Chereads / Mantra Penari Ke 7 / Chapter 58 - Kau Lebih Tertarik Dengan Masalahku, Atau Masalah Natsuha?

Chapter 58 - Kau Lebih Tertarik Dengan Masalahku, Atau Masalah Natsuha?

Raja Keito melangkah menuju kediaman Ratu namun...langkahnya terhenti didepan pintu yang dijaga ketat oleh Prajurit Istana.

"Yang Mulai, apa Anda enggan masuk ke dalam?" suara lembut Eun Sha memecahkan lamunan sang Raja.

"Aku hanya memikirkan tentang suatu hal. Kenapa kau belum tidur juga Ratuku?"

"Karena hamba khawatir dengan kesehatan Yang Mulia. Sadarkah Yang Mulia tentang satu hal ini? Semenjak Anda sadarkan diri dari pingsan yang panjang perilaku Anda sangat berbeda dari biasanya. Contohnya seperti sekarang. Yang Mulia jadi sering keluar larut malam." protes Eun Sha sambil menggandeng Raja Keito masuk ke dalam kediamannya.

Eun Sha membimbing penuh kesabaran Suaminya menuju peraduan. Eun Sha duduk disamping Raja Keito lalu memijit pelipis sang Suami.

"Apa pun masalah Anda...bisakah dibicarakan dengan hamba? Bukan maksud hamba untuk menambah beban Yang Mulia. Tapi...selama bertahun-tahun, Anda selalu terbuka kepada hamba tentang apa pun permasalahan yang menghadang. Sehingga ketika Anda menutup diri begini kepada hamba...entah Kenapa itu mengusik hati hamba" suara sedih Eun Sha mampu menggetarkan jiwa Natsuha di dalam tubuh sang Raja.

Raja Keito meraih kedua telapak tangan Ratu Eun Sha dari pelipisnya lalu menggenggamnya lembut.

"Maaf jika sikapku akhir-akhir ini membuatmu merasa terabaikan. Seharusnya kau tahu betul aku tidak akan pernah sanggup mengabaikan Istri secantik ini" sambut Raja Keito kini membelai lembut kepala Eun Sha.

Natsuha? Ya, aku merasa...sedang bersama Natsuha bukan Suamiku Keito. Belaian di kepala ini...terasa sama seperti saat aku dan Natsuha masih bersama dahulu. Seketika Eun Sha menggelengkan kepala.

Apa yang sedang kulakukan?! Bisa-bisanya memikirkan Laki-laki lain dihadapan Suamiku sendiri! Sesal Eun Sha memaki diri sendiri.

"Apa kesalahanku sangat besar hingga tak ter maafkan olehmu?" Raut wajah panik terlihat jelas saat Raja Keito melontarkan pertanyaan ini.

"Bukan begini seharusnya Yang Mulia. Bukan permintaan maaf yang hamba inginkan dari Anda. Tapi penjelasan kenapa Anda begitu gelisah akhir-akhir ini bahkan... terkesan ingin menghindar dari Istri Anda ini. Jika memang sulit untuk dikatakan, setidaknya Anda bisa memberi alasan tepat agar hamba tidak merasa terabaikan" Eun Sha tertunduk gemas.

"Memang ada masalah yang belum siap untuk kukatakan padamu Eun Sha. Aku takut ini akan membebanimu jika ku utarakan masalahku padamu sekarang. Karena masalahku, ada hubungannya dengan Natsuha. Tidak mungkin rahasia pribadi antar Pria itu kukatakan padamu". Natsuha dalam raga Raja Keito berharap, dengan jawaban ini, tidak akan ada pertanyaan selanjutnya.

Tak terduga reaksi Eun Sha justru semakin tertarik dengan topik pembicaraan yang baru saja. Matanya berkilat tanda minat setinggi langit.

"Kau sangat tertarik ya...apa harus ku beberkan sekarang juga?" ucapan Raja Keito kali ini terdengar tidak ada ragu.

"Jika Anda bersedia," jawab Eun Sha tanpa dipikirkan lagi.

"Kau lebih tertarik dengan masalahku, atau masalah Natsuha? Wajahmu berseri seketika saat aku menyebut namanya. Tidakkah kau, terlalu menyepelekan perasaanku?"

"Yang Mulia..."penyesalan kini terlihat di wajah Eun Sha.

"Istirahatlah setelah kau merenungkan kesalahanmu. Ingatlah Istriku. Ini terakhir kalinya aku menahan kecemburuanku. Lain kali, jika ini terulang kembali Natsuha tidak akan menginjakkan kaki lagi di Istana ini" Keito palsu segera merebahkan diri di peraduannya pura-pura tidur.

Keesokan harinya.

Eun Sha menemani Raja Keito berjalan-jalan di Taman. Langkah mereka berhenti ketika mendengar ada langkah kaki lainnya sedang mendekati.

"Yang Mulia" sapa Natsuha sambil membungkukkan badan takzim. Melihat Keito asli mendekat kearahnya, Keito palsu langsung memucat.

"Apa persiapan kepergianmu sudah selesai?" tanya Raja Keito dingin.

"Ya, Yang Mulia" jawab Natsuha setegas mungkin.

