Gibran datang menemui Freya di ruangannya. Kata Devan, Freya ingin segera pulang sore harinya juga.
"Freya, maafkan Papa kemarin tidak bisa menjenguk kamu." Ucap Gibran merasa bersalah, Papa itu memegang bahu Freya mengusapnya lembut.
Cewek itu mengulas senyum, "ga apa-apa kok, Pa. Lagian luka Freya juga ga terlalu serius."
Gibran membalas senyuman. "Beruntung, putri Papa kuat."
Sebenarnya kaki Freya juga dirasa sakit juga lemas saat dia sempat berdiri untuk ke kamar mandi. Kala itu Nayla sudah pamit pulang, sedangkan Richo membeli makanan untuk Freya yang katanya mendadak lapar. Dengan sendirinya dia pergi ke kamar mandi untung buang air kecil.
"Iya dong."
Richo juga kembali setelah membayar administrasi perawatan Freya selama disana.
"Semuanya beres, om." Ucapnya.
Gibran tersenyum. "Terimakasih , ya. Kamu sudah setia menemani Freya."
Richo terkekeh. "Om sama Kak Devan 'kan sibuk, lagian Richo juga peduli sama Freya." Cowok itu melirik Freya, dia sangat menyayanginya.