Devan tergesa-gesa mencari ruangan yang dia cari selama sudah berkeliling dua putaran, dia terlalu khawatir dengan Freya. Ternyata cewek itu di kabarkan kecelakaan saat pulang sekolah, sehingga Devan harus segera untuk melihat keadaan adik semata wayangnya itu.
"Kak Devan."
Cowok itu menoleh, dia melihat tangan yang melambai. Devan berlari kecil menghampiri, napasnya terengah-engah.
"Kakak kayak abis lari maraton aja, si." dia tertawa kecil.
Devan berdecak sebal. "Heh, tawain orang tua kualat kamu."
"Emang Kakak udah tua, ya?"
Devan menatap seram.
"Yaudah yuk, aku anterin ke ruangan Freya."
Devan akhirnya mengikuti dari sampingnya, dia bersyukur juga cowok itu mengenalinya saat dia ketar-ketir mencari ruangan yang membuatnya pusing tujuh keliling.
"Freya, gimana bisa kamu gini? Bikin Kakak sama Papa kahawatir aja si!" cerocos Devan menatap Freya yang terbaring.
Cewek itu tersenyum tipis, "Maaf. "