Chereads / pesta pernikahan / Chapter 18 - BAB 18. AKU PERGI SAMBIL MEMBALUT LUKA

Chapter 18 - BAB 18. AKU PERGI SAMBIL MEMBALUT LUKA

(PESTA PERNIKAHAN)

Seperti hujan. Rindu adalah gerimis yang melebar dengan tiba-tiba menghadirkan bayangmu dalam anganku selalu. Dan selama tiga tahun aku berusaha menjauh dari Gatot dan Claude sampai kelulusan SMA. Setelah lulus SMA aku memutuskan berkuliah di Jogjakarta dekat rumah nenek dari Ibuku. Saat liburan aku selalu sempatkan diri berkunjung ke Jakarta walaupun hanya beberapa hari saja. Dan kembali ke Jogjakarta lagi.

" Gimana kabar kamu,sayang?" tanya bundaku lewat video call.

" Alhamdulillah baik, Bunda." jawabku tersenyum.

" Kamu Jangan lupa makan dan jaga kesehatan ya. Jangan ngerepotin nenek disana. Harus selalu bantu nenek masak. Dan belajar jadi ibu rumah tangga"

" Iya siap bunda dan laksanakan" jawabku sambil menutup percakapan telepon.

Kini aku mulai fokus kuliah dan belajar. Tak lagi memikirkan Gatot dan Claude. Karena semenjak aku memutuskan menjauhi mereka aku telah mengganti nomer hapeku. Dan mencoba menjadi wanita mandiri. Aku pergi menghindari mereka untuk membalut luka batin yang terdalam.

" Nduk, tolongin nenek belikan bahan masakan di pasar ya. Semuanya sudah di catat dalam kertas" ujar nenekku.

" Iya siap nek. Saya langsung pergi ke pasar" ujarku sambil berjalan kaki menuju pasar yang jarak tempuh nya hanya sepuluh menit dari rumah nenek.

Setiap hari aku pergi ke pasar untuk belanja bahan makanan sehari-hari. Dan setelah habis dari pasar aku langsung membantu nenek memasak di dapur. Dan kemudian makan berdua dengan nenek karena kakek sudah sembilan tahun telah tiada karena sakit jantung. Jadi aku pindah ke Jogja sekalian nemenin nenekku yang hidup sendirian di kampung.

" Nduk, nenek sudah bekelin makanan nih. Kamu bawa ya. Kan lumayan di luar kampus jajanan mahal dan tak bergizi. Kalo kamu bawa bisa ngesave duit".

" makasih nenek atas perhatian dan kasih sayang nya sama" ujarku berpamitan mau berangkat kuliah.

" Iya sama-sama nduk. Hati-hati di jalan".

Aku langsung bergegas menuju kampus untuk berkuliah. Kegiatan rutin yang selalu aku lakukan di rumah nenek. Waktu berjalan tanpa henti dan terus berputar seperti roda. Dan tanpa terasa lima tahun sudah aku lalui berkuliah di Jogjakarta. Kini aku akan melakukan wisuda kelulusan ku yang turut di hadiri ayah,ibu dan nenek ku. Kami berfoto bersama dalam kampus ku.

" Selamat ya sayang sudah wisuda dan jadi sarjana" ucap Ayahku.

" Selamat juga ya sayang. Akhirnya penantian meraih sarjana sudah tercapai" ujar ibuku.

" Selamat ya nduk sudah lulus. Nenek bakalan sendirian lagi" ujar nenekku.

" Terimakasih atas ucapan ,doa dan support nya selama ini." ujarku bahagia.

Seminggu setelah wisuda kelulusan. Aku telah berjanji pada ibu dan ayahku untuk kembali ke Jakarta dan mencari pekerjaan di Jakarta. Meski harus berat hati meninggalkan nenek ku yang sendirian di kampung halaman.

" Aku pamit ya,nek. Jangan lupa makan, jangan lupa minum vitamin juga jaga kesehatan selalu ya. Kalo aku ada waktu bakalan maen kesini lagi" ujarku menangis sambil berpelukan dengan nenek.

" Iya hati-hati di jalan ya. Jangan lupakan kenangan disini sama nenek. Akan nenek tunggu kamu untuk maen kesini lagi" ujar nenekku sambil melepaskan kepergian aku.

Dan ayah serta ibu telah datang ke Jogjakarta menyempatkan waktu untuk menjemput ku dari Jakarta. Di dalam perjalanan menuju Jakarta aku menangis karena harus meninggalkan nenek di kampung halaman demi menepati janji dengan orangtuaku. Akhirnya sampai juga kami di Jakarta.

" Aku langsung ke kamar ya Bunda. Udah kangen kamarku" ujarku bergegas menuju kamar tidur ku.