Ia sudah mempersiapkan diri dengan belasan alasan masuk akal agar dapat segera keluar dari Istana.

"Pergi?" sahut Eun Sha menatap penuh tanda tanya pada Natsuha, lalu mengalihkan pandangan pada Suaminya.

"Bisakah kita berdua bicara? Empat mata?" tambah Eun Sha tak sabar karena tak kunjung juga mendengar jawaban dari Raja.

Natsuha tetap berdiri ditempat sambil memperhatikan kemana Raja Keito dan Eun Sha melangkah.

"Bagaimana bisa Anda mengusir Natsuha begitu saja hanya karena sikap hamba semalam. Yang Mulia...hentikan keputusan kekanak-kanakan seperti ini" mohon Eun Sha merasa bersalah pada Natsuha.

"Kenapa? Kau pikir aku memutuskan untuk mengutusnya pergi menemui Raja Negeri seberang karena apa yang kau katakan semalam? Sepicik itukah diriku dimata Ratuku?"

"Lalu, apa masuk akal jika ini hanya sebuah kebetulan? Jelas-jelas semalam Anda merajuk" ketus si Ratu salah pahaman.

"Biar kuluruskan pemikiranmu yang sudah terlanjur salah itu Ratu" jawab Raja kesal.

"Natsuha!! Katakan sejujurnya pada Ratu Negeri ini!! Apa kau menerima tugas ini dengan paksaanku?!" teriak Raja Keito nyaring.

"Hamba tidak mengerti dari mana asalnya dugaan semacam itu?! Hamba melakukannya dengan kemauan hamba sendiri". Jawab Natsuha nyaring.

"Kau sudah mendengarnya sejelas mungkinkan? Jika kau keberatan Natsuha pergi, aku bisa memerintahkan orang lain untuk mengambil alih" tegas Raja Keito menatap Eun Sha dan menantikan jawaban. Eun Sha hanya tertunduk malu sekaligus merasa bersalah.

"Maafkan hamba atas prasangka buruk terhadap Anda Yang Mulia. Mohon jangan terlalu lama marah kepada hamba" mohon Eun Sha tak berdaya.

Tapi suara panggilan Raja Keito membuyarkan lamunan Eun Sha. Wanita itu merespon dengan tatapan canggung sekaligus bingung.

Kenapa aku membayangkan hal tidak pantas untuk dikatakan, kepada Yang Mulia seperti ini? Batin Eun Sha sambil menatap lekat Suaminya.

"Kurasa, persahabatan kalian sangat kuat. Aku merasakan hawa kesedihan menguar di Istanaku. Kurasa itu karena kau tidak mengatakan soal kepergianmu hari ini padanya. Pergilah kalian. Manfaatkan waktu sempit ini, untuk perpisahan yang manis" kata Raja Keito sambil tersenyum manis.

Eun Sha justru menatap ragu pada sang Raja mengingat bukankah semalam Baginda Raja mengutarakan kecemburuannya? Lalu..., apa ini terlihat masuk akal dihari ini dengan mudah mengizinkan Istrinya pergi berdua dengan Natsuha?

"Jika Anda berkenan, ada festival layang-layang di sekitar sini. Bukankah sudah lama Anda tidak melihat hal semacam itu Ratu?" Natsuha membuka suara.

Eun Sha membalas Natsuha dengan tatapan teduh sambil menganggukkan kepala.

Mereka memberi hormat undur diri pada Raja dan berjalan keluar Istana. Eun Sha tersenyum sambil menggelengkan kepala tentang kekhawatiran tak berartinya kali ini. Jelas sang Suami tidak akan membiarkan Istrinya hanya berduaan dengan Natsuha yang mempesona...dimana ada Ratu, jelas disitu juga ada para Pengawal Istana.

"Yang Mulia, apa Anda sehat?" ada guratan khawatir di wajah tampan itu.

"Apa aku terlihat sangat kacau?" tanya Ratu Eun Sha yang menyamar bersama Natsuha menjadi rakyat biasa.

"Pikiran Anda jelas terlihat kacau dengan respon yang selalu lambat ketika diajak bicara seperti ini" jawab Natsuha sambil menghela nafas perlahan.

"Sebenarnya aku tidak menyukai ide kau pergi ke Mongol. Kau...tidak sedang dalam keadaan sehat untuk melakukan perjalanan jauh" tandas Eun Sha tanpa basa-basi.

Natsuha tersenyum simpul lalu membeli satu layang-layang yang ditawarkan kepadanya oleh si penjual layang-layang.

"Bukankah Anda tinggal mendoakan saya dari tempat ini untuk kesehatan hamba?" jawaban itu membuat Eun Sha tak bisa berkata-kata lagi.

Terlihat Natsuha ingin mengalihkan pembicaraan dengan bermain layang-layang.

"Pengawal. Temani Ratu untuk beristirahat ditempat yang teduh sambil melihatku memainkan layang-layang ini" perintah Natsuha membuat perasaan Eun Sha bergejolak lagi.

Hanya Raja Keito yang mengerti bahwa sang Ratu tidak tahan berdiri terlalu lama diterpa sinar matahari yang sangat terik.