Milano terkekeh, lama-lama dia terbahak hingga menggema, membuat Trian, Galen dan Guntur menyatukan alis bingung.
"Elo?" tunjuk Milano yang masih tertawa.
Richo tersenyum lebar, dia hari ini terlihat bak pangeran.
"Sumpah lawakan lo najis banget."
Richo acuh, dia berjalan mendekat ke arah Freya. "Kamu udah sarapan?" tanyanya, Freya mengangguk sekali, dia enggan bicara.
"Padahal aku bawain." Richo mengeluh, tapi dia melirik teman-teman Freya. "Lo semua udah sarapan?"
Yang di lirik hanya memicingkan matanya, mereka tidak suka Richo berpura-pura sok dekat apalagi akrab.
"Tuli apa." dengus Richo yang menempatkan kresek itu ke meja dekat sofa.
"Kak Devan, ga ngabarin kalau mereka datang." ucap Richo, dia duduk di sisi ranjang.
"Lo datang, Kak Devan pulang."
Richo mengerutkan dahi. "Kok, ga ketemu di parkiran." gumamnya.
"Sore nanti juga gue pulang." ucap Freya.
"Lo keliatan masih lemes, Ya. Mending sehari lagi." tutur Trian.
Milano mengangguk. "Iya, daripada nanti drop."
