfirullah!! Aku enggak nyangka bundaku bisa bersikap hal seperti itu sama kamu. Aku minta maaf banget sama kamu" ujar Gatot sambil memeluk erat tubuhku.

" Aku juga mau minta maaf sama kamu. Waktu bunda kamu melempar uang ke wajahku. Terus bunda aku menyiram air mineral ke atas kepala bunda kamu. " Ujarku memelas.

" Enggak usah khawatir. Aku juga enggak suka sama bunda karena lebih membela Hanabi daripada kamu. Makasih banyak buat bunda kamu malahan udah ngasih pelajaran buat bundaku" ujar Gatot.

" Aku berpikir mungkin benar dengan omongan bunda kamu. Kalo kita harus berpisah" Ujarku bersedih.

" Please jangan berkata itu lagi. Aku enggak mau dengar. Yang menjalani hubungan kita. Yang merasakan cinta kita. Kenapa kamu harus mikirin omongan bunda aku?!" ujar Gatot.

" Gimana aku enggak mikirin kalo bunda kamu bilang gak akan ngasih restu sama hubungan kita" Ujarku menangis.

" Udah enggak usah pikirkan omongan Bunda. Suatu saat juga dia akan berubah kok. Percaya aku ya" ujar Gatot sambil mencium bibirku.

Dan kami berciuman di depan halaman rumahku. Seketika hujan deras turun dengan air dan petir. Akhirnya aku dan Gatot masuk ke ruang tamu untuk berteduh. Lalu datanglah bundaku menghampiri kami.

" Jangan kemalaman ya kalian Ngobrol nya. Nanti bunda jadi gak bisa tidur mendengarkan kalian mengobrol saat di kamar tidur" ujar bundaku.

" Iya bunda. Nanti kalo hujan reda aku langsung pulang kok" ujar Gatot.

" iya jangan larut malam baliknya. Gak enak sama tetangga" ujar bundaku ketus.

" Iya bunda" ujar Gatot.

Akhirnya gatotpun pulang ke rumahnya. Aku pun langsung masuk kamar dan langsung tidur. Sesampainya di rumahnya Gatot. Dan esok paginya saat sarapan pagi . Bunda Gatot sudah memasak dan mempersiapkan makanan untuk sarapan.

" Bunda sebenernya kemarin ngapain sih ke toko nya Nana?! Kok semalam aku ke rumahnya tapi dia gak cerita apapun. Malah bilangnya suruh tanya bunda?!" Ujar Gatot memancing.

" Bunda cuma ngobrol biasa kok. Enggak ada apa-apa kok" ujar bundaku.

" Tapi kok kemarin bunda bilang kalo kepalanya bunda di siram air mineral sama Bundanya Nana?!" ujar Gatot memancing lagi.

" Iya bunda kan lagi ngobrol sama Nana. Tiba-tiba Bundanya Nana langsung menyiram air ke kepala bunda. Udah gitu doang" ujar Bundaku ketakutan.

" Yakin nih cuma ngobrol biasa doang?!" ujar Gatot.

" Iya beneran ngobrol biasa mas Gatot" ujar bundaku.

" Ah enggak percaya nih aku sama bunda" ujar Gatot.

" Iya bunda jujur kalo ke toko roti Nya Nana nyuruh dia buat pisah sama kamu. Karena dia masih ngotot enggak mau pisah sama kamu. Akhirnya bunda kasih dia uang. Tapi Nana menolak uang dari bunda. Terus pas waktu bunda ngasih duit ke Nana tiba-tiba Bundanya Nana siram air ke kepala bunda. Kan gak sopan banget sama Bunda" ujar Bunda menangis.

" bukannya bunda ngelemparin uang ke wajah Nana?! Terus ngancam enggak ngerestuin hubungan aku dengan Nana. Dengan alasan level kita dengan Nana berbeda. Benar bukan?!" tanya Gatot.

" Kok kamu tahu hal itu?! Kamu tahu darimana?!" ujar bunda.

" Aku kan banyak mata-matanya . Semua gerak gerik bunda aku pasti tahu. Jadi bunda mau bohong pun aku tahu. Aku pengen tahu sejauh mana bunda bisa jujur sama aku. Jujur aku kecewa banget sama sikap dan ucapan bunda sama Nana dan bundanya Nana" ujar Gatot.

" Biarlah. Biar mereka sadar kalo mereka tak selevel sama kita. Dan hanya keluarga Hanabi yang selevel sama kita" ujar bunda Gatot.