"Vin. Lo liat Richo, ga?" tanya Jav.
Marvin yang sedang membaca buku mengalihkan pandangannya, dia menoleh. "Engga. Bukannya, dia sama lo tadi?"
Jav menautkan alis. "Lah bisa ilang gini, si!"
"Hah..apaan yang ilang?" Vano berlari cepat menuju Jav yang berdiri, nafasnya memburu.
"Richo yang ilang." Ridwan menimpal, di duduk di meja Marvin.
"Kok bisa?"
Mereka semua terheran, Richo tidak biasanya pergi tanpa mereka sadari. Biasanya walau tidak pamit cowok itu nampak kepergiannya.
"Apa dia bolos buat ketemu Freya?" asal Vano.
Marvin berpikir, Richo pasti ada urusan yang memang harus dia luruskan. Bukankah cowok itu mempunyai banyak masalah? Selain jelas dengan Freya, tapi dia adalah cowok yang terkenal dengan julukan 'si biang masalah'.
Vano mekirik Marvin yang melamun, tangannya menepuk cowok itu. "Heh, lo ngelamu? Apa lagi mikirin Richo dimana? Lo tau sesuatu, kan?"
Marvin berkedip, "Kalaupun tahu, gue pasti susul."