" Jangan lari-lari sayang. Nanti kamu jatuh" ujar ibuku mengomel.

" Ayah langsung istirahat ya. Besok ayah harus berangkat kerja pagi" ujar ayahku masuk kamarnya.

Setelah hampir lima tahun lebih. Aku sudah melupakan Gatot dan Claude saat di jogjakarta. Kini kembali lagi di Jakarta aku harus berusaha untuk tak mau berhubungan lagi dengan mereka yang hanya membuat aku patah hati. Esok pagi saat sarapan di ruang makan.

" Kamu niatnya mau cari kerja dimana?!" tanya ayahku.

" Aku belum tahu yah. Masih mencari-cari info lowongan kerja di internet" ujarku.

" Mau kerja kantoran??!! Kerja di bank?!! Atau jadi guru?! tanya Ibuku.

" Apa ajalah bunda. Yang penting aku ada kegiatan setelah lulus kuliah. " ujarku sambil menikmati sarapan.

" Kalo kamu berminat jadi guru. Bunda ada kenalan nih temen bunda Pak Argus. Dia temen bunda waktu kuliah. Sekarang jadi kepala sekolah di SMA negeri tempat dulu kamu sekolah.

" Wah aku gak nyangka bunda punya banyak kenalan ya" ujarku bangga.

" Wah ide bagus tuh, Bunda. Nana punya channel orang dalam agar bisa di terima mengajar disana" sahut ayah.

" Aku sih mau. Tapi aku kan belum ada pengalaman mengajar siswa. " ujarku pesimis.

" Ya kan belum di coba. Belum tahu hasilnya" ujar ibuku.

" Ya udah nanti aku coba kirim CV lewat email" ujarku.

Ayahku langsung berangkat kerja ke kantor nya setelah sarapan bersama. Dan aku mulai mengirimkan CV lamaran pekerjaan ke berbagai lowongan kerja di internet termasuk ke tempat sekolah mengajar yang di rekomendasikan oleh bundaku. Setelah menunggu hampir dua mingguan, akhir nya aku dapat balasan dari emali sekolah yang dulu pernah aku belajar Disana. Senin pagi hari di SMA Harapan Bangsa. Aku langsung masuk ke kantor kepala sekolah.

" Selamat pagi,pak" ujarku menyapa.

" Selamat pagi juga,mbak Nana. Terimakasih sudah bisa hadir di sekolah ini. Dan saya Pak Argus kepala sekolah disini ingin memberi tahu bahwa anda telah di terima Bekerja Disni sebagai guru Honorer di bidang pelajaran ekonomi".

" Iya terimakasih pak telah menerima saya sebagai seorang guru honorer di sekolah ini. "

"Nanti saya suruh wakil kepala sekolah untuk membantu anda berkeliling dan mengenal lingkungan sekolah disini".

Lalu pak Argus menelpon wakil kepala sekolah untuk menemaniku berkeliling sekolah yang dulu aku pernah belajar Disini. Saat sedang berkeliling semua siswa di sekolah pun berteriak melihat kami berkeliling berdua terutama siswa laki-laki nya yang histeris sambil juga bersiul kepadaku.

" Sekian sudah kita sudah berkeliling gedung sekolah. Besok miss Nana bisa mulai bergabung dan mengajar di sekolah ini" ujar pak Balmond selaku wakil kepala sekolah.

" Iya terimakasih banyak atas waktunya pak" ujarku ramah.

" Miss Nana bisa berkenalan dengan semua guru di ruang guru" ucap pak Balmond yang mengantarkan aku ke ruang semua guru.

Saat tiba di ruang guru aku berkenalan dan bersalaman dengan semua guru yang ada disana. Namun saat aku berkenalan dan bersalaman dengan guru olahraga disana. Aku pun terkejut dengan sosok yang dulu aku benci kini hadir di depan mataku.

" Nana!!" ujar Gatot memelukku erat.

" Siapa ya?!" ujarku bingung.

Setelah kelulusan SMA aku pun mulai lupa dengan wajah dan nama Gatot serta Claude karena aku berusaha melupakannya.

" Ini gue Gatot sahabat elu" ujarnya sambil tersenyum bahagia.

" Hah?! Gatot?! " ujarku terkejut.

Orang yang selama lima tahun lebih aku lupakan. Kini aku harus bertemu lagi dengannya. Dan mengajar di gedung sekolah yang sama. Yang mengejutkan dia juga menjadi guru olahraga di sekolah yang sama aku ajarkan.

" Apa kabar?! Elu kemana aja?! Gue kangen banget sama elu?!

" Gue baik aja. Gue kuliah di Jogja. Baru balik ke Jakarta.

Dan semua guru yang melihat kami terlihat bingung dengan kehebohan Gatot padaku.