"Nampaknya ada yang mencoba meracuni Yang Mulia Ratu dengan racun yang langka. Untuk itu hamba, membutuhkan dua Tabib spesialis di sini untuk memastikan racun apa yang bersarang dalam tubuh Ratu Negeri ini" jawab sang Tabib penuh wibawa.
"Racun?! Penjagaan seketat ini masih saja ada penyusup?! Apa saja yang dikerjakan semua Pengawal Istana di kediaman Ratu sebenarnya?!" teriak sang Raja murka sambil mengusap wajahnya berulang kali.
"Mohon tenang Yang Mulia. Biarkan Tabib kembali bekerja agar Ratu, dapat segera tertolong" Natsuha menepuk bahu sang Raja dengan kepala dingin.
Tabib mohon diri dan kembali bekerja dengan dua Tabib lainnya. Raja Keito palsu melihat sebuah benda yang asing baginya di atas meja sang Ratu.
"Yang Mulia, kapan Anda membelikannya sebuah sisir bunga sakura emas?" bisik Keito palsu pada Natsuha palsu.
Sang Raja asli menoleh searah dengan sudut pandang Natsuha asli. Ia hanya menggelengkan kepala tanda tak pernah memberikan benda apa pun pada Ratu akhir-akhir ini. Keito palsu segera berjalan mendekati meja rias Ratu.
Keito palsu mengambil selembar sapu tangan dari balik baju kebesarannya lalu mengambil sebuah sisir bermotifkan bunga sakura menggunakan sapu tangan tersebut.
Ia memicingkan mata memeriksa ada serpihan serbuk emas menempel pada sisir itu.
"Tabib Ghotaro!! Suruh timmu yang lain untuk meneliti serbuk emas apa yang menempel di sisir ini" perintah Raja Keito yang langsung di ambil Dayang perawat Istana mewakili sang Tabib.
"Cepat teliti aku butuh hasil, secepatnya" Raja Keito menekankan kalimat secepatnya pada sang Perawat Istana.
"Baik Yang Mulia" jawab sang Perawat Istana beranjak pergi dari kediaman Ratu. Natsuha palsu bergerak mengikuti kemana perginya sang Dayang perawat.
"Hikari. Apa kau terus mendampingi Ratu atau kau sempat meninggalkannya?" tanya Raja menatap Hikari setajam mata elang.
"Hamba selalu ada kapan pun Ratu membutuhkan hamba. Yang Mulia...,hamba berani bersumpah tidak sembarang orang bisa keluar masuk kediaman Ratu Eun Sha sesuka hati. Bahkan hari ini berjalan seperti hari biasanya tapi...,"
"Katakan apa yang kau tahu semuanya. Jangan ada sedikit pun kesaksian yang kau tutupi" tegas Raja Keito sambil menatap Hikari penuh selidik.
"Selir. Selir Kimiko sempat bertamu ke kediaman Ratu untuk memberikan semangkuk bubur hangat. Tapi Yang Mulia, tidak ada racun di dalam bubur itu."
"Dayang yang Baginda perintahkan menyortir setiap makanan yang akan dimakan Ratu, sudah memastikan tidak ada kandungan racun di dalam bubur itu" jawab Hikari selancar mungkin tanpa ada yang ditutupi.
"Bagaimana dengan barang pemberian? Apa beliau memberikan sesuatu pada Ratu?"
"Maaf Yang Mulia. Saat itu Ratu memerintahkan hamba meninggalkan beliau bersama Selir Kimiko untuk berbincang-bincang. Sehingga hamba tidak tahu pasti soal ada atau tidak adanya barang pemberian tersebut" jawab Hikari tegas.
Sang Raja hanya mampu mengepalkan kedua telapak tangan, meski ingin rasanya mendatangi Kakaknya Kimiko untuk mencari tahu kebenarannya. Tapi sekarang, yang terpenting adalah keselamatan Ratu Eun Sha itu sendiri. Jika sampai hidup Wanita itu berakhir, artinya...Dewa sedang merenggut oksigen untuknya agar dapat bernafas dan terus hidup.
Sama saja seperti membuat sang Keito palsu mati perlahan. Terlihat ketiga Tabib masih sibuk menentukan ramuan herbal mana saja yang bisa digunakan sebagai tahap pertolongan selanjutnya. Ratu Eun Sha akhirnya memuntahkan racun tapi tak semua racun dapat keluar dengan mudah karena telah merasuk ke dalam pori-pori kulit sang Ratu. Para Tabib dan Dayang Perawat bekerja keras untuk menyingkirkan seluruh racunnya.
"Yang Mulia..."panggil si Tabib memberi penghormatan. Raja Keito berjalan gontai sambil menatap Ratunya yang terkulai lemah.
"Ratu sudah melewati masa krisisnya. Mohon jangan mengkhawatirkannya lagi. Beliau hanya perlu menjalani tahap pemulihan" tambah Tabib Istana lembut. Ucapan Tabib Ghotaro mampu merontokkan segala beban di pundak Natsuha asli.
"Hamba mohon diri" sekali lagi Tabib berujar dan dijawab dengan senyuman bersinar dari si Raja.
Pria bernama Natsuha, yang terpaksa meminjam tubuh Suami dari Wanita yang dicintainya itu, berjalan mendekati peraduan Ratu Eun Sha. Entah mendapatkan keberanian dari mana, Natsuha menggapai telapak tangan kanan si Ratu, lalu mengecupnya berulang kali sambil terus beruraian air mata.
Untuk kedua kalinya Ratuku. Nyawamu dalam bahaya. Bagaimana jika aku harus pergi meninggalkanmu? Apa Raja akan menjagamu lebih baik dariku? Apa Kimiko akan bertambah membencimu karena aku?
Bagaimana?
Bagaimana aku bisa?
Meninggalkanmu di sekitar Kimiko?
Untuk itu....
Kumohon jadilah lebih kuat Eun Sha. Agar kau dapat mengecap indahnya kehidupan bersama cintamu, dan aku bisa pergi dengan tenang.
Balai pusat Penelitian Istana.
Sementara itu, Natsuha palsu melihat kedatangan para Tabib untuk melakukan penelitian tentang sisir yang diserahkan Raja Keito palsu, kepadanya. Natsuha terus mendampingi sang Dayang Perawat agar tidak ada pihak mana pun, yang mencoba menyabotase usahanya untuk mengungkapkan penyebab Ratunya keracunan.
Mereka, para Tabib dan Dayang Perawat masuk ke dalam ruangan steril sambil membawa sisir emas berbentuk bunga sakura.
Natsuha bersandar ke dinding, tubuhnya seolah lemas dan berakhir ambruk ke atas lantai.
Aku pikir..., dengan memilikimu, aku bisa membahagiakanmu Ratuku. Apa kau dapat melihat kenyataannya sekarang?
Yang ada...aku selalu menempatkanmu ke dalam bahaya. Dan Natsuha selalu datang untuk menyelamatkan hidupmu.
Lalu siapakah aku ini?
Aku Keito, Suamimu sayang, tapi aku tak mampu berbuat apa pun untukmu saat ini.
Bagaimana?
Bagaimana bisa?
Bagaimana bisa aku membiarkanmu terus berada disisinya sementara hatiku terus tersayat tiap kali kulihat kalian berdua tersenyum bersama?
Tapi lihatlah Eun Sha...
Bahkan kali ini pun!! Aku terpaksa membiarkannya berada disisimu karena dengan begitu jantungmu akan tetap terus berdetak. Kimiko tidak akan dapat menyentuhmu jika kau, berada disisinya. Keito asli menangis sambil membenamkan wajahnya dengan kedua tangan yang bertengger diatas kedua lututnya.
"Bagaimana kau bisa mengatakan obsesimu sebagai cinta Kimiko? Kenyataannya kau, membuat dua orang yang kau cintai jadi menderita. Secepatnya. Aku harus menghentikanmu secepatnya. Bagaimana pun caranya!!" desis Sizuka yang melihat dua manusia bernama Keito dan Natsuha menangis melalui media semangkuk teh hitam